INDONEWS.ID

  • Jum'at, 26/05/2023 18:11 WIB
  • Luar Biasa! Pidato Bung Karno Ditetapkan UNESCO sebagai Memori Dunia

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Luar Biasa! Pidato Bung Karno Ditetapkan UNESCO sebagai Memori Dunia

Jakarta, INDONEWS.ID - The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan arsip pidato Bung Karno sebagai Memory of The World (Memori Dunia).

Kabar tersebut disampaikan Dewan Pakar Indonesia untuk Memory of The World UNESCO, Rieke Diah Pitaloka. Selanjutnya, Rieke Diah Pitaloka menjelaskan, hal itu diputuskan berdasarkan sidang pleno Executive Board UNESCO pada 10 hingga 24 Mei 2023.

Baca juga : Bahasa Indonesia Ditetapkan Sebagai Bahasa Resmi Konferensi Umum UNESCO

"Telah diputuskan dan ditetapkan," ujar Rieke dalam keterangan tertulis, Kamis, 25 Mei 2023.

Rieke merinci, UNESCO menetapkan arsip pidato Soekarno berjudul "To Build The World Anew", disampaikan di Sidang Umum PBB 1960. Kedua adalah arsip Gerakan Non-Blok Pertama (GNB I) di Beograd, tahun 1961.

Baca juga : Mendukung "Kolintang Goes to UNESCO" Melalui Kolaborasi Konlintang dan Balafon di Senegal

Rieke menceritakan, sekitar tahun 2013, dirinya berdiskusi dengan Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri. Mereka membahas tentang arsip-arsip bangsa yang berkontribusi pada perjalanan peradaban dunia.

"Arsip-arsip yang penting menjadi ingatan kolektif bangsa dan dunia."

Baca juga : Pimpin Reog Ponorogo 2023, Sesmenko Susiwijono Serahkan Dokumen Persyaratan Warisan Budaya Tak benda (WBTb) UNESCO

"Dapat digunakan sebagai petunjuk jalan bagi kehidupan bangsa Indonesia saat ini dan masa yang akan datang," ujarnya.

Duta Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) ini mengatakan, kala itu, mereka menilai ada tiga arsip penting. Ketiga arsip itu disebut mereka sebagai Tiga Tinta Emas Abad 20.

"Arsip Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955; arsip Gerakan Non-Blok Pertama (GNB I) di Beograd, 1961."

"Ada juga arsip Pidato Presiden ke-1 RI, Ir Soekarno di Sidang PBB, New York, 1960," ungkap Rieke.

Ketiga arsip tersebut dinilai sebagai kapital simbolis Indonesia untuk memosisikan diri dalam percaturan geopolitik sekarang dan masa depan.

Ketiganya juga pengingat bagi setiap bangsa untuk ada dalam prinsip politik para pendiri bangsa

"Bebas aktif dan divensif aktif, sebesar-besarnya bagi kepentingan nasional Indonesia."

"Sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat yang terlibat dalam perjuangan perdamaian dunia," ucapnya.

Melalui ANRI, lanjut Rieke, tiga Tinta Emas Abad 20 tersebut kemudian diajukan sebagai Memory of The World (MoW) UNESCO.

"Berkat dukungan Presiden Jokowi dan Menlu Retno Marsudi beserta jajarannya, arsip KAA ditetapkan sebagai MoW UNESCO tahun 2015," ujarnya.

Rieke pun berterima kasih kepada Megawati, Presiden Jokowi, dan Menlu Retno beserta jajarannya, juga Kepala ANRI.

"Terima kasih Duta Besar RI untuk Prancis, Duta Besar RI untuk UNESCO Prof Ismunandar," pungkasnya.

Artikel Terkait
Bahasa Indonesia Ditetapkan Sebagai Bahasa Resmi Konferensi Umum UNESCO
Mendukung "Kolintang Goes to UNESCO" Melalui Kolaborasi Konlintang dan Balafon di Senegal
Pimpin Reog Ponorogo 2023, Sesmenko Susiwijono Serahkan Dokumen Persyaratan Warisan Budaya Tak benda (WBTb) UNESCO
Artikel Terkini
Dansatgas Yonif 742/SWY Kunjungi Salah Satu SD Darurat di Perbatasan RI-RDTL
Kawal Pemerintahan Baru, Tokoh Lintas Agama: Jika Ada Kurang-kurangnya Kita Perbaiki
Upaya Pendekatan Pemda Maybrat Berhasil, Pelaku Pemanahb Koramil Akhirnya Menyerahkan Diri
Komitmen pada "NTT" Dorong Ansy Lema Mendaftar di Pilkada
Kemendagri Tekankan Sinergisitas Antar-Pemda Mengoptimalkan Pemungutan Pajak Daerah dan Opsen Pajak Daerah
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas