INDONEWS.ID

  • Selasa, 30/04/2024 12:07 WIB
  • Peringatan Hardiknas Harus Jadi Momentum dalam Melindungi Generasi Muda dari Intoleransi

  • Oleh :
    • very
Peringatan Hardiknas Harus Jadi Momentum dalam Melindungi Generasi Muda dari Intoleransi
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Prof. Dr. Irfan Idris, MA.

 

Serang, INDONEWS.ID Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada tanggal 2 Mei mendatang harus menjadi momentum dan penyemangat bagi seluruh komponen bangsa untuk membuka lembaran baru dalam memperkuat strategi membentengi generasi muda dari pengaruh intoleransi, radikalisme dan terorisme.

Baca juga : Kebun Rimsa PTPN IV Regional 4 Bantu Sembako Dua Panti Asuhan

Hal tersebut dikatakan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Prof. Dr. Irfan Idris, MA, saat menjadi narasumber pada acara “Pelatihan Guru dalam rangka Menumbuhkan Ketahanan Satuan Pendidikan dalam Menolak Paham Intoleransi, Kekerasan dan Bullying” yang berlangsung di aula SMANegeri 3, Serang, Banten, Senin (29/4/2024).

“Tentunya bagaimana melakukan dialog dan komunikasi agar perilaku intoleran bisa diminimalisir. Di Hari Pendidikan Nasional besok harus ada semangat baru. Substansinya memang itu itu juga, tetapi strateginya yang harus diperbaharui. Mungkin yang kemarin-kemarin itu di dunia di dunia nyata lebih banyak, tetapi sekarang harus kita ubah porsi di dunia maya harus lebih besar,” ujar Prof Dr Irfan Idris.

Baca juga : Santri dan Santriwati Harus Mengisi Ruang Dakwah dengan Nilai yang Penuh Toleransi

Di tengah kemajuan era globalisasi saat ini, dirinya juga mengingatkan kepada seluruh guru untuk banyak belajar. Pasalnya sekarang ini anak-anak bisa dikatakan lebih cerdas karena dia setiap saat selalu berinteraksi dengan dunia maya.

“Itulah kelebihan yang ada di dunia maya. Tetapi di sisi lain ada juga banyak pengaruh negatifnya yang bisa memancing emosi para generasi muda, terutama pelajar-pelajar di lingkungan tingkat sekolah menengah. Sekolah Damai ini ada karena anak-anak kita sekarang diserang. Gadget yang melekat pada anak menjadi ruang propaganda yang efektif membentuk anak menjadi pribadi yang intoleran,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers Pusat Media Damai (PMD) BNPT.

Baca juga : Dewan Pakar BPIP Dr. Djumala: Pancasila Kukuhkan Islam Moderat, Toleran dan Hargai Keberagaman Sebagai Aset Diplomasi

Dikatakannya, dengan maraknya dunia digital yang sudah menguasai generasi muda, perlu strategi baru bagi seorang guru baik itu guru bidang agama, guru bidang Pancasila dan bidang lainnya untuk dapat menanamkan nilai-nilai perdamaian,  nilai yang positif melalui aplikasi yang ada di dunia maya, seperti TikTok, Instagram dan sebagainya.

“Karena di era dunia maya ini anak-anak remaja zaman sekarang ini lebih banyak bermain di dunia (aplikasi) Tik Tok. Nah sekarang sudah saatnyalah bagaimana guru itu juga  bisa masuk ke Tik Tok.  Dan guru tidak boleh mengatakan itu (dunia maya) bukan dunia saya. Ini bukan persoalan dunia (nyata atau dunia maya), tetapi ini masalah soal sasaran pendidikan tersampaikan atau tidak,” ujarnya.

Menurut Prof Irfan, kalau menanamkan pendidikan hanya disampaikannya melalui dunia nyata atau bangku sekolah ataupun orang tua memberikan pengajaran atau mendidik anaknya di rumah, maka akan menjadi kurang efektif.

“Berapa persen hal itu di sekolah tersampaikan? Di rumah melalui orang tua berapa persen sih? 24 jam mereka anak-anak ini bisa pegang gadged,main misalnya TikTok dan sebagainya. Sudah saatnya guru dan juga orang tua memasukkan nilai-nilai itu melalui Tik Tok. Saya kira strategi  itu akan lebih efektif,” ujarnya.

 

 

Rangkaian dari Sekolah Damai 

Seperti diketahui, pelatihan para guru ini merupakan bagian dari rangkaian program Sekolah Damai yang menjadi prioritas Kepala BNPT, Komjen Pol. Prof. Dr. Rycko Amelza Dahniel, M. Si, di tahun 2024.

Meskipun namanya sekolah damai tetapi harus tetap ada pemberdayaan untuk  menyampaikan kepada para siswa agar selalu agar selalu berhati-hati di dalam melakukan media sosial atau berselancar di dunia maya. Karena itu menjadi sasaran empuk kelompok terorisme global globalisasi. Di atas permukaan mereka terlihat aman-aman saja, tapi dibawa permukaan ini generasi muda selalu menjadi sasaran empuk direkrut.

“Akan lebih berbahaya lagi kalau tenaga pengajar, pendidik, guru atau mentor yang terpapar. Anak-anak jadi kasihan karena mereka akan terpapar. Padahal mereka harus memiliki sikap toleransi dan inklusif,” ucap mantan Direktur Deradikalisasi BNPT ini.

Seperti diketahui, Provinsi Banten pada tahun 2024 ini  memulai program Sekolah Damai. Pelatihan guru ini diikuti kurnag lebih sebanyak 70 guru SMA se-kota Serang.

BNPT terus berkomitmen dan konsisten untuk mengajak seluruh komponen masyarakat baik pemerintah, akademisi, pemuka agama, komunitas, dunia usaha dan media untuk bersama-sama terlibat dan berpartisipasi dalam pencegahan intoleransi, radikalisme dan terorisme. 

“Ini adalah bagian dari pencegahan yaitu pada bagian kontra radikalisasi khususnya kontra narasi dan kontra propaganda,” kata Prof Irfan Idris.

 

 

Para Guru Tak Boleh Lengah terhadap Aktivitas Terorisme

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Provinsi Banten, Dr. H. Tabrani, M.Pd, mengaku kalau selama ini para guru kurang memiliki pengetahuan yang utuh. Menjadi kendala bagi para guru dalam mencegah bahaya intoleransi, radikalisme dan terorisme baik di lingkungan sekolah maupun  lingkungan keluarganya.

“Teman-teman (guru) ini kan tidak mempunyai pengetahuan yang utuh bahwa siapa orang-orang yang ada di sekelilingnya sebagai pelaku terorisme. Nah makanya nanti mudah-mudahan melalui workshop ini itu bisa dipahami, sehingga minimal dia bisa mengetahui, bisa memahami dan akhirnya kalau terjadi walaupun dia tidak bisa melakukan tindakan langsung dia bisa menyampaikan laporan kepada pihak-pihak yang berwenang,” ujarnya.

Namun demikian dirinya mengatakan kalau pihaknya secara rutin dan kontinue melakukan rapat koordinasi dengan para kepala sekolah dan juga melakukan pertemuan-pertemuan dengan pengurus Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tentang pengelolaan penyelenggaraan Pendidikan.

“Kami juga menyampaikan pesan-pesan pada guru-guru kami bahwa hari ini kita jangan pernah lengah terhadap aktivitas para terorisme yang mungkin yang mungkin masuk ke lingkungan sekolah,” ucapnya.

Oleh sebab itu pihaknya merasa bersyukur dan berterima kasih kepada BNPT yang telah mengadakan pelatihan kepada para guru pada program Sekolah Damai ini.

“Saya terima kasih kepada BNPT, dimana  Banten menjadi salah satu provinsi yang menjadi sasaran untuk melakukan kegiatan workshop ini.  Mudah-mudahan kegiatan ini nanti bisa dipahami oleh para guru yang mengikuti dan akhirnya bisa disemaikan kepada teman-teman yang lain yang ada di sekolahnya masing-masing. Tentunya ini momentumnya sangat tepat dalam menyambut hari pendidikan nasional di tahun 2024,” ujar Tabrani mengakhiri.

Sementara itu narasumber lain yang dihadirkan Dosen Iniversitas Muhammadiyah Prof. Dr.Hamka (Uhamka) Mohammad Abdullah Darraz, MA, M.Ud, mengatakan bahwa di era digital ini banyak sekali propaganda intoleransi, radikalisme  dan terorisme maka  dirasa penting menciptakan ekosistem sekolah damai.

“Karena tidak ada satupun sekolah yang mengajarkan radikalisme dan terorisme, tetapi sekolah harus waspada dan menjadi cure bagi siswa yang terpapar,” ujar Abdullah Darraz.

Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu guru kuasai, pertama adalah kemampuan mengidentifikasi sikap intoleransi pada siswa. Kelompok radikal menyasar sekolah umum karena sekolah ini dianggap tidak punya basis keagamaan yang kuat.

“Jadi mereka cenderung menyasar sekolah-sekolah umum. Guru PKN misalnya jadi aktor radikalisasi di salah satu sekolah di Jawa Tengah. Guru Bahasa Indonesia terpapar juga di Jateng.  Pemahaman keagamaan yang kuat dapat menjadi tameng ketahanan untuk mencegah paham radikalisme di lingkungan sekolah,” ujarnya.

Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Sekolah SMAN 3 Serang, Edi Sutedi, S.Pd, M.Si. Narsamber lain yakni dosen & Psikolog Putri Dian Dia Conia, P.Psi., Psikolog, mantan napi terorisme, Irhan Nugraha, S.E. Dari BNPT tampak juga Kasubdit Kontra Propaganda, Kolonel Cpl. Hendro Wicaksono, SH, M. Krim beserta staf. *** 

Artikel Terkait
Kebun Rimsa PTPN IV Regional 4 Bantu Sembako Dua Panti Asuhan
Santri dan Santriwati Harus Mengisi Ruang Dakwah dengan Nilai yang Penuh Toleransi
Dewan Pakar BPIP Dr. Djumala: Pancasila Kukuhkan Islam Moderat, Toleran dan Hargai Keberagaman Sebagai Aset Diplomasi
Artikel Terkini
Pemprov Papua Barat Daya Serahkan Bantuan Mobil Angkutan Umum untuk Pedagang Mama Papua di Maybrat
Rapat Koordinasi Nasional Bahas Netralitas ASN dalam Pilkada Serentak 2024
Evaluasi Penanganan Pengungsi di Maybrat Menunjukkan Kemajuan Signifikan
Kebun Rimsa PTPN IV Regional 4 Bantu Sembako Dua Panti Asuhan
Santri dan Santriwati Harus Mengisi Ruang Dakwah dengan Nilai yang Penuh Toleransi
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas