Jakarta, INDONEWS.ID – Memiliki teh kelas dunia, PTPN VI juga garap kopi berkelas di Kayu Aro, Kabupaten Kerinci mulai 2014. Yuk lihat perkembangan kebun kopi di PTPN VI.
Konversi lahan teh menjadi kopi ini awalnya 1000 hektare. Namun kemudian, menjadi hanya 500 hektar.
Arih Mulyawan Bangun, Asisten Kepala Wilayah II, Unit Usaha Kayu Aro, PTPN VI menjelaskan pada wartawan media ini.
Bilang Arih yang disambangi di ruang kerjanya baru-baru ini, seperti teh, produksi kopi juga telah berjalan dan memberikan pemasukan bagi perusahaan.
Dari 500 hektar, terangnya, setengahnya adalah lahan kopi yang menghasilkan, atau produktif.
“235, 55 hektar dari 500 hektar lahan. Sedangkan 264 hektar itu TBM atau Tanaman Belum Menghasilkan,” katanya.
Dari 264 hektar itu, sebanyak 175 hektar belum dilakukan penyisipan pada tanaman mati. Penyisipan telah berlangsung sejak 2021 lalu.
“Banyak yang bolong-bolong. Banyak yang kosong-kosong tanamannya,” katanya.
Ada 3 tahun tanam kopi Arabika garapan BUMN Perkebunan terbesar di Jambi itu. Yakni 2014 sebanyak 15 hektar, 2015 sebanyak 286 hektar dan 2016 seluas 200 hektar.
Saat ini, Unit Usaha Kayu Aro mengolah sendiri hasil kopi dari perkebunan tersebut. Pengolahan dari produksi 15 ton/bulan itu juga mengunakan alat sendiri.
PTPN VI memanfaatkan gedung yang ada menjadi tempat pengolahan tersebut, mulai dari penjemuran sampai tempat green bean.
Sebagai informasi, 7 BUMN Perkebunan yang ada di Sumatera, hanya PTPN VI yang mengarap kopi. Sementara di Pulau Jawa, ada PTPN VIII di Jawa Barat dan PTPN IX di Jawa Tengah mengarap kopi. Sementara di PTPN X dan XII juga mengarap kopi.*