INDONEWS.ID

  • Kamis, 13/10/2022 13:53 WIB
  • Saiful Mujani: Non-Muslim Cenderung ke Ganjar, Pemilih Muslim Terdistibusi Merata

  • Oleh :
    • very
Saiful Mujani: Non-Muslim Cenderung ke Ganjar, Pemilih Muslim Terdistibusi Merata
Capres 2024. (Foto: Tribunnews.com)

 

Jakarta, INDONEWS.ID - Agama ikut menentukan pemilih dalam pemilihan presiden dan pemilihan legislatif pada pemilu 2024 mendatang.

Baca juga : Macet, Menteri AHY Memilih Jalan Kaki ke Acara Pembukaan WWF

Demikian kesimpulan studi yang dilakukan ilmuwan politik, Profesor Saiful Mujani, yang disampaikan pada program ’Bedah Politik bersama Saiful Mujani’ yang bertajuk ”Agama Penting bagi Pemilih di Pilpres?” Program ini disiarkan melalui kanal YouTube SMRC TV, pada 13 Oktober 2022.

Video utuh pemaparan Prof. Saiful Mujani bisa disimak di sini:

Baca juga : Pj Bupati Maybrat Hadiri Festival BENLAK 2024, Peringati Hari Jadi ke-17 Minahasa Tenggara

https://youtu.be/4JQLxVIK4Bw

Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) itu menyampaikan bahwa sudah menjadi semacam keyakinan umum di masyarakat bahwa agama sangat penting mempengaruhi perilaku politik warga, baik dalam pemilihan presiden maupun pemilihan legislatif. Bahkan ada yang menganggap agama adalah yang terpenting dari semua faktor yang bisa mempengaruhi perilaku warga dalam pemilihan umum.

Baca juga : Pimpin Peringatan Harkitnas Ke-116, Kepala BSKDN Kemendagri Sampaikan Amanat Menkominfo

Dua tahun terakhir (2021 – 2022), SMRC memiliki serangkaian observasi melalui survei nasional. Hasil survei tersebut digabungkan sehingga memiliki sample yang sangat besar, yaitu mencapai 8319.

Data menunjukkan bahwa dalam pemilihan presiden, ada perbedaan signifikan secara statistik antara perilaku politik pemilih Islam dan non-Islam.

Saiful menjelaskan bahwa perbedaan yang signifikan secara statistik artinya bahwa adanya perbedaan itu penting atau riil ada di masyarakat. Proporsi warga yang beragama Islam sekitar 87,5 persen dan yang beragama selain Islam sekitar 12,5 persen.

Data survei SMRC 2 tahun terakhir menunjukkan orang Islam cenderung memilih Anies Baswedan dibanding pemilih non-Muslim. Ada 24 persen dari tota pemilih Muslim yang mendukung Anies Baswedan, sementara yang non-Muslim hanya 17 persen.

“Perbedaan 24 dan 17 persen itu sangat signifikan, tidak bisa diabaikan,” jelas Saiful melalui rilisnya hari ini, Kamis (13/10).

Hal yang sama terjadi pada Prabowo Subianto. Ada 33 persen pemilih Muslim yang memilih Prabowo Subianto dan yang non-Muslim 23 persen.

Sementara pada Ganjar Pranowo, selisih proporsi pemilih Muslim dan non-Muslim yang mendukungnya kecil bahkan ada kecenderungan proporsi pemilih non-Muslim lebih besar dibanding yang Muslim.

Ini menunjukkan bahwa kecenderungan mengakomodasi pemilih dari kalangan minoritas lebih besar pada Ganjar Pranowo.

Berdasarkan data ini, Saiful menyimpulkan bahwa agama penting dalam pemilihan presiden. Jika calonnya hanya Anies, Ganjar, dan Prabowo, pemilih non-Islam cenderung pada Ganjar. Ada 32 persen pemilih non-Muslim yang mendukung Ganjar, Prabowo 23 persen, dan Anies 17 persen.

“Di kelompok non-Muslim, pemilih Anies hanya separuh dari pemilih Ganjar,” kata Saiful.

Sementara pemilih dari kalangan Islam terdistribusi hampir merata pada semua calon. Anies mendapatkan 24 persen suara warga Muslim, Ganjar 28 persen, dan Prabowo 33 persen. Masih ada 15 persen yang belum menentukan pilihan.

“Yang membuat berbeda dan penting adalah bahwa yang non-Muslim cenderung pada Ganjar, sementara pemilih Muslim terdistribusi hampir merata pada semua calon.” jelas Guru Besar Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut.

Terbukti secara empiris bahwa latar belakang agama penting dalam pemilihan presiden. Karena itu, dalam proses pencalonan presiden, faktor agama tidak bisa diabaikan.

Saiful melanjutkan bahwa populasi Islam di Indonesia sangat besar. Karena itu kalau ada calon yang tidak beragama Islam, akan sangat susah untuk mendapatkan suara. Kenapa proporsi dukungan warga Muslim pada Anies, Ganjar, dan Prabowo tidak terlalu berbeda, karena calonnya semua beragama Islam. ***

 

Artikel Terkait
Macet, Menteri AHY Memilih Jalan Kaki ke Acara Pembukaan WWF
Pj Bupati Maybrat Hadiri Festival BENLAK 2024, Peringati Hari Jadi ke-17 Minahasa Tenggara
Pimpin Peringatan Harkitnas Ke-116, Kepala BSKDN Kemendagri Sampaikan Amanat Menkominfo
Artikel Terkini
Saksikan Pekan Gawai Dayak Kalbar, Ratusan Warga Malaysia Serbu PLBN Aruk
Buka WWF ke-10, Presiden Jokowi Berharap Bisa Ciptakan Kepastian Distribusi Air Bersih
Realisasikan Investasi di Indonesia, Menko Airlangga Harapkan Lotte Chemical Dapat Menjadi Stimulus Pembangunan Industri Petrokimia Hilir Lokal
Macet, Menteri AHY Memilih Jalan Kaki ke Acara Pembukaan WWF
Pj Bupati Maybrat Hadiri Festival BENLAK 2024, Peringati Hari Jadi ke-17 Minahasa Tenggara
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas