INDONEWS.ID

  • Selasa, 12/04/2022 18:48 WIB
  • Sebut Brutus Istana, Sekjen Baranusa: Masinton Jangan Benturkan Jokowi dengan Menko Luhut

  • Oleh :
    • very
Sebut Brutus Istana, Sekjen Baranusa: Masinton Jangan Benturkan Jokowi dengan Menko Luhut
Politisi PDIP Masinton Pasaribu. (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID --- Sekjen Baranusa, Theo Cosner meminta Anggota DPR RI, Masinton Pasaribu untuk tidak asal bicara. Pasalnya, Masinton menyebut Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Brutus di dalam lingkaran Istana Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebelumnya, Masinton Pasaribu menuding Luhut Binsar Pandjaitan aktif menggalang kekuatan politik untuk mendukung wacana perpanjangan masa jabatan Presiden. Mulai dari klaim big data 110 juta orang, penggalangan Kepala Desa, dan Ketua Umum Partai Politik.

Baca juga : Kemendagri Sosialisasikan UU Nomor 3 Tahun 2024 tentang Desa

Theo menyampaikan wacana perpanjangan 3 periode itu murni dari aspirasi masyarakat.

"Rakyat itu cinta Pak Jokowi, mereka senang kinerja Pak Jokowi, dan ingin Pak Jokowi menjadi Presiden lagi agar semua program kerja dapat terus berlanjut," ucap Theo Cosner.

Baca juga : Mendagri Tegaskan Musrenbangnas sebagai Wadah Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan Pemerintah Pusat dan Daerah

Theo Cosner mengatakan agar Masinton Pasaribu tidak membenturkan Presiden Jokowi dengan Menko Luhut apalagi membawa-bawa Partai PDIP untuk ikut berpolemik di publik.

"Presiden sudah tegas. Pak Jokowi mengatakan taat konstitusi dan melarang seluruh Menteri untuk berbicara penundaan Pemilu, perpanjangan masa jabatan, dan jabatan 3 periode,” kata Theo.

Baca juga : Masa Depan Pendidikan Era Digital, Tingkatkan Literasi dan Manfaatkan Teknologi

Theo heran dengan respons reaktif dari berbagai pihak dan partai politik, terkait adanya wacana penundaan Pemilu, perpanjangan masa jabatan Presiden, ataupun Presiden tiga periode.

“Aspirasi seperti ini kan biasa-biasa saja, masih sebatas aspirasi, soal bisa atau tidaknya kan tetap keputusan dari MPR. Saya heran kenapa banyak yang reaktif. Mungkin mereka takut tidak bisa memenangkan calon Presiden mereka masing-masing,” lanjutnya.

“Sepertinya untuk memenangkan capres mereka masing-masing, mereka sudah keluar uang banyak untuk kampanye, tapi elektabilitas masih kecil. Jadi mereka panik tiba-tiba muncul wacana Jokowi tiga periode dan akhirnya merespons dengan membabi-buta. Istilahnya, bisa rugi bandar, zonk mereka-mereka ini kalau Pak Jokowi bisa maju lagi karena rakyat masih ingin Pak Jokowi sebenarnya,” katanya.

Dalam kalimat penutupnya, Theo menyampaikan masyarakat memiliki hak konstitusional untuk menyuarakan aspirasinya.

"Ini bagian dari demokrasi. Rakyat berbicara, pemerintah fokus bekerja dan biarkan DPR MPR untuk memutuskan,” tutup Theo. ***

Artikel Terkait
Kemendagri Sosialisasikan UU Nomor 3 Tahun 2024 tentang Desa
Mendagri Tegaskan Musrenbangnas sebagai Wadah Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan Pemerintah Pusat dan Daerah
Masa Depan Pendidikan Era Digital, Tingkatkan Literasi dan Manfaatkan Teknologi
Artikel Terkini
Visiting Professor Pandemi: Dunia Harus Siap
Kemendagri Sosialisasikan UU Nomor 3 Tahun 2024 tentang Desa
Mendagri Tegaskan Musrenbangnas sebagai Wadah Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan Pemerintah Pusat dan Daerah
Masa Depan Pendidikan Era Digital, Tingkatkan Literasi dan Manfaatkan Teknologi
Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Salah Satu Tertinggi di Kawasan Asia Tenggara
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas