indonews

indonews.id

Bahlil Klaim Shell dan SPBU Swasta Sepakat Impor BBM Lewat Pertamina

 Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan perusahaan pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta, termasuk Shell, BP-AKR, dan Vivo, sepakat membeli atau mengimpor bahan bakar minyak (BBM) melalui Pertamina.

Reporter: Rikard Djegadut
Redaktur: Rikard Djegadut

 

Jakarta, INDONEWS.ID – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan perusahaan pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta, termasuk Shell, BP-AKR, dan Vivo, sepakat membeli atau mengimpor bahan bakar minyak (BBM) melalui Pertamina.

Kesepakatan itu dicapai setelah rapat di Kementerian ESDM pada Jumat (19/9/2025) sore. Namun, Bahlil menyebut para pengelola SPBU swasta memberi syarat khusus.

"Mereka setuju dan beli ke Pertamina. Syaratnya harus berbasis base fuel. Artinya belum dicampur. Barangnya ibarat bikin teh, awalnya Pertamina mau jual bentuk teh, tapi mereka minta jangan, cukup air panas saja. Ini disetujui," jelas Bahlil dalam konferensi pers di Jakarta.

Untuk menjamin kualitas, ia menegaskan akan ada surveyor independen yang terlibat dalam proses pengawasan. "Jadi sebelum berangkat ada join surveyor di sana," tambahnya.

Kesepakatan ini muncul di tengah krisis pasokan BBM di sejumlah SPBU swasta. Stasiun-stasiun milik Shell, BP-AKR, dan Vivo sempat kehabisan stok sehingga terpaksa menutup sebagian layanan. Bahkan, beberapa SPBU memanfaatkan situasi dengan menjual makanan dan minuman ringan berharga diskon, sementara sebagian karyawan harus dirumahkan karena tak ada BBM yang bisa dipasarkan.

Juru Bicara Kementerian ESDM, Dwi Anggia, sebelumnya mengungkapkan bahwa persoalan ini dipicu oleh pergeseran konsumen dari SPBU Pertamina ke SPBU swasta. Kondisi itu diperparah oleh kasus korupsi tata kelola minyak yang menyeret sejumlah pejabat Pertamina.

Menurut Anggia, pemerintah memilih opsi agar perusahaan swasta mengimpor BBM melalui kuota Pertamina. Langkah ini diambil karena kuota impor BBM milik swasta telah habis, sementara pemerintah tidak ingin menambah kuota baru demi menjaga neraca perdagangan.

"Satu pintu lewat Pertamina ini bukanlah untuk jangka panjang dan selamanya. Ini adalah alternatif jangka pendek untuk sampai akhir tahun nanti," jelas Anggia dalam wawancara dengan CNN TV, Rabu (17/9/2025).

Dengan kesepakatan tersebut, pemerintah berharap pasokan BBM di SPBU swasta segera normal kembali dan masyarakat bisa mendapatkan layanan tanpa gangguan. *(CNN)

© 2025 indonews.id.
All Right Reserved
Atas