INDONEWS.ID

  • Kamis, 30/11/2023 21:16 WIB
  • Pancasila Adalah Pengejawantahan Nilai-Nilai Agama dan Keluhuran Bangsa Indonesia

  • Oleh :
    • very
Pancasila Adalah Pengejawantahan Nilai-Nilai Agama dan Keluhuran Bangsa Indonesia
Direktur Nasional GusDurian Network Indonesia (GNI), Alissa Wahid. (Foto: dok PMD BNPT)

Jakarta, INDONEWS.ID – Pancasila merupakan landasan bangsa Indonesia dalam menetapkan batas-batas konstitusinya. Pancasila menjadi perwujudan nilai dan ajaran seluruh agama yang secara resmi diakui di Bumi Pertiwi.

Karena itu, tidak berlebihan jika ada anggapan bahwa jika bernegara dengan bingkai Pancasila, maka sesungguhnya sedang menegakkan peraturan agama karena Pancasila lahir dari ajaran agama itu sendiri.

Baca juga : Macet, Menteri AHY Memilih Jalan Kaki ke Acara Pembukaan WWF

Direktur Nasional GusDurian Network Indonesia (GNI), Alissa Wahid mengungkapkan bahwa di dalam Pancasila terkandung nilai-nilai kemanusiaan dan agama sebagai pedomannya. Agama Islam menempatkan manusia pada posisi khalifatul fil ardh atau menjadi pengelola bumi dan isinya.

“Baik dalam Islam atau agama-agama yang lain, selalu ada ajaran yang menuntun manusia agar menjadi pribadi yang adil dan santun, seperti yang tertuang pada Pancasila. Pribadi yang beradab atau santun, dan sebagai manusia dia tidak mengedepankan kekerasan dalam menghadapi persoalan, sejatinya ia telah mengikuti nilai-nilai yang ada dalam agama,” jelas Alissa, Kamis Jumat (30/11/2023).

Baca juga : Pj Bupati Maybrat Hadiri Festival BENLAK 2024, Peringati Hari Jadi ke-17 Minahasa Tenggara

Dia menjelaskan bahwa sebetulnya Pancasila itu justru pengejawantahan dari nilai-nilai agama dan keluhuran bangsa Indonesia. Walaupun terdapat perbedaan dalam pengamalan agama, Pancasila menjembatani itu semua. Mengamalkan Pancasila dan beberapa nilainya juga diambil dari ajaran agama Islam, tidak ubahnya mengamalkan ibadah itu sendiri.

Memang secara tekstual, lanjutnya, pengamalan Pancasila itu tidak dimuat dan diatur dalam dalil-dalil keagamaan. Namun dengan menjalankan agama secara baik maka juga menghidupkan nilai-nilai Pancasila dengan sempurna, begitu juga sebaliknya.

Baca juga : Pimpin Peringatan Harkitnas Ke-116, Kepala BSKDN Kemendagri Sampaikan Amanat Menkominfo

Ketua Tanfidziyah PBNU periode 2022-2027 ini menerangkan bahwa persatuan Indonesia yang diamanahkan oleh Pancasila juga bagian dari perintah semua agama, termasuk Islam. Sebagai manusia yang dititipkan tanah air indonesia, menjadi kewajiban kita untuk menjaga dan memeliharanya.

“Persatuan Indonesia atau ukhuwah wathoniyah itu juga bagian dari perintah agama. Perintah agama itu mengharuskan kita untuk mencintai dan merawat tanah air dimana kita tinggal. Banyak agama menjelaskan bahwa manusia adalah perwakilan Tuhan di buka bumi,” ungkapnya seperti dikutip dari siaran pers Pusat Media Damai (PMD) BNPT.

“Kalau di dalam agama Kristen itu ada istilah imago Dei yang berarti bahwa manusia adalah cerminan dari sosok Tuhan. Sementara dalam ajaran Islam, manusia ditempatkan sebagai khalifatul fil ardh atau sebagai pengelola bumi. Nilai persatuan Indonesia dalam Pancasila menjadi luas penafsirannya karena ia tidak hanya mengatur hubungan dengan alam, namun juga hubungan dengan sesama manusia,” imbuh Alissa.

 

Tidak Ada Hubungan Antara Kemiskinan dengan Intoleransi

Menurutnya, dengan menghayati nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila, harusnya seluruh masyarakat bisa menjaga persatuan dan kesatuan dengan sesama manusia.

Hal ini juga tidak berbeda dengan ajaran agama. Menjaga persatuan itu berarti mensyaratkan adanya sikap saling menerima dan menghormati. Inilah yang disebut sebagai toleransi.

Dalam ajaran agama Islam, jelasnya, bahkan pada saat membenci kepada kelompok lain, seseorang tidak boleh berlaku tidak adil kepada mereka.

Dengan berlaku intoleran, berarti mereka sebenarnya sedang melanggar perintah agama untuk berlaku santun dan beradab pada orang lain. Padahal, saat menjalankan Pancasila, secara otomatis pasti menjadi orang yang toleran.

“Sehingga tidak berlebihan rasanya jika ada anggapan bahwa dengan menjalankan Pancasila, itu sama dengan kita beribadah sesuai ajaran agama, karena ajaran agama dan Pancasila memiliki kaitan yang sangat erat,” imbuh Alissa.

Alissa menambahkan untuk memelihara persatuan bangsa melalui Pancasila, agaknya perlu mewaspadai adanya framing berita atau informasi dengan tujuan tertentu. Seringkali isu kemiskinan yang terjadi di Indonesia digunakan oleh kelompok intoleran untuk menggiring persepsi publik dan memperlihatkan kegagalan Pemerintah Indonesia.

Faktanya, tidak ada hubungan antara kemiskinan dengan intoleransi. Pemahaman yang intoleran bisa dimunculkan dimanapun dan dengan siapapun, terlepas dari status ekonominya.

Isu kemiskinan sering juga dikaitkan dengan hutang negara misalnya. Suka tidak suka adalah tanggung jawab bersama sebagai bangsa Indonesia. Walaupun memang tidak dipungkiri bahwa penting untuk memilih pemimpin yang tepat, supaya Indonesia bisa mengurangi beban hutangnya.

“Ketika kita sudah memilih pemimpin dan perwakilan di eksekutif dan legislatif, kemudian mereka menghasilkan produk kebijakan, harus diakui bahwa itulah keputusan kita bersama. Menjadi kewajiban bersama sebagai bangsa untuk mengelola kondisi ini, dan ini bukan alasan untuk kemudian kita bersikap intoleran kepada siapapun. Intoleransi itu tidak ada hubungannya dengan kemiskinan,” pungkas Alissa. ***

Artikel Terkait
Macet, Menteri AHY Memilih Jalan Kaki ke Acara Pembukaan WWF
Pj Bupati Maybrat Hadiri Festival BENLAK 2024, Peringati Hari Jadi ke-17 Minahasa Tenggara
Pimpin Peringatan Harkitnas Ke-116, Kepala BSKDN Kemendagri Sampaikan Amanat Menkominfo
Artikel Terkini
HUT Minahasa Tenggara ke 17, Pj Bupati Maybrat Saksikan Festival Benlak 2024 dan Makan Malam Bersama di Ranumboloy Water Park
PJ Bupati Maybrat Hadiri Pentas Seni Festival Benlak 2024 HUT Minahasa Tenggara ke 17
Saksikan Pekan Gawai Dayak Kalbar, Ratusan Warga Malaysia Serbu PLBN Aruk
Buka WWF ke-10, Presiden Jokowi Berharap Bisa Ciptakan Kepastian Distribusi Air Bersih
Realisasikan Investasi di Indonesia, Menko Airlangga Harapkan Lotte Chemical Dapat Menjadi Stimulus Pembangunan Industri Petrokimia Hilir Lokal
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas