Khofifah Optimistis PNM Mekaar Jadi Solusi Pemberdayaan Ekonomi dan Penurunan Kemiskinan di Jawa Timur
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan optimisme terhadap keberhasilan program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga prasejahtera melalui pemberdayaan ekonomi berbasis kelompok.
Reporter: Rikard Djegadut
Redaktur: Rikard Djegadut
Jakarta, INDONEWS.ID – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan optimisme terhadap keberhasilan program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga prasejahtera melalui pemberdayaan ekonomi berbasis kelompok.
“Melalui program PNM, masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki usaha bisa membuka usaha sehingga mandiri secara ekonomi,” kata Khofifah dalam keterangan pers yang diterima di Surabaya, Selasa (24/6).
Khofifah menilai skema pembiayaan kelompok tanpa agunan yang ditawarkan PNM Mekaar menjadi solusi efektif bagi masyarakat yang tidak memiliki akses perbankan. Selain memberikan pembiayaan, program ini juga menyertakan pelatihan dan pendampingan literasi keuangan, pencatatan pembukuan, digitalisasi usaha, hingga fasilitasi pameran produk UMKM.
“PNM bersama mitra pemberdayaan hadir dari sisi ekonomi, sosial, dan intelektual sehingga nasabah tidak sekadar mandiri, tetapi juga cerdas dan kreatif dalam mengolah produk,” ujarnya.
Program PNM Mekaar, lanjut Khofifah, juga berdampak signifikan terhadap penurunan angka kemiskinan ekstrem di Jawa Timur. Ia menyebut, pada tahun 2020 angka kemiskinan ekstrem berada di level 4,4 persen dan berhasil ditekan hingga 0,66 persen pada September 2024.
“Saya optimis, hadirnya program PNM Mekaar tidak sekadar membantu ekonomi masyarakat miskin, melainkan juga turut membantu pemerintah menurunkan angka kemiskinan ekstrem hingga nol persen sesuai target pada September 2025 yang akan dirilis pada 2026,” tegasnya.
Sejak diluncurkan pada 2017, PNM telah melayani 15,8 juta nasabah di seluruh Indonesia, termasuk 2,4 juta di Jawa Timur dan 139 ribu di Kabupaten Banyuwangi. Program ini berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan merupakan bagian dari holding ultra mikro bersama BRI dan Pegadaian.
Sementara itu, Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka turut mengapresiasi kinerja dan kedisiplinan para nasabah PNM Mekaar di Banyuwangi yang mencatatkan tingkat kredit macet rendah, hanya sebesar 1,3 persen.
“Perlu ditingkatkan lagi agar naik kelas. Misalnya, keripik pisang yang sebelumnya 500 bungkus per minggu bisa dinaikkan menjadi 500 paket per hari,” ujarnya.
Gibran juga menekankan pentingnya peran kepala daerah dalam mendampingi pelaku UMKM untuk naik kelas melalui pelatihan, pemasaran, hingga optimalisasi media sosial.
“Saya titip pendampingan kepala daerah lintas sektor untuk melibatkan UMKM dan nasabah dalam setiap acara agar mereka terus naik kelas,” tambahnya.
Salah satu nasabah PNM Mekaar, Afifah, yang merupakan perajin tas anyaman, menyampaikan apresiasi atas perhatian Gubernur Khofifah. Ia menyatakan tekad untuk memperluas pasarnya hingga menembus pasar internasional.
“Nanti dibantu untuk proses ekspor produknya agar go internasional sekaligus menjadi pahlawan devisa,” tuturnya optimis.