Oleh: Syafri Adnan Baharudin, eks Dubes WTO dan Pengamat Bola
Bola, INDONEWS.ID - Saya sepakat dengan pendapat kebanyakan orang bahwa partai ini sungguh membosankan, terutama di babak pertama.
Sedemikian membosankannya, sampai beberapa orang tertidur di kursi saat menonton langsung di Stadion Krestovsky, St Petersburgh.
Bahkan para pundit TV BBC, diantaranya mantan pemain timnas Inggris Micah Richards bersama sesama pundit, memilih bernyanyi bersama saat jedah ketimbang menganalisis hasil babak pertama.
Slowakia sepertinya belum bangun dari euphoria menang atas Polandia dan tidak lagi bermain cerdas untuk memperoleh poin tambahan untuk mengamankan tiket lolos ke babak selanjutnya.
Mereka pasti menyesal karena memainkan sepak bola negatif yang berlebihan. Hamsik seperti kehilangan jati diri sebagai seorang jenderal lapangan, begitu juga Koscelnik, pendampingnya sebagai wing kanan. Skriniar di belakang tidak dalam form yang diharapkan.
Beruntung Swedia sedikit membaik kinerjanya di babak kedua. Khususnya Isak yang rajin membuka, menerobos, dan melepaskan tembakan berbahaya. Masuknya Quaison menggantikan Berg yang sudah lamban, merupakan keputusan tepat.
Inisiatif Quaison untuk merangsek maju ke kotak penalti harus dihentikan secara keras oleh kiper Dubravka, yang bermain cukup baik malam ini. Penalti yang diberikan buat Swedia dimanfaatkan dengan baik oleh Forsberg.
Satu gol tersebut mengubah nasib kedua kesebelasan. Swedia sudah menapakkan satu kaki ke babak selanjutnya dan mungkin bisa jadi juara grup jika mengalahkan Polandia di pertandingan akhir.
Sementara Slowakia harus berjuang keras untuk meraih minimal satu poin saat melawan Spanyol di pertandingan akhir grup.*