INDONEWS.ID

  • Rabu, 23/11/2022 16:45 WIB
  • Pancasila Substansi Perintah Tuhan dalam Agama untuk Persatuan Indonesia

  • Oleh :
    • very
Pancasila Substansi Perintah Tuhan dalam Agama untuk Persatuan Indonesia
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid, SE, MM, di Manado, Rabu (23/11/2022). (Foto: PMD)

Manado, INDONEWS.ID - Pancasila tidak hanya sebagai Dasar Negara Republik Indonesia, tetapi juga merupakan substansi perintah Tuhan dalam agama. Dengan Pancasila, Indonesia yang beragam suku, agama, etnis, bahasa, pulau, menjadi kunci persatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Pancasila adalah dasar negara kami, meski itu bukan agama dan tidak untuk menggantikan agama. Tapi Pancasila adalah substansi perintah Tuhan dalam agama karena Pancasila tidak bertentangan dengan kitab suci agama apapun,” ujar Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid, SE, MM, di Manado, Rabu (23/11/2022).

Baca juga : Perkembangan Terbaru dan "Historic Milestoe" Aturan Kesehatan Internasional

Pernyataan itu dikatakan Nurwakhid saat membuka dan memberikan vaksinasi ideologi kepada peserta Regenerasi Duta Damai Dunia Maya Regional Sulawesi Utara (Sulut) di Manado. Ia mengungkapkan sering mendapat pertanyaan dari orang asing yang heran mengapa Indonesia dengan segala kemajemukannya tidak terjadi konflik.

“Saya jawab negara kami Insya Allah sampai kiamat tidak bisa dipecah belah, karena negaranya kami sepotong surga yang dijaga kekasih Tuhan, waliyullah. Para waliyullah itulah bersama para tokoh agama lain dan tokoh bangsa yang dipimpin Bung Karno merumuskan dasar negara, ideologi bangsa Pancasila yang digali dari nilai luhur bangsa, sehingga Pancasila mampu menyatukan bangsa,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers Pusat Media Damai (PMD) BNPT.

Baca juga : Semangat Kebangkitan Nasional: Perjalanan Inspiratif Mila dari Serang, Banten

Selain Pancasila, ujar Nurwakhid, bangsa Indonesia memiliki budaya dan kearifan lokal seperti silaturahmi dan gotong royong, yang tidak dimiliki negara-negara luar. Seperti di Manado atau Sulawesi Utara, budaya dan kearifan lokalnya sangat luar bisa. Itu dibuktikan dengan kehidupan masyarakat yang harmoni dalam keberagaman dengan dilandasi rasa toleransi tinggi antar umat beragama.

Menurutnya, harmoni dalam keberagaman tersebut harus dipertahankan bahkan diperkuat untuk menciptakan kedamaian dan kerukunan. Dan ini menjadi tugas duta damai dunia maya dengan menyebarkan konten perdamaian, persatuan, kebhinnekaan, dan toleransi, baik secara online maupun offline.

Baca juga : Macet, Menteri AHY Memilih Jalan Kaki ke Acara Pembukaan WWF

Kemudian, tambah Nurwakhid, Indonesia juga memiliki ormas keagamaan yang moderat. Di Islam ada Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Al-Washliyah, Nahdlatul Wathan, Darut Dakwah Wal Irsyad (DDI), dan lain-lain. Di Nasrani ada Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), sementara di Hindu ada Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI), kemudian Buddha ada Perwalian Umat Buddha Indonesia (Walubi), dan di Konghuchu ada Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN).

“Pancasila, budaya dan kearifan lokal, dan ormas moderat inlah yang sedang dan akan terus dirusak oleh kelompok radikalisme dan terorisme,” tukas Nurwakhid.

 

 

Terorisme Bukan Tujuan Akhir

Ia menjelaskan bahwa terorisme bukan tujuan akhir, tapi alat untuk mencapai tujuan sarana propaganda untuk mencapai utamanya yaitu gerakan politik yang ingin mengambilalih kekuasaan, dan mendirikan negara agama menurut versi mereka dengan mendistorsi, memanipulasi, dan mempolitisasi agama.

“Jadi terorisme itu hilirnya, hulunya radikalisme.  Ini virus karena semua teroris pasti dijiwai radikalisme, meski mereka yang terpapar radikalisme tidak mesti jadi terorisme,” jelas mantan Kabag Ops Densus 88 Antiteror Mabes Polri ini.

Pada kesempatan itu, ia juga memberikan pemahaman para peserta tentang apa itu radikalisme. Ia menjelaskan bahwa radikalisme itu adalah paham anti Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945. Berawal dari terpapar radikalisme itu, mereka akan kecewa, frustasi, dendam, dan benci, yang kemudian berujung dengan melakukan aksi terorisme. Intinya  virus radikalisme dan terorisme itu bersifat intoleran dan eksklusif dengan mengatasnamakan agama.

“Radikalisme dan terorisme itu sejatinya adalah musuh agama dan musuh negara. Karena tindakannya bertentangan dengan nilai luhur agama yang mewajibkan akhlakul karimah, mencintai negara, menghormati pemerintah yang sah dan menghormati antar sesama.

“Mereka memecah belah umat, memunculkan phobia, kalau dibiarkan akan menimbulkan konflik. Sebelum terjadi konflik, biasanya didahului maraknya radikalisme mengatasnamakan agama, dan berkolaborasi dengan pihak antipemerintah yang sah dan asing. Ini namanya neo-kolonialisme atau bentuk baru yaitu proxy war dan proxy ideology,” terang Nurwakhid.

Ia menambahkan bahwa Sulut dan Manado memiliki realitis sebagai daerah paling toleran nomor dua di Indonesia. Untuk itu, ia meminta para calon Duta Damai Dunia Maya Regional Sulut untuk menularkan pengalaman dan realitas kehidupan dengan toleransi ke daerah lain.

“Itulah pentingnya kalian jadi duta damai, kalian jadi influencer, dan buzzer perdamain terutama di dunia maya. Bangun persatuan, perdamaian. Jangan sampai militansi diklaim kelompok radikal,” tuturnya.

Selain itu, kata Nurwakhid, dalam membuat kontranarasi, duta damai dunia maya, jangan ada setitik pun kebencian pada siapapun. Tapi harus penuh kasih sayang seperti yang diajarkan para nabi seperti Nabi Muhammad dan Nabi Isa atau Yesus Kristus,” pungkasnya.

Regenerasi Duta Damai Dunia Maya Regional Sulut ini digelar selama empat hari dengan diikuti 50 peserta. Selama pelatihan, para peserta digembleng membuat konten kontra narasi berupa tulisan, desain komunikasi visual, dan IT. Mereka juga dibekali dengan pemahaman substansi pencegahan radikalisme dan terorisme dengan menghadirkan narasumber berkompeten. ***

 

Artikel Terkait
Perkembangan Terbaru dan "Historic Milestoe" Aturan Kesehatan Internasional
Semangat Kebangkitan Nasional: Perjalanan Inspiratif Mila dari Serang, Banten
Macet, Menteri AHY Memilih Jalan Kaki ke Acara Pembukaan WWF
Artikel Terkini
Perkembangan Terbaru dan "Historic Milestoe" Aturan Kesehatan Internasional
Semangat Kebangkitan Nasional: Perjalanan Inspiratif Mila dari Serang, Banten
HUT Minahasa Tenggara ke 17, Pj Bupati Maybrat Saksikan Festival Benlak 2024 dan Makan Malam Bersama di Ranumboloy Water Park
PJ Bupati Maybrat Hadiri Pentas Seni Festival Benlak 2024 HUT Minahasa Tenggara ke 17
Saksikan Pekan Gawai Dayak Kalbar, Ratusan Warga Malaysia Serbu PLBN Aruk
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas