Jakarta, INDONEWS.ID - Almuni sekolah Theresia peduli dengan Pemilihan calon pemimpin bangsa dan wakil rakyat (Pilpres dan Pileg), mereka mengajak masyarakat untuk pergi ke TPS 14 Februari nanti. Kepedulian komunitas Tere bekerja menggugah masyarakat ikut pesta demokrasi, lewat dialog kebangsaan bertajuk "Mengapa harus Memilih" di Balai Sarwono, Jeruk Purut, Jakarta Selatan.
Dialog tersebut dihadiri puluhan alumni sekolah Theresia, komunitas anak muda, akademisi, dan juga tokoh masyarakat, hadiri pula Pemred indonews.id Asri Hadi menyaksikan riuhnya dialog kebangsaan yang menampilkan pembicara seorang akademisi yang pernah menjadi bagian 'orang dalam istana'.
Yanuar Nugroho seorang akademisi yang lama tinggal di Inggris dan mengajar di salah satu kampus ternama di sana. Dalam dialognya ia mengatakan, sebagai warga negara kita harus memilih, jangan sampai tidak memilih. Karena kalau tidak surat suara kita akan dirusak atau dimanipulasi oleh pihak yang tak bertanggungjawab.
"Lebih baik salah pilih daripada kita tidak ikut bertanggungjawab terhadap masa depan kita sendiri dan masa depan bangsa", tegasnya.
Karena itu, ia memberi panduan bagi masyarakat yang ingin memilih, ada 3 hal menurutnya, lihat sosok orang yang akan kita pilih, lihat track record-nya (sejarah selama dia memimpin), dan lihat siapa yang mendukung.
Lalu, akademisi yang rajin membuat tulisan di banyak media terutama Kompas dan jurnal di luar negeri mengatakan, calon yang saat ini ikut kontestasi pemilihan Presiden masing-masing bisa dilihat track record-nya karena pernah menjadi pejabat publik.
"Perhatikan saat mereka menjabat jangan lihat janjinya saat kampanye, karena track record itulah dia yang sebenarnya bila nanti dia yang terpilih", ungkapnya.
Selanjutnya dia katakan, tidak ada orang yang tidak pernah salah, pilih calon pemimpin yang punya sedikit kesalahan. Dan lihat bagaimana cara dia memperbaiki kesalahan atau kebijakan saat di menjadi orang yang punya pengaruh baik di masyarakat maupun pemerintahan.
Sebagai penutup, dia menyarankan untuk tidak menjadi orang yang tidak memilih alias golput, karena dengan tidak datangnya kita ke TPS (tempat pemungutan suara) sama artinya kita tidak peduli dengan nasib kita sendiri.