INDONEWS.ID

  • Senin, 03/04/2023 10:40 WIB
  • Ini Fokus Rizal Ramli: Transparansi, Efisiensi, dan Mendukung Sektor Ekonomi Utama

  • Oleh :
    • very
Ini Fokus Rizal Ramli: Transparansi, Efisiensi, dan Mendukung Sektor Ekonomi Utama
Rizal Ramli adalah mantan Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia (2000-2001) dan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (2015-2016). (Foto: ist)

Jakarta, INDONEWS.ID – Jika diberi kesempatan untuk menjadi pemimpin negara ini (Presiden RI), DR Rizal Ramli akan fokus pada transparansi, efisiensi dan mendukung sektor utama yang memberi hasil ekonomi positif bagi bangsa ini.

“Secara keseluruhan, jika diberi kesempatan untuk berperan sebagai pemimpin lagi, fokus Rizal Ramli pada transparansi, efisiensi, dan mendukung sektor-sektor ekonomi utama berpotensi memberikan hasil ekonomi yang positif bagi Indonesia di masa depan,” ujarnya di Jakarta, Senin (3/4).

Baca juga : Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Bagian dari Strategi Bisnis untuk Fokus pada Lini Penjualan

Pernyataan tersebut direspons tokoh nasional tersebut menjawab pertanyaan apa yang akan dilakukannya untuk memperbaiki ekonomi nasional ke depan.

Ekonom senior ini mengatakan, memang sulit memprediksi masa depan. Namun berdasarkan kinerja dan kebijakan yang dijalankannya saat memegang posisi penting di dalam pemerintahan dirinya selalu fokus pada peningkatan efisiensi dan transparansi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca juga : Strategi Sukses dalam Mengimplementasikan HRIS di Perusahaan

“Sulit untuk memprediksi masa depan, tetapi berdasarkan kinerja dan kebijakan Rizal Ramli di masa lalu, ia telah menunjukkan fokus yang kuat pada peningkatan efisiensi dan transparansi lembaga pemerintah, serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pemulihan berbasis investasi dan mendukung pembangunan ekonomi seperti UMKM dan pertanian,” paparnya.

Sebagai mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli juga menekankan pentingnya mengembangkan sektor maritim Indonesia.

Baca juga : Bertemu Menteri Perdagangan Inggris, Menko Airlangga Perkuat Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan

“Sektor maritim Indonesia merupakan penggerak utama pertumbuhan ekonomi, yang dapat mengarah pada penciptaan lapangan kerja dan peluang baru di industri seperti perkapalan, perikanan, dan pariwisata,” urainya.

Sebelumnya, Peneliti Lingkar Studi Perjuangan (LSP), Gede Sandra pernah mengungkapkan rahasia kesuksesan tim ekonomi Gus Dur? Seperti diketahui, ekonomi pada era Gus Dur berhasil menciptakan pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat tanpa utang (bahkan mengurangi utang), namun tetap memeratakan pendapatan.

Gede mempunyai catatan bahwa koofisien Gini Ratio terendah Indonesia sepanjang 50 tahun terakhir terjadi di akhir era Gus Dur, yaitu sebesar 0,31. Yang terdekat dengan pencapaian itu adalah era Suharto di tahun 1993, dengan Gini Ratio sebesar 0,32.

“Bedanya, rezim Suharto perlu 25 tahun untuk menurunkan Gini Ratio dari 0,37 (1967) ke 0,32 (1993). Gus Dur cuma perlu kurang dari dua tahun untuk turunkan koofisien Gini Ratio dari 0,37 (1999) ke 0,31 (2001),” ujar Gede.

Gede mengungkapkan, keberhasilan ekonomi di era Gus Dur, pertama karena tim ekonominya menolak resep IMF-Bank Dunia yang menganjurkan dilakukannya austerity policy (pengetatan anggaran). Sebaliknya, yang ditawarkan oleh tim ekonomi Gus Dur adalah growth story (strategi pertumbuhan).

“Indonesia pada tahun 2000 mendapatkan kenaikan peringkat investasi dari lembaga-lembaga rating seperti Moody dan S&P setelah tim ekonomi Indonesia berangkat ke kantor pusat lembaga-lembaga tersebut di AS mempresentasikan growth story Indonesia - bukan dengan proposal austerity policy. Pada era Gus Dur, pertumbuhan konsumsi pemerintah bertumbuh dari 0,69 persen di tahun 1999, menjadi 6,49 persen di tahun 2000 dan 8,98 persen di tahun 2001,” ungkap Gede.

Dia menjelaskan bahwa akibat strategi growth story di era Gus Dur, ekspor Indonesia meningkat sebesar 60 persen, dari Rp.390 triliun di tahun 1999 ke Rp.624 triliun pada tahun 2001. Meningkatkan porsi ekspor terhadap PDB dari 35 persen (1999) ke 43 persen (2001).

Gede mengekspos, neraca perdagangan selalu surplus selama era kepemimpinan Gus Dur yaitu pada 1999 surplus sebesar Rp.76 triliun; tahun 2000 Rp.119 triliun, dan pada 2001 surplus Rp.120 triliun (2001), di tengah impor yang juga mengalami peningkatan hampir 60 persen pada periode yang sama.

“Pada era Gus Dur, sektor properti dibangkitkan dari kehancurannya pasca krisis 1998. Sektor properti, yang disebut sebagai kepala naga karena merupakan indikator utama kebangkitan perekonomian di banyak negara, mendapatkan program restruktrurisasi utang sehingga mampu kembali bangkit dan mengajak bangkit pula lebih dari 200 jenis industri bersamanya,” tulis Gede.

Kedua, menurut Gede, tim ekonomi Gus Dur piawai dalam melakukan optimum debt management. “Contohnya seperti teknik debt to nature swap, yang menukar utang kita dengan kewajiban pelestarian hutan, dilakukan pada masa ini (era Gus Dur),” ungkapnya.

Karena piawai bernegosiasi untuk utangnya, lanjut Gede, negara seperti Kuwait sampai membangunkan proyek jembatan layang Pasopati di Bandung secara cuma-cuma bagi Indonesia.

“Pada era Gus Dur ini juga Indonesia berhasil mendapatkan berbagai dana hibah yang besar nilainya. Sehingga pada akhir masa pemerintahannya utang Indonesia bukannya bertambah, namun malah berkurang,” ungkap Gede.

Ketiga, kata Gede, tim ekonomi Gus Dur sukses menjaga harga beras stabil di level rendah sehingga mengakibatkan daya beli masyarakat bawah perkotaan terus terjaga. “Kesejahteraan petani di pedesaan juga terjaga karena Bulog melakukan pembelian gabah, bukan membeli beras. Inilah alasan mengapa ketimpangan pendapatan paling rendah di era ini,” ujarnya. ***

Artikel Terkait
Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Bagian dari Strategi Bisnis untuk Fokus pada Lini Penjualan
Strategi Sukses dalam Mengimplementasikan HRIS di Perusahaan
Bertemu Menteri Perdagangan Inggris, Menko Airlangga Perkuat Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan
Artikel Terkini
Pj Gubernur Agus Fatoni Lepas Keberangkatan 445 Jemaah Calon Haji Kloter Pertama Embarkasi Palembang
Pos Mahen Satgas Yonif 742/SWY Ajari Murid SDN Baudaok Cara Mengolah Sampah Plastik
Indonesia-Kazakhstan untuk Rampungkan Perjanjian Promosi dan Perlindungan Investasi
Prof Dr H Yulius SH MH Ketua Kamar TUN Mahkamah Agung Diwawancara Ekslusif Majalah MATRA
Dorong Ekonomi Nasional Lebih Transformatif, Menko Airlangga Jalin Kerja Sama Global
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas