INDONEWS.ID

  • Sabtu, 08/06/2024 17:08 WIB
  • Kelompok Ahli BNPT: Kerjasama ASEAN-Australia dalam Program Deradikalisasi dan Reintegrasi Mampu Tekan Terorisme

  • Oleh : very
Kelompok Ahli BNPT: Kerjasama ASEAN-Australia dalam Program Deradikalisasi dan Reintegrasi Mampu Tekan Terorisme
Anggota Kelompok Ahli BNPT Bidang Kerjasama Internasional, Dr. Darmansjah Djumala.(Foto: Ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyelenggarakan konferensi ke-20 ASEAN SOM on Counter Terrorism dan pertemuan ke-3 ASEAN-Australia on Counter-Terrorism Dialog di Jakarta pada 5-6 Juni 2024.

Baca juga : Pos Fohuk Satgas Yonif 742/SWY Berikan Penyuluhan Tentang Bela Negara Kepada Warga Perbatasan

Kedua pertemuan tersebut membahas kemajuan implementasi kerja sama di bidang penanggulangan terorisme baik internal antar-anggota ASEAN maupun antara ASEAN dan Australia.

Konferensi yang ketuai  oleh Deputi Bidang Kerjasama Internasional BNPT, Andhika Chrisnayudhanto, dan dihadiri oleh delegasi dari negara anggota ASEAN dan Timor Leste, membahas kebijakan nasional masing-masing anggota ASEAN dalam bidang penanggulangan terorisme, terutama dalam implementasi ASEAN Plan of Action dalam mengatasi radikalisasi dan tindakan kekerasan sesuai dengan Bali Work Plan 2019-2025.

Baca juga : Menperin: Pembentukan Satgas Impor Ilegal Dukung Industri Manufaktur Indonesia

Sementara itu dalam forum dialog ASEAN-Australia, telah dibahas kemajuan implementasi kerja sama ASEAN-Australia dalam program rehabilitasi dan integrasi mantan napiter dan FTFs (foreign terrorist fighters) serta program pemberdayaan remaja agar terhindar dari radikalisasi dan tindakan kekerasan.

Ditanya terkait pandangannya terhadap makna konferensi tersebut, anggota Kelompok Ahli BNPT Bidang Kerjasama Internasional, Dr. Darmansjah Djumala, mengungkapkan bahwa konferensi tersebut telah berhasil menyetujui dua program capacity building, yaitu Workshop on Good Practice Approaches for the Rehabilitation and Reintegration of Foreign Terrorist Fighters and Their Families dan Workshop on Good Practice Approaches to Empower Youth and Enhance Their Capacity to Prevent the Rise of Radicalisation and Violent Extremism.

Baca juga : Minimalisir Dampak Kerugian Ekonomi, Menko Airlangga Tekankan Pentingnya Antisipasi Bencana Secara Efektif dan Berkesinambungan

Dr. Djumala mengatakan, disponsori oleh pemerintah Australia, kedua program tersebut difokuskan pada upaya saling tukar informasi dan best practices dalam program reintegrasi, rehabilitias, deradikalisasi dan repatriasi bagi para napiter; dan membantu negara-negara anggota ASEAN dalam memberdayakan remaja agar tidak menjadi korban radikalisasi dan tindakan kekerasan.

Dr. Djumala, yang pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Austria dan PBB yang menangai isu transnational crime dan terorisme, mengapresiasi inisiatif Australia untuk membuat program deradikalisasi dan reintegrasi napiter ke masyarakat.

Dia mengatakan, program itu akan mampu merangkul kembali saudara sebangsa yang pernah tersesat untuk kembali ke masyrakat dan membangun kembali kehidupannya dengan jalan yang benar.

“Dengan adanya trend keterlibatan wanita dan anak-anak dalam tindakan kekerasan dan terorisme, pemberdayaan remaja dalam program deradikaliasi dalam bentuk peningkatan keahlian teknis dalam bidang tertentu diharapkan akan menghindarkan mereka dari jebakan jalan sesat yang mengarah tindakan terorisme,” ujarnya.

“Resultan dari semua program deradikalisasi antara ASEAN dan Australia ini akan mampu menekan terorisme di Indonesia secara keseluruhan,” pungkasnya. ***

 

Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
vps.indonews.id