Jakarta, INDONEWS.ID - Pertumbuhan ekonomi kwartal ketiga terlihat postif diangka 5,17 persen, sementara target akhir 2023 pada posisi 5,3 persen. Meski demikian sebaran PDB masih terkonsentrasi di pulau Jawa belum merata secara nasional. Sementara inflasi terkendali dikisaran 3,07 persen, selama 7 triwulan berturut-turut pertumbuhan ekonomi Indonesia diatas 5 persen.
Hal itu disampaikan Menko Perekonomian Erlangga Hartarto, di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta. Dikatakan, pertumbuhan dipicu tingginya belanja rumah tangga serta ekspor komiditas dan non komiditas terutama industri manufaktur terutama otomotif. Pertumbuhan kita hanya tertinggal dari China 6,3 persen dan Uzbekhistan 3,6 persen. Sementara inflasi kita terendah diangka 3,08 persen diatas negara lain yang masih konstraksi terutama Turki yang mencapai 47%.
Dikatakan, selain industri manufktur, peningkatan itu juga dipacu oleh industri hilirisasi, saat ini ekspor besi dan baja meningkat dan diharapkan turunan dari besi dan baja juga berkontribusi dengan peningkatan ekonomi kita.
"Capaian itu menjadikan Indonesia masuk upper midle income country berdasarkan laporan bank dunia. Dibanding negara lain pertumbuhan Indonesia sangat kuat dengan inflasi yang terkendali diangka 3,08 persen", tandasnya.
Terkait belum meratanya sebaran produk domestik bruto apakah terkait belum tumbuhnya kawasan ekonomi khusus (KEK), menurutnya, membangun kawasan khusus tidak seperti membangun rumah, tapi banyak faktor yang harus saling terkait. Seperti KEK Sorong yang belum terlihat pertumbuhannya, karena faktor pasokan energi seperti gas belum disepakati harganya.
Ia pun merujuk KEK di Kendal dan Gresik yang sudah tumbuh dan mulai merambat pada produksi. Di Kendal KEK sudah tumbuh, bahkan sudah ada 90 pabrik di sana, sedangkan Gresik meski smelter belum beroperasi namun industri turunannya sudah mulai dibangun.
Sedangkan mengenai ketersediaan pangan, menurutnya hingga akhir tahun nanti pemerintah harus mempertahankan stok diangka 2,2 juta ton beras. Ketersediaan itu akan dipenuhi beberapa daerah produsen beras yang tak terpengaruh oleh ancaman El-nino, dan soal impor beras berapa dan dari mana masih dikalkulasi Bulog.
Meski demikian Erlangga optimis dengan target pertumbuhan sebesar 5,3 persen, karena di kwartal IV nanti belanja negara bakal digenjot besar-besaran dan multiplayer efect-nya sangat besar yang imbasnya positif pada pertumbuhan ekonomi.