INDONEWS.ID

  • Jum'at, 10/02/2023 11:55 WIB
  • Komunikolog Minta Presiden Jokowi Berteriak Lebih Kencang Lagi Soal Bantuan Gempa Suriah-Turkiye

  • Oleh :
    • very
Komunikolog Minta Presiden Jokowi Berteriak Lebih Kencang Lagi Soal Bantuan Gempa Suriah-Turkiye
Orang-orang memeriksa sejumlah bangunan yang rusak pascagempa bumi di Malatya, Turkiye, pada 6 Februari 2023. (Xinhua/Mustafa Kaya)

Jakarta, INDONEWS.ID - Asosiasi Komunikolog Indonesia meminta Presiden Joko Widodo untuk memperkeras pernyataannya agar pemimpin dunia mempercepat bantuan untuk gempa Suriah-Turkiye.

Salah satu komunikolog senior, Effendi Gazali menyatakan terima kasih bahwa Presiden Jokowi telah menunjukkan kepedulian pada tragedi yang memilukan itu.

Baca juga : KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia

Effendi memohon agar Presiden Jokowi bisa memperkeras pernyataannya tersebut. “Ini adalah momentum dunia terpenting saat ini. Sebagai tokoh yang sukses untuk presidensi G-20 dan Asean, maka Bapak Jokowi tinggal bersuara lebih kencang dan lebih banyak, yakinlah para pemimpin dunia akan mendengarnya. Juga sebutannya mungkin lebih pas ‘gempa Suriah-Turkiye’ berdasarkan urutan abjad," katanya.

Komunikolog dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing juga memperkuat permohonan tersebut. "Kita harus melihat secara utuh dan berimbang. Bantuan harusnya merata untuk Turkiye dan Suriah. Atas nama kemanusiaan, kita harus mengesampingkan dulu embargo atas dasar pertimbangan politik. Suara Pak Jokowi pasti akan didengar," tutur Emrus.

Baca juga : Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel

Sementara itu komunikolog Universitas Airlangga, Suko Widodo, mengutip pernyataan Gus Dur, salah satu presiden hebat Indonesia. "Gus Dur pernah menyatakan bahwa di atas politik masih ada kemanusiaan," ucapnya.

Dia menambahkan betapa Indonesia pernah memiliki pengalaman menghadapi tragedi lebih besar yaitu tsunami Nangroe Atjeh Darussalam tahun 2004. "Jadi suara Indonesia pasti akan didengar oleh dunia. Ini momentum yang membutuhkan teriakan dari pemimpin Indonesia!" kata Suko.

Baca juga : Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat

Hasrullah, komunikolog Universitas Hasanuddin, yang selalu membawa mahasiswa Indonesia dalam kegiatan kuliah kerja nyata ke berbagai penjuru dunia, kembali menekankan pentingnya melihat kondisi di Suriah.

"Jadi kita boleh menyebutnya gempa Suriah-Turkiye. Saya rasa saat ini Suriah relatif kurang cepat mendapat bantuan karena kondisi politik soal embargo. Intinya doa dan bantuan perlu merata ke seluruh korban gempa tersebut," ujar Hasrullah.

Anggota asosiasi komunikolog lainnya, Iwel Sastra bahkan melihat ketidakseimbangan berita antara gempa Turki dan Suriah.

Menurut Iwel, tidak banyak berita tentang Suriah tampil dalam pemberitaan media internasional.

"Bisa jadi karena kondisi politik, atau akses ke sana yang belum terbuka seperti Turki. Karena itu amat dibutuhkan suara para pemimpin dunia agar perhatian menjadi sama, dan akses juga dibuka. Presiden Jokowi bisa melakukan itu, baik melalui teriakan maupun melalui jaringan diplomatiknya," pungkas Iwel. ***

Artikel Terkait
KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Artikel Terkini
KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia
Akses Jalan Darat Terbuka, Pemerintah Kerahkan Distribusi Logistik ke Desa Kadundung
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Bagian dari Strategi Bisnis untuk Fokus pada Lini Penjualan
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas