INDONEWS.ID

  • Selasa, 13/09/2022 16:25 WIB
  • Penti 2022, Awal Kebangkitan Kembali Kilo Leda Congkar Jabodetabek

  • Oleh :
    • very
Penti 2022, Awal Kebangkitan Kembali Kilo Leda Congkar Jabodetabek
Acra Penti Leda Congkar 2022 yang berlangsung di Aula Marsudirini, Bekasi, Jawa Barat pada Sabtu (11/9/2022). (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Keluarga Besar Kilo Leda-Congkar (Lamba Leda-Congkar) menggelar misa inkulturasi di Aula Marsudirini, Bekasi, Jawa Barat pada Sabtu (10/9/2022). Kilo Leda-Congkar adalah salah satu kumpulan bangsa Manggarai Timur yang tersebar di Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

Acara misa inkulturasi ini merupakan bagian dari acara penti yang diwarnai dengan pentas seni dan budaya Manggarai. Misa inkulturasi tersebut dipimpin oleh Romo Aleks Lanur, OFM dan Romo Darmin Mbula, OFM.

Baca juga : Aksi PNM Peduli Serahkan Sumur Bor Untuk Warga Indramayu Dan Tanam Mangrove Rhizophora

Sementara koor dalam misa tersebut dibawakan oleh para Mahasiswa Leda-Congkar yang tersebar di setiap Kampus se-Jabodetabek. Semua lagu yang dinyanyikan dalam bahasa Manggarai.

Alunan musik modern yang dielaborasi dengan gong dan gendang memecahkan sunyi para tamu undangan yang ikut merayakan misa tersebut. Lagu penutup misa tersebut berjudul "Mai Mori" yang merupakan karya anak muda Leda-Congkar.

Baca juga : PTPN IV Regional 4 Jambi, Bantu Beras Warga Solok

"Luar biasa misa inkulturasi ini. Semuanya dalam bahasa daerah Manggarai. Ini bentuk kecintaan kita terhadap daerah asal dan Gereja yang membimbing kita ke jalan yang benar," celetuk salah satu tamu undangan yang hadir seperti dikutip dari siaran pers.

 

Baca juga : Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN

Lai Ca Kudu Cama Laing

Mata acara Penti yang bertema "Lai Ca Kudu Cama Laing" ini telah ditata secara rapi oleh panitia yang diketuai oleh Ronsi Daur asal Wuas, Lamba Leda Timur.

Sebelum perayaan misa, diawali dengan penjemputan pastor di pintu gerbang. Para pastor dikalung selendang bermotif tenunan Congkar. Kemudian dilanjutkan dengan Renggas dan Sanda Kembana. Selanjutnya misa pun dimulai yang diiringi oleh tarian yang disuguhkan oleh Mahasiswa Leda-Congkar.

Usai misa dilanjutkan dengan makan siang bersama dengan menu utama nasi bambu (kolo), nasi jagung (hang bongkar), nasi merah (hang wara), daging ayam dan daging babi yang diolah sesuai selera adat Manggarai.

Setelah makan siang, acara dilanjutkan dengan pentas Seni dan Budaya. Orang tua Leda-Congkar mengambil posisi duduk di panggung yang beralaskan tikar. Orang tua duduk sembari minum tuak dan makan siri pinang (Cepa).

Orang tua Leda-Congkar yang hadir antara lain Bapak Ino Sensi, Bapak Daminanus Ambur, Bapak Agustinus Dawardja, Bapak Gaudens Wodar, Bapak Savio Rahmat dan Bapak Sebinus Suhardi.

(Acara Penti yang bertema "Lai Ca Kudu Cama Laing". Foto: Ist)

Perwakilan Manggarai Barat terlihat Bapak Rikard Bagun, Bapak Gaudens Suhardi dan Bapak Lucius Karus. Sementara ada juga utusan dari Keluarga Perempuan Manggarai (KPM) yakni ibu Vivi Syukur dan ibu Emilia AK serta ibu Ekke Pareira. 

Pentas seni dan budaya acara tersebut menampilkan mbata, sanda, danding, rantuk alu serta tari-tarian dengan yang diiringi gong gendang.

Acara penti ini ditutup dengan tampilan mahasiswa yang menyanyikan lagu Manggarai berjudul "Seni Senang" yang dibalut koreografi yang apik. Semua tamu undangan serta orang tua ikut bergoyang.

Sejumlah orang tua mempunyai kesan tersendiri atas acara penti itu. Mereka merasa terharu lantaran acara tersebut baru kembali dibuat setelah 25 silam, ketika wadah Leda-Congkar ini terbentuk.

Agustinus Dawardja berharap generasi Muda Leda-Congkar bisa membawa harapan dan optimistis sebagai pembawa estafet kebudayaan Manggarai. Namun kata Agustinus, kerja sama dan kolaborasi lintas generasi menjadi sangat penting.

Sementara Ino Sensi berharap Kilo Leda-Congkar perlu diperkuat menjadi wadah pemersatu dan pengembangan diri generasi muda Leda-Congkar.

Ino berharap acara penti tersebut tidak berakhir pada acara 11 September tetapi terus berlanjut dan bahkan harus menjadi agenda tahunan Kilo Leda-Congkar. "Semoga acara penti menjadi agenda tahunan," harapnya.

 

Sejarah Terbentuknya Kilo Leda-Congkar

Kilo Leda-Congkar sebenarnya bukan wadah yang baru dibentuk. Kilo tersebut sudah diinisiasi sejak tahun 1976 silam. Inisiator awalnya adalah bapak Wens Zahnidam dari kilo Congkar.

Savio Rahmat yang merupakan salah satu saksi sejarah terbentuknya kilo Leda-Congkar ini mengatakan, asrama Kebun Kosong adalah tempat kali pertama berkumpulnya orang tua kilo Leda-Congkar.

"Tahun 1976 itu hanya kumpul biasa-biasa saja di asrama Kebun Kosong. Belum berpikir untuk bikin Penti dan lain-lain. Tetapi sudah mulai karena waktu Wens zahnidam baru pulang dari Irian. Karena dia merasa butuh sekali keluarga ini, untuk sama-sama," kata Savio.

Tiga tahun berjalan tanpa ada gebrakan, persisnya tahun 1980 kata Savio, para orang tua memikirkan untuk membuat acara penti. Acara tersebut dibuat kata Savio karena keluarga Manggarai (Timur) saat itu di Jabodetabek semakin banyak.

"Tahun 1980, setelah adik-adik saya pada hadir terutama Dami Ambur, Sebinus Suhardi, Gaudens Wodar, Ancis Da Gomes dll. Yang berkeluarga waktu itu kurang lebih ada 7 keluarga yaitu Yakob Kedang, pengusung utama dari Satar Teu, Wens Zahnidam (Congkar), Lodo Syukur, Tote Riberu, Herman Mat, Savio, Kanis Pion dari Tanggar dan Stanis Ampu dari Congkar," kisahnya.

 

Acara penti pertama kata Savio digelar di rumah Almarhum Lodo Syukur. Kemudian Penti kedua digelar tahun 1981 juga digelar di tempat yang sama.

Selanjutnya penti ketiga yang digelar pada tahun 1982 memilih tempat di Puncak, Bogor. Persisnya di Villa Kompas. Berakhirnya penti di puncak kata Savio, vakum pula keberadaan Kilo Leda-Bongkar hingga puncaknya tahun 2022.

Vakumnya kilo Leda-Congkar kata Savio bukan tanpa alasan. Hal tersebut kata Savio karena adanya gejolak politik. Saat itu, tak sedikit orang tua yang terjun ke dunia politik.

"Terakhir, serah terima dari kaka Lodo ke Saya itu disaksikan oleh kaka Rickar Bagun di Villa sekitar tahun 90-an sebelum kaka Lodo pulang ke Manggarai. Itu terakhir kumpul Leda Congkar dan bungkam sampai digelar lagi kemarin," katanya.

Namun kata Savio, sejarah biarlah berlalu. Acara Penti 2022 merupakan awal kebangkitan kembali Kilo Leda Congkar Jabodetabek.

"Acara kemarin betul-betul punya kebanggaan tersendiri terhadap apa yang ponakan, cucu dan adik-adik lakukan. Saya pikir hari yang luar biasa. Hari kebangkitan awal. Saya harus katakan ini awal, bukan dulu lagi. Dulu itu hanya jejak-jejak saja," tegasnya.

Sementara acara pentas seni dan budaya yang ditampilkan kata Savio sungguh luar biasa. Apalagi loyalitas mahasiswa yang total membuat acara tersebut menjadi sukses.

"Ini sudah langkah bagus. Terima kasih kepada adik-adik mahasiswa. Saya melihat mereka betul-betul berbuat untuk Kilo Leda-Congkar ini," kenangnya. ***

Artikel Terkait
Aksi PNM Peduli Serahkan Sumur Bor Untuk Warga Indramayu Dan Tanam Mangrove Rhizophora
PTPN IV Regional 4 Jambi, Bantu Beras Warga Solok
Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN
Artikel Terkini
Ketua Pengadilan Negeri Batusangkar Dirikan Dapur dan Pendistribusian untuk Korban Banjir Bandang Tanah Datar
Aksi PNM Peduli Serahkan Sumur Bor Untuk Warga Indramayu Dan Tanam Mangrove Rhizophora
PTPN IV Regional 4 Jambi, Bantu Beras Warga Solok
Pastikan Arus Barang Kembali Lancar, Menko Airlangga Tinjau Langsung Pengeluaran Barang dan Minta Instansi di Pelabuhan Tanjung Priok Bekerja 24 Jam
Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas