INDONEWS.ID

  • Kamis, 05/08/2021 23:10 WIB
  • Marwan Cik Asan: Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Bersifat Semu, Penyebab Utamanya Low Base Effect

  • Oleh :
    • Mancik
Marwan Cik Asan: Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Bersifat Semu, Penyebab Utamanya Low Base Effect
Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Marwan Cik Asan.(Foto:Istimewa)

Jakarta, INDONEWS.ID - Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Marwan Cik Asan, mengatakan tingginya pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021 bukan merupakan prestasi besar pemerintah.

Marwan menegaskan, pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 lebih dominan karena pengaruh low base effect, yaitu suatu kondisi dimana dasar perhitungan pertumbuhan kuartal II 2021 menggunakan data pertumbuhan kuartal II 2020, yang pada periode tersebut merupakan pertumbuhan terendah sepanjang 2020, yaitu sebesar minus 5,32 persen.

Baca juga : Marwan Cik Asan Ingatkan Pemerintah Waspadai Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi 2024

Sehingga akan diperoleh tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi pada kuartal yang sama tahun berikutnya, tanpa memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional.

Marwan menyampaikan hal ini dalam rangka menanggapi Badan Pusat Statistik (BPS) yang baru saja mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021 dengan pencapaian 7,07 persen yang dihitung secara tahunan (yoy), secara kuartalan pertumbuhannya sebesar 3,31 persen. Sehingga akumulasi pertumbuhan ekonomi selama semester I mencapai 3,10 persen.

Baca juga : Marwan Cik Asan: Inflasi Meroket, Rakyat Miskin Bertambah

Menurut Marwan, dalam kondisi normal seharusnya pertumbuhan ekonomi 7 persen dapat memberikan dampak yang besar terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat, namun faktanya tingkat pengangguran dan angka kemiskinan masih tetap tinggi. Artinya pencapaian pertumbuhan ekonomi 7 persen hanya bersifat semu dan tidak mencerminkan kondisi riil sebenarnya.

“Dalam kondisi normal, seharusnya pertumbuhan ekonomi 7 persen dapat memberikan dampak yang besar terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat, namun faktanya tingkat pengangguran dan angka kemiskinan masih tetap tinggi. Jadi, artinya pencapaian pertumbuhan ekonomi 7 persen hanya bersifat semu dan tidak mencerminkan kondisi riil sebenarnya,” ujar Marwan melalui keterangan resminya kepada media ini, Jakarta, Kamis,(5/8/2021)

Baca juga : Marwan Demokrat: Target Pajak 2023 Jangan Menambah Beban Rakyat

Marwan menambahkan, ada beberapa fakta yang dapat menjelaskan mengapa pencapaian pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 bersifat semu. Pertama, dari sisi konsumsi rumah tangga pertumbuhannya mencapai 5,93 persen.

Dalam kondisi normal seharusnya dapat memberikan efek yang besar terhadap meningkatnya daya beli dan konsumsi masyarakat, namun faktanya sebagaian perusahaan ritel dan UMKM melakukan penutupan usaha dan mengurangi jumlah karyawan karena sepinya pelanggan.

Selain itu dengan meningkatnya konsumsi rumah tangga seharusnya berkorelasi positif terhadap tingkat inflasi, namun faktanya pada bulan Juni terjadi deflasi sebesar 0,16 persen dan inflasi tahunannya hanya 0,74 persen.

Hal ini mengindikasikan bahwa tingginya pertumbuhan konsumsi pada kuartal II tidak memberikan dampak besar dalam permintaan dan prodduksi barang.

Kedua, menurut Marwan, dari sisi lapangan usaha,  sektor yang tumbuh sangat tinggi adalah sektor-sektor yang pada kuartal II 2020 mengalami kontraksi yang sangat dalam seperti, sektor perdagangan besar dan eceran dan sektor transportasi yang  masing-masing tumbuh 9,44 persen dan 25,10 persen. Meskipun tumbuh sangat tinggi namun tidak memberikan efek yang besar terhadap pelaku usahanya.  

"Dengan fakta-fakta tersebut pemerintah diharapkan tetap fokus pada pemulihan ekonomi pada kuartal III 2021 yang sangat mungkin lebih berat tantangannya ditengah kasus pandemi covid 19 yang masih tinggi angka positifnya,” pungkas Marwan.*

Artikel Terkait
Marwan Cik Asan Ingatkan Pemerintah Waspadai Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi 2024
Marwan Cik Asan: Inflasi Meroket, Rakyat Miskin Bertambah
Marwan Demokrat: Target Pajak 2023 Jangan Menambah Beban Rakyat
Artikel Terkini
Direktur Indo Barometer M Qodari dan Demokrat Tanggapi Gugatan Uji Materi Dr Audrey Agar Pelantikan Prabowo Dipercepat
Mungkinkan Pelantikan Presiden dan Wapres Terpilih Bisa Dipercepat? Simak Penjelasannya!
WWF ke-10 di Bali, Deklarasi Menteri Resmi Diadopsi 133 Negara dan Organisasi Internasional
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Maybrat Lakukan Study Tour ke Minahasa Tenggara
Upacara Peringatan ke-116 Hari Kebangkitan Nasional di Kabupaten Maybrat: Menuju Indonesia Emas
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas