Nasional

Terus Bermanuver Menuju Pilkada NTT, Cagub Ardy Mbalembout dan Irjen Jonny Asadoma Gelar Pertemuan Tertutup di Jakarta

Oleh : Rikard Djegadut - Jum'at, 03/05/2024 21:58 WIB

Calon Gubernur (Cagub) NTT 2024-2029 yakni Dr. (c) MM Ardy Mbalembout, S.H., M.H., C.L.A dan Irjen. Pol. (Purn.) Drs. Johanis Asadoma, S.I.K., M.Hum

Jakarta, INDONEWS.ID - Pesta demokrasi lima tahunan dalam rangka pemilihan kepala daerah (Pilkada) akan kembali digelar di berbagai daerah dalam beberapa bulan mendatang. Di antaranya adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hingga saat ini, sejumlah tokoh mulai memperkenalkan diri ke publik NTT baik sebagai Calon Gubernur (Cagub) maupun Calon Wakil Gubernur (Cawagub). Selain masif melakukan ekposure ke publik, para tokoh tersebut juga gencar bermanuver dan melakukan lobi politik guna menjaring dan menemukan pasangan yang tepat dalam memimpin NTT.

Hal ini dilakukan untuk memastikan visi dan misi partai maupun pribadi dapat dijalankan yakni mampu mengangkat dan membawa NTT keluar dari beragam persoalan, dan mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat melalui berbagai kebijakaan yang diambil.

Hal ini persis dilakukan oleh dua Calon Gubernur (Cagub) NTT 2024-2029 yakni Dr. (c) MM Ardy Mbalembout, S.H., M.H., C.L.A dan Irjen. Pol. (Purn.) Drs. Johanis Asadoma, S.I.K., M.Hum. Kedua tokoh ini diketahui melakukan pertemuan tertutup di Jakarta, pada Jumat 3 Mei 2024.

"Ya, saya dengan Pak Johny benar melakukan pertemuan. Kendati tertutup, pertemuan ini lebih kepada silaturahmi dengan sesama Calon Gubernur," kata Kepala Departemen Hukum dan HAM Partai DPP Partai Demokrat itu kepada media, Jumat (3/5/24).

Wakil Ketua Mahkamah Partai DPP PD itu sendiri sudah resmi mendaftar di Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat NTT sebagai salah satu calon gubernur (Cagub) NTT yang akan bertarung pada Pilkada 2024 mendatang. Sementara Irjen Pol (purn) Johny Asadoma juga sudah resmi mendaftarkan diri di DPD PAN NTT.

Ardy menyampaikan, dalam pertemuannya bersama mantan Wakapolda dan Kapolda NTT serta Kadiv Hubinter Polri yang berlangsung di sebuah restoran di bilangan Senayan, Jakarta itu, keduanya membahas banyak hal terkait nasib NTT di masa depan.

Antara lain terkait bagaimana membangun daerah NTT agar ke depannya menjadi daerah yang diperhitungkan di Indonesia dan yang paling penting dapat menyelesaikan berbagai persoalan klasik dan mendasar yang dihadapi NTT selama ini.

Sebut saja misalnya masalah kemiskinan, kurangnya lapangan kerja, rendahnya sumber daya manusia, minimnya akses terhadap informasi dan pendidikan hingga kasus human trafficing yang setiap tahunnya terus meningkat. Menurut Ardy, hal ini bermuara pada rendahnya SDM yang disebabkan oleh minimnya akses generasi muda terhadap pendidikan dan tingginya anga kemiskinan

"Kita juga bicara tentang situasi utang Pemda kepada pihak ketiga yang angkanya mencapai triliunan rupiah," beber sosok yang kerap melakukan advokasi dan memberikan bantuan hukum pada korban human trafficking yang berasal dari NTT itu.

Selain itu, Ardy membeberkan, keduanya juga cukup serius membahas dan membicarakan soal kebijakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Menurutnya, mereka sepakat untuk perlu adanya upaya membangun kembali trust di akar rumput.

"Ini hal-hal yang perlu dikerjakan untuk NTT yang lebih baik ke depannya. Jadi perlunya membangun kembali trust di akar rumput. Tentunya dengan mengedepankan pola human approach. Jadi itu diuatamakan," pungkasnya.

Lebih lanjut, peraih medali perunggu di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) tinju junior di Bogor dan World Open Tournamen KARATE KYUKHUSHIN di Honbu Yokohama Jepang itu mengatakan, dirinya memiliki kesamaan dengan Irjen Johny.

"Ada kesamaan antara saya dan Pak Irjen yakni sama-sama mantan petintu. Sebelum masuk sebagai taruna Akpol, beliau adalah petinju nasional Indonesia (amatir) dengan berbagai prestasi tingkat nasional dan internasional," tukasnya.

Artikel Terkait