INDONEWS.ID

  • Sabtu, 12/03/2022 10:07 WIB
  • Seru! Putin Ancam Balas Dendam Atas Sanksi Ekonomi yang Dijatuhkan Barat

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Seru! Putin Ancam Balas Dendam Atas Sanksi Ekonomi yang Dijatuhkan Barat
Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan melakukan balas dendam terhadap sanksi ekonomi yang dijatuhkan negara barat dan sejumlah perusahaan terhadap negaranya.

Balas dendam akan dilakukan dengan dengan mengambil alih aset perusahaan-perusahaan yang meninggalkan negaranya.

Baca juga : Penangkapan Jurnalis Wall Street Journal Disebut Atas Perintah Khusus Putin

"Kami perlu bertindak tegas terhadap perusahaan yang akan menghentikan produksi mereka. Kami akan mengalihkan perusahaan ini kepada mereka yang ingin tetap beroperasi di Rusia," ujar Putin dalam video yang disiarkan oleh media Rusia, Jumat (11/3).

Untuk merealisasikan balas dendam Putin, Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin mengatakan saat ini negaranya tengah menggodok undang-undang khusus.

Baca juga : Keputusan Mengejutkan! Alasan Putin Pecat Komandan Perang Rusia di Ukraina

"Jika pemilik asing menutup perusahaan secara tidak wajar, maka dalam kasus itu pemerintah dapat mengusulkan pemberlakuan administrasi eksternal. Bergantung pada keputusan pemilik yang akan menentukan nasib perusahaan di masa depan," kata Mishustin.

Selain itu, organisasi hak-hak konsumen Rusia juga telah menyusun daftar perusahaan yang telah memutuskan untuk angkat kaki yang dapat diambil alih oleh pemerintah, menurut sebuah laporan di surat kabar Rusia Izvestiya.

Baca juga : Tiga Besar Presiden 30 Tahun

Daftar yang dilaporkan dikirim ke Pemerintah Rusia dan Kejaksaan Agung, mencakup 59 perusahaan.

Di antaranya, Volkswagen, Apple, IKEA, Microsoft, IBM, Shell, McDonald`s, Porsche, Toyota, H&M dan dapat diperbarui dengan lebih banyak merek.

Sebagai informasi, lebih dari 50 perusahaan kakap dunia yang memutuskan untuk hengkang dari Rusia sebagai buntut atas kebijakan negara itu menginvasi Ukraina.

Perusahaan-perusahaan ternama mencakup McDonalds, Coca-Cola dan Apple, serta grup minyak besar terkemuka, seperti BP dan Shell.

Langkah itu diikuti oleh Goldman Sachs yang menegaskan bahwa mereka berhenti beroperasi di negara beruang merah sepenuhnya. Bank-bank lain kemungkinan akan mengikuti.*

Artikel Terkait
Penangkapan Jurnalis Wall Street Journal Disebut Atas Perintah Khusus Putin
Keputusan Mengejutkan! Alasan Putin Pecat Komandan Perang Rusia di Ukraina
Tiga Besar Presiden 30 Tahun
Artikel Terkini
Strategi Implementasi "Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila", Menyemai Nilai Kebangsaan di Tengah Tantangan Zaman
Satgas Yonif 742/SWY Perkenalkan Ecobrick Kepada Para Murid Di Perbatasan RI- RDTL
The International Awards 2024, Pj Bupati Maybrat Dapat Penghargaan dari Seven Media Asia
Pj Sekretaris Daerah kabupaten Maybrat Turut Kunjungi Kampung Ayata dan Aisa
Gunungapi Ibu AWAS, Desa Sangaji Nyeku Diminta Dikosongkan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas