INDONEWS.ID

  • Minggu, 15/05/2022 17:51 WIB
  • Ini Harapan KWI Terkait Pesparani II di Kupang NTT

  • Oleh :
    • Mancik
Ini Harapan KWI Terkait Pesparani II di Kupang NTT
Pembukaan Rapat Kerja Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional di Pusat Pastoral Samadi, Klender, Jakarta Timur.(Foto:Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja (KWI) Indonesia Mgr. Antonius Subianto Bunjamin mengatakan berbicara soal moderasi beragama, ada empat pilar yang menjadi indikator penting.

Pertama, toleransi yaitu sikap aktif bukan sekadar pasif tentang menghargai orang lain. Kedua, nilai kemanusiaan yaitu menentang apapun yang bertentangan dengan harkat dan martabat manusia.
Ketiga, budaya lokal harus diterima sebagai penguat kehidupan berbangsa dan bernegara. Keempat, komitmen kebangsaanterhadap Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

Baca juga : Serius Maju Pilgub NTT 2024, Ardy Mbalembout Resmi Mendaftar di DPD Demokrat

"Empat indikator ini harus mewarnai Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik II di Kupang, Nusa Tenggara Timur tahun 2022 ini. Jadi bukan sekadar pesta gerejani, tetapi pesta kemanusiaan," ujar Mgr. Subianto dalam Misa syukur pembukaan Rapat Kerja Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional di Pusat Pastoral Samadi, Klender, Jakarta Timur pada Jumat, 13/5/2022.

Mewakili KWI, Mgr. Subianto menegaskan dari Pesparani lahirlah semangat persaudaraan. Semua orang berusaha menyanyikan, melantunkan, dan melafalkan persaudaraan. Ada satu tarikan nafas persaudaraan dalam Pesparani.

Baca juga : Siap Maju Pilgub NTT 2024, Ardy Mbalembout: Kita Butuh Pemimpin yang Progresif

Gereja Katolik mendukung penuh program-program penguat moderasi beragama dari Kementerian Agama. Gereja mendukung pemerintah untuk menguatkan kesadaran masyarakat akan hidup beragama orang lain.

Bagi KWI, Pesparani adalah salah satu program penguat moderasi beragama. Sebab dalam kegiatan ini tidak saja menyasar umat Katolik tetapi partisipasi seluruh umat beragama lain.

Baca juga : KEK Likupang Siap Hadirkan Sustainable Tourism Dengan Kekayaan Alam dan Budaya Minahasa Utara

"Ada contoh konkrit panitia Pesparani ketuanya dari kalangan non-Katolik. Ketua Pesparani I beragama Protestan, sedangkan Ketua Pesparani II di Kupang nanti beragama Islam," ujar Mgr. Subianto.

Karena itu Gereja berharap dalam Rakernas kali ini perlu membahas hal-hal penting khususnya situasi-situasi khusus yang berpotensi menghambat moderasi beragama. Anggota "LP3KN dan LP3KD perlu serius mengevaluasi persoalan-persoalan internal yang tidak sejalan dengan semangat persaudaraan yang menguat di Pesparani."

Ketua Bidang Humas LP3KN, Muliawan Margadana menambahkan Pesparani II di Kupang harus bawa pesan persaudaraan. Pesparani harus dipandang sebagai perlombaan yang menyuarakan persaudaraan, kerukunan dalam bingkai kebhinekaan. Sebab, menurutnya, kebhinekaan merupakan kekayaan bangsa yang besar.

"Persatuan, kerukunan, dan persaudaraan harus dipertahankan agar membawa Indonesia menjadi negara yang besar dan dihormati karena penghargaan terhadap martabat manusia diutamakan," tutupnya.

Artikel Terkait
Serius Maju Pilgub NTT 2024, Ardy Mbalembout Resmi Mendaftar di DPD Demokrat
Siap Maju Pilgub NTT 2024, Ardy Mbalembout: Kita Butuh Pemimpin yang Progresif
KEK Likupang Siap Hadirkan Sustainable Tourism Dengan Kekayaan Alam dan Budaya Minahasa Utara
Artikel Terkini
Warung NKRI Digital, Cara BNPT Kolaborasikan Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Era Digitalisasi
Bahas Revitalisasi Data, Pj Bupati Maybrat Rapat Bersama tim Badan Pusat Statistik Setempat
Mendagri Atensi Keamanan Data Pemilih pada Penyelenggaraan Pilkada Serentak 2024
Kemendagri Serahkan DP4 kepada KPU sebagai Bahan Penyusunan DPT Pilkada Serentak 2024
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Perkuat Komitmen Konstitusional Berpartisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas