INDONEWS.ID

  • Senin, 24/07/2023 07:05 WIB
  • BPIP Ajak Anggota Pirukunan Purwa Ayu Mardi Utomo Bumikan Pancasila Bersama-sama

  • Oleh :
    • luska
BPIP Ajak Anggota Pirukunan Purwa Ayu Mardi Utomo Bumikan Pancasila Bersama-sama

Banyuwangi, INDONEWS.ID - "Di era global sekarang ini, musuh yang dihadapi bersama tidak lagi terlihat nyata seperti saat para pendahulu kita merebut kemerdekaan dari penjajah. Musuh kita saat itu jelas wujudnya, yaitu tentara kolonial Belanda dan Jepang. Sedangkan usuh kita saat ini adalah kebodohan dan entitas yang tidak berwujud" demikian disampaikan Direktur Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP, Aris Heru Utomo, dalam “Sarasehan Kebangsaan Pancasila Jatidiri Bangsa: Dari Konsepsi hingga Implementasi” yang diselenggarakan Pirukunan Purwa Ayu Mardi Utomo (PAMU) di Dusun Tojo Kidul, Kecamatan Temuguruh, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, 22 Juli 2023. 

"Musuh yang tidak berwujud ini masuk ke seluruh elemen masyarakat, khususnya generasi muda, melalui berbagai cara, termasuk menggunakan teknologi digital seperti artificial intelligence (AI), untuk mempengaruhi pola pikir dan melakukan pembodohan sehingga ujungnya adalah perubahan jatidiri seseorang atau suatu bangsa,” ujar Aris 

Baca juga : Membaca Kerja Sama Trilateral Antara AS, Jepang dan Filipina dalam Konteks Geopolitik Asia Pasifik

“Kita dapat menyaksikan bahwa ruang-ruang publik saat ini, khususnya dunia maya, disesaki dengan beragam informasi, yang bila tidak dipilah dan dipilih dengan bijak akan mengarah pada perubahan jatidiri bangsa," tambah Aris. 

Aris pun menambahkan pula bahwa tidak mengherankan apabila saat ini muncul pandangan-pandangan yang mulai tidak sejalan dengan nilai-nilai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Hal ini tampak antara lain dari pandangan dan sikap sebagian masyarakat yang mulai mengabaikan nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup dan falsafah bangsa serta ideologi dan dasar negara Indonesia. Bahkan ada sekelompok masyarakat tertentu yang ingin menggantikan Pancasila dengan ideologi lain. 
Aris kemudian menjelaskan mengenai kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Pancasila adalah pandangan hidup, falsafah, ideologi dan dasar negara yang disepakati para pendiri bangsa guna mempersatukan masyarakat Indonesia yang terdiri dari beragam suku banga, ras, agama dan bahasa.
Menurut Aris, seluruh bangsa Indonesia harus menyadari, Pancasila yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa, mengandung norma-norma yang menjadi kompas dalam mencapai tujuan berbangsa dan bernegara Indonesia, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945.

Baca juga : Dewan Pakar BPIP: Akademisi Bisa Buka Wacana Keselarasan Sistem Pilpres dengan Sila ke-4 Pancasila

“Oleh karena itu menjadi tantangan kita bersama untuk bagaimana caranya dapat menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila kepada seluruh masyarakat Indonesia, terutama generasi muda. Semua pihak, termasuk kelompok-kelompok masyarakat seperti PAMU, diharapkan dapat bersama-sama menanamkan nilai-nilai Pancasila dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari,” ajak Aris

“Saya sangat mengapresiasi upaya PAMU dan Direktorat Kepercayaan Kemendikbudristek untuk menyelenggarakan sarasehan Kebangsaan tentang Pancasila Jatidiri Bangsa. Pertemuan yang dihadiri tokoh-tokoh masyarakat dan agama serta masyarakat anggota Pirikunan PAMU ini, merupakan langkah awal untuk kembali menanamkan nilai-nilai Pancasila di masyarakat. 

Baca juga : Dewan Pakar BPIP: Memory of the World UNESCO, momentum promosikan Pancasila ke dunia internasional

“Salah satu caranya adalah dengan mengenalkan sejarah Indonesia yang benar, misalnya tentang sejarah, perumusan dan penetapan Pancasila. Masyarakat harus mengetahui bahwa kelahiran Pancasila 1 Juni 1945, pembahasan yang melahirkan Piagam Jakarta 22 Juni 1945 dan penetapan dalam Sidang PPKI tanggal 18 Agutus 1945 adalah satu kesatuan atau satu tarikan nafas yang tidak dapat terpisahkan,” papar Aris. 

“Untuk itu, BPIP dan Kemendikbudristek dalam minggu-minggu ini akan meluncurkan Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila bagi siswa kelas 1 hingga kelas 12. Berbeda dengan buku-buku pendidikan Pancasila terdahulu, buku-buku yang dihadirkan kali ini tidak melulu tentang teori-teori dan pengetahuan Pancasila, namun dengan komposisi 30 persen pengetahuan tentang Pancasila dan 70 persen praktik atau aplikasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan para siswa sehari-hari, ujar Aris. 

“Dalam Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila ini juga dilakukan penulisan sejarah kelahiran Pancasila yang sesuai dengan fakta-fakta sejarah dan ditegaskan melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila” tegas Aris.

Selain dari BPIP, hadir pula sebagai nara sumber adalah Guru Besar UGM, Prof. Dr. Gunawan Sumohadiningrat dari UGM dan Dr. Ketua Kajian Nusantara, Dr. Purwadi. Hadir sebagai peserta antara lain Ketrua dan Anggota DPRD Banyuwangi dan anggota Pirukunan PAMU dari berbagai daerah
Pirukunan PAMU didirikan oleh RM Djojopoernomo,  cucu Hamengkubuwono II dan Nyi Ageng Serang. PAMU bukanlah agama layaknya enam agama yang sudah diakui di Indonesia, tetapi sebuah ajaran kawruh pranataning kamanungsan yang bertujuan untuk mengetahui asal muasal manusia berikut perannya di dunia sehingga dapat menjalani hidup yang berguna sesuai kehendak Tuhan.

Artikel Terkait
Membaca Kerja Sama Trilateral Antara AS, Jepang dan Filipina dalam Konteks Geopolitik Asia Pasifik
Dewan Pakar BPIP: Akademisi Bisa Buka Wacana Keselarasan Sistem Pilpres dengan Sila ke-4 Pancasila
Dewan Pakar BPIP: Memory of the World UNESCO, momentum promosikan Pancasila ke dunia internasional
Artikel Terkini
Terus Bermanuver Menuju Pilkada NTT, Cagub Ardy Mbalembout dan Irjen Jonny Asadoma Gelar Pertemuan Tertutup di Jakarta
Tamini Square Gelar Festival Soto dan Masakan Nusantara
Dituduh Curi Iphone, Ade Laporkan AA ke Polres Jaksel
PNM Terus Bekali Nasabah dengan Teknologi Digital
Hari Ulang Tahun ke 15 Kabupaten Maybrat Diwarnai Peluncuran Program PAITUA
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas