INDONEWS.ID

  • Rabu, 13/07/2022 21:09 WIB
  • RR: Bandingkan Utang Indonesia dengan AS Atau Jepang Itu Super Ngawur

  • Oleh :
    • very
RR: Bandingkan Utang Indonesia dengan AS Atau Jepang Itu Super Ngawur
Ekonom Senior Dr Rizal Ramli. (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Ekonom Senior Dr Rizal Ramli mengatakan bahwa Indonesia harus mewaspadai kejadian di Sri Lanka. Pasalnya, utang negara kita saat ini pun sudah sangat besar.

Seperti diketahui, salah satu faktor dominan krisis politik di Sri Lanka adalah karena gagalnya negara tersebut membayar utang hingga akhirnya kolaps.

Baca juga : Bertemu Menteri Perdagangan Inggris, Menko Airlangga Perkuat Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan

“Untuk bayar bunganya aja masih pinjam. Itu bukan gali lobang tutup lobang, tapi gali lobang tutup jurang,” ujar Rizal Ramli dalam Talk Show bertajuk “Catatan Demokrasi” pada Selasa malam (12/7).

Mantan menko Perekonomian itu mengatakan, Indonesia misalnya harus membayar pokok utang sebesar Rp 400 triliun tahun ini, sedangkan untuk membayar bunga Rp 405 triliun sehingga totalnya mencapai Rp 805 triliun.

Baca juga : Menko Airlangga Dorong Penguatan Pasar Tenaga Kerja Bagi Kaum Muda pada WEF Special Meeting

Karena itu, mantan Menko Kemaritiman itu merasa heran jika ada orang yang membandingkan utang Indonesia dengan Amerika Serikat atau Jepang. Menurut mereka, utang Indonesia masih terbilang aman.

“Itu perbandingan super ngawur. Karena AS bisa nyetak dolar berapa aja karena dia super power. Begitu hegemoni super power-nya sudah enggak ada ya kolaps. Jepang beda, sebagian besar utangnya dalam negeri, net asset dia yang menghasilkan devisa banyak sekali, kalau kita (Indonesia) negatif,” ajarnya seperti dikutip RMOL.ID.

Bang RR – sapaan Rizal Ramli - menceritakan ketika memprediksi perekonomian nasional pada tahun 1997 silam, ia dihakimi dan dibantah habis-habiskan oleh pihak Bank Indonesia. Namun nyatanya, dan sejarah mencatat Indonesia kolaps pada 1998, terjadi krisis moneter hingga orde baru tumbang.

“Indonesia aman begini-begitu, nyatanya rontok, analisa kita yang bener. Apa dampaknya buat rakyat? Untuk membayar itu harus diterbitkan Surat Utang Negara (SUN) dengan gild 6,5 persen. Akibatnya apa? Akibatnya uang yang berlebih disedot oleh negara," ujarnya.  ***

Baca juga : Menikah di Balai Sarwono, Bregas Ingin Merasakan Atmosfer Adat Jawa yang Kental

 

Artikel Terkait
Bertemu Menteri Perdagangan Inggris, Menko Airlangga Perkuat Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan
Menko Airlangga Dorong Penguatan Pasar Tenaga Kerja Bagi Kaum Muda pada WEF Special Meeting
Menikah di Balai Sarwono, Bregas Ingin Merasakan Atmosfer Adat Jawa yang Kental
Artikel Terkini
Menko Airlangga Sampaikan Sukses Indonesia Jaga Pertumbuhan Ekonomi, Stabilitas Politik, dan Lanjutkan Upaya Transisi Energi
UU DKJ Disahkan, Fahira Idris Soroti Pentingnya Dana Abadi Kebudayaan
Kawal Musrenbang di Riau, Kemendagri Tekankan Pentingnya Pembangunan Berbasis Partisipatif
Pataka 83 Gelar Halal bi Halal, Silaturahmi sekaligus Temu Kangen
Pertemuan Menko Airlangga Meminta dengan Menteri Iklim, Lingkungan dan Energi Inggris
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas