INDONEWS.ID

  • Selasa, 13/06/2023 11:54 WIB
  • PTPN III Targetkan IPO PalmCo pada Akhir Tahun

  • Oleh :
    • very
PTPN III Targetkan IPO PalmCo pada Akhir Tahun
Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara atau PTPN, Mohammad Abdul Ghani mengatakan PalmCo akan digiring menjadi perusahaan kelapa sawit terbesar di dunia dengan memproduksi sebanyak 1,8 juta ton per tahun pada 2026

 

Jakarta,  INDONEWS.ID – Holding Perkebunan Nusantara PTPN III, menargetkan penawaran umum perdana (IPO) unit usaha PalmCo pada akhir tahun 2023.

Baca juga : Bertemu Menteri Perdagangan Inggris, Menko Airlangga Perkuat Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan

PalmCo, merupakan hasil penggabungan empat anak perusahaan perkebunan yang dibentuk bulan ini, akan menjadi entitas induk untuk operasi perkebunan kelapa sawit PTPN.

Direktur Utama Mohammad Abdul Ghani mengatakan, saat ini PTPN sedang menunggu persetujuan resmi dari kreditur yang akan membuka jalan bagi proses untuk segera dimulainya IPO.

Baca juga : Menko Airlangga Dorong Penguatan Pasar Tenaga Kerja Bagi Kaum Muda pada WEF Special Meeting

"Sama seperti balapan mobil, kita sudah berdiri di garis start, tinggal menunggu bendera hijau untuk tancap gas," ujar Ghani seperti dikutip EmitenNews.com, Selasa (13/6).

Penjualan saham perdana, yang diperkirakan dapat mengumpulkan dana hingga Rp10 triliun (USD673 juta), akan mengukuhkan posisi Indonesia sebagai salah satu tempat tersibuk untuk IPO pada tahun 2023.

Baca juga : Menikah di Balai Sarwono, Bregas Ingin Merasakan Atmosfer Adat Jawa yang Kental

Ghani mengatakan, dana hasil IPO tersebut akan digunakan untuk investasi proyek industri hilir, termasuk produksi energi terbarukan.

"Dana tersebut akan kami gunakan untuk investasi proyek industri hilir, termasuk produksi energi terbarukan," kata Ghani.

Perseroan akan memulai pembangunan pabrik biodiesel di kawasan ekonomi Sei Mangke, Sumatera Utara, tahun ini, dengan target mulai berproduksi pada Januari 2024.

Ghani juga mengungkankan PTPN III berencana meningkatkan produksi minyak goreng tahunan menjadi 1,8 juta ton pada 2026 dari 460.000 ton. Kedua proyek tersebut akan membutuhkan pengeluaran sekitar USD270 juta, termasuk biaya untuk memperluas perkebunan menjadi 650.000 hektar selama lima tahun ke depan.

Selain itu kelompok BUMN perkebunan juga berencana mengembangkan pabrik gula untuk mendukung program swasembada pangan dan energi nasional. Indonesia adalah pembeli gula mentah terbesar di dunia, menurut laporan  US Department of Agriculture`s Foreign Agriculture Service. ***

 

Artikel Terkait
Bertemu Menteri Perdagangan Inggris, Menko Airlangga Perkuat Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan
Menko Airlangga Dorong Penguatan Pasar Tenaga Kerja Bagi Kaum Muda pada WEF Special Meeting
Menikah di Balai Sarwono, Bregas Ingin Merasakan Atmosfer Adat Jawa yang Kental
Artikel Terkini
TOZO Memperkenalkan Deretan Produk Inovatif Terbaru: TOZO Open Buds Sebagai Flagship
Perayaan Hari Ulang Tahun ke 15 Kabupaten Maybrat
SMP Islam Al Azhar BSD Raih juara 1 Tari Tradisional di Spanyol
Tanggapi Tuduhan Ade Pencuri, Lawyer Gaul: gak Cocok sama Faktanya
Terus Bermanuver Menuju Pilkada NTT, Cagub Ardy Mbalembout dan Irjen Jonny Asadoma Gelar Pertemuan Tertutup di Jakarta
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas