INDONEWS.ID

  • Minggu, 07/08/2022 16:31 WIB
  • Konsumsi Triwulan I dan II Tumbuh Negatif, INDEF: Masalahnya pada Kapasitas Birokrasi

  • Oleh :
    • very
Konsumsi Triwulan I dan II Tumbuh Negatif, INDEF: Masalahnya pada Kapasitas Birokrasi
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto. (Foto: tangkapan layar)

 

Jakarta, INDONEWS.ID - Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menyatakan kinerja konsumsi pemerintah berada di zona merah pada triwulan I dan II tahun 2022. Hal ini menjadi rapor merah kinerja pemerintah.

Baca juga : Menko Airlangga: Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi Dengan Reformasi Struktural dan Tingkatkan Daya Saing

“Padahal di saat pandemi COVID-19 seperti sekarang, kalau kita mau memulihkan sebenarnya yang bisa dijadikan sebagai akseleran adalah dari sisi konsumsi pemerintah. Cuma ternyata harapan kita tak tercapai,” katanya dalam konferensi pers secara virtual, Jakarta, Minggu (7/8).

Pada triwulan I/2022, pengeluaran konsumsi pemerintah bertumbuh negatif di angka -7,59 persen dan -5,24 persen di triwulan II/2022.

Baca juga : Lembaga Pemeringkat Moodys Pertahankan Rating Kredit Indonesia sebagai Negara Layak Tujuan Investasi dengan Outlook Stabil

Menurut dia, salah satu persoalan yang menyebabkan kinerja konsumsi pemerintah di zona merah secara dua triwulan berturut-turut adalah karena masalah kapasitas birokrasi dalam merancang Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

“Kalau memang konsumsinya selalu tumbuh negatif ya sudahlah, harusnya lebih efisien aja belanjanya, sekalian kan tidak perlu utang terlalu banyak. Rancangan APBN defisitnya diperbesar, tapi kemudian dari sisi belanja kapasitasnya tak bisa lebih cepat sehingga dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi tak begitu kuat dari sisi konsumsi pemerintah,” ujar Eko seperti dikutip Antara.

Baca juga : J&T Cargo Beri Penghargaan Best Service Otlet

Hingga akhir Juni 2022, belanja negara mencapai Rp1.156,88 triliun atau 37,24 persen terhadap pagu APBN 2022 atau turun 1,13 persen year on year dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

“Jika dilihat dalam pada realisasi belanja pemerintah pusat juga mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 0,82 persen. Hal ini disebabkan realisasi belanja barang dan belanja modal masih mengalami kontraksi masing-masing 20,75 persen dan 19,84 persen yoy,” pungkasnya. ***

Artikel Terkait
Menko Airlangga: Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi Dengan Reformasi Struktural dan Tingkatkan Daya Saing
Lembaga Pemeringkat Moodys Pertahankan Rating Kredit Indonesia sebagai Negara Layak Tujuan Investasi dengan Outlook Stabil
J&T Cargo Beri Penghargaan Best Service Otlet
Artikel Terkini
Pj Bupati Maybrat Apresiasi Inisiatif Kerja Bakti SMP Negeri 1 Aifat Ayawasi
Menko Airlangga: Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi Dengan Reformasi Struktural dan Tingkatkan Daya Saing
Antisipasi Kebijakan Ekonomi dan Politik dalam Perang Iran -Israel
Berangkatkan Lebih dari 10 Ribu Penumpang, Mudik Gratis di Sumut Berhasil Tekan Penggunaan Sepeda Motor
Pimpinan PNM Tegaskan Program Mekaar Solusi bagi Perempuan Indonesia
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas