INDONEWS.ID

  • Sabtu, 30/04/2022 09:43 WIB
  • Diplomasi Jokowi untuk Hentikan Perang dan Suksesnya G20 Patut Diapresiasi

  • Oleh :
    • very
Diplomasi Jokowi untuk Hentikan Perang dan Suksesnya G20 Patut Diapresiasi
Hikmahanto Juwana, Guru Besar Hukum Internasional UI dan Rektor Universitas Jenderal A. Yani. (Foto: Pikiran Rakyat)

Jakarta, INDONEWS.ID - Presiden Joko Widodo di akun Youtube Setneg menyampaikan sejumlah informasi penting terkait penyelenggaraan kegiatan G20 di tengah berkecamuknya ketegangan dunia sebagai akibat perang di Ukraina.

Menurut Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, ada tiga hal yang patut diapresiasi.

Baca juga : Pj Gubernur Agus Fatoni Lepas Keberangkatan 445 Jemaah Calon Haji Kloter Pertama Embarkasi Palembang

Pertama, kata Rektor Universitas Jenderal A Yani itu, apresiasi perlu diberikan kepada Presiden Jokowi yang telah melakukan pembicaraan ke sejumlah kepala pemerintahan dan kepala negara, termasuk Rusia dan Ukraina, agar perang segera dihentikan di Ukraina.

“Harapan Presiden yang menghimbau agar perbedaan antar negara itu bisa diselesaikan secara damai selaras dengan amanat yang termaktub dalam Pasal 2 ayat 3 Piagam PBB,” ujarnya melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu, 30 April 2022.

Baca juga : Pos Mahen Satgas Yonif 742/SWY Ajari Murid SDN Baudaok Cara Mengolah Sampah Plastik

Selanjutnya, apresiasi juga patut diberikan kepada Presiden Jokowi yang menolak dengan tegas permintaan bantuan berupa senjata dari Presiden Zelensky.

“Presiden dengan tepat melakukan penolakan permintaan atas dasar Konstitusi dan prinsip politik luar negeri bebas aktif. Preambul UUD 1945 menyebutkan salah satu alasan dibentuknya pemerintah adalah untuk ikut dalam ketertiban dunia,” ujarnya.

Baca juga : Indonesia-Kazakhstan untuk Rampungkan Perjanjian Promosi dan Perlindungan Investasi

Sikap Indonesia untuk tidak membantu persenjataan jelas berbeda dengan AS dan negara-negara sekutunya yang justru terus mensuplai persenjataan.

Pemberian bantuan senjata ke Ukraina, kata Hikmahanto, justru memperburuk situasi, bahkan perang justru bereskalasi.

Saat ini perang telah bergeser tidak lagi antara Rusia dengan Ukraina, melainkan antara Rusia dengan AS dan sekutunya. Sayangnya Ukraina hanya dijadikan medan perang tanpa memperhatikan sisi kemanusiaan rakyat Ukraina.

Terakhir, apresiasi patut diberikan kepada Presiden Jokowi karena telah mengundang Presiden Zelensky ke pertemuan KTT G20.

Sebagai Presiden G20, layaknya Presiden G20 sebelumnya, Indonesia memiliki diskresi untuk mengundang siapapun yang dianggap penting bagi pertemuan KTT G20. Tahun kemarin, Italia mengundang Singapura yang bukan anggota G20 untuk hadir.

Undangan terhadap Zelensky, menurutnya, dalam rangka memastikan agar AS dan sekutunya hadir di KTT bulan Nopember nanti.

“Bagi Indonesia kehadiran dari kepala pemerintahan dan kepala negara dalam KTT sangat penting karena pada forum tersebut akan diambil keputusan yang akan mempengaruhi perekonomian dunia dan lingkungan hidup,” pungkasnya. ***

Artikel Terkait
Pj Gubernur Agus Fatoni Lepas Keberangkatan 445 Jemaah Calon Haji Kloter Pertama Embarkasi Palembang
Pos Mahen Satgas Yonif 742/SWY Ajari Murid SDN Baudaok Cara Mengolah Sampah Plastik
Indonesia-Kazakhstan untuk Rampungkan Perjanjian Promosi dan Perlindungan Investasi
Artikel Terkini
Pj Gubernur Agus Fatoni Lepas Keberangkatan 445 Jemaah Calon Haji Kloter Pertama Embarkasi Palembang
Pos Mahen Satgas Yonif 742/SWY Ajari Murid SDN Baudaok Cara Mengolah Sampah Plastik
Indonesia-Kazakhstan untuk Rampungkan Perjanjian Promosi dan Perlindungan Investasi
Prof Dr H Yulius SH MH Ketua Kamar TUN Mahkamah Agung Diwawancara Ekslusif Majalah MATRA
Dorong Ekonomi Nasional Lebih Transformatif, Menko Airlangga Jalin Kerja Sama Global
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas