indonews

indonews.id

IDS 2025 Resmi Ditutup Antusias, Menatap dengan Penuh Optimistis

Menteri Purbaya memulai pemaparannya dengan menggambarkan aksi demonstrasi yang terjadi pada Agustus lalu. Dia mengatakan bahwa demonstrasi itu disebabkan karena ekonomi melambat secara signifikan.

Reporter: very
Redaktur: very
zoom-in IDS 2025 Resmi Ditutup Antusias, Menatap dengan Penuh Optimistis
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Executive Chairman B-Universe, Enggartiasto Lukita (kiri) dan Komisaris PT Sunra Asia Pasific Hi-Tech, Ismeth Wibowo (kanan) dalam acara Investor Daily Summit (IDS) 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Kamis (9/10/2025). (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa hadir dalam acara penutupan Investor Daily Summit (IDS) 2025 di JICC, Senayan, Jakarta, pada Kamis (9/10/2025) petang.

Acara IDS yang dimulai sejak Rabu (8/10/2025) itu disambut antusias dengan kehadiran menteri yang baru saja dilantik Presiden Prabowo Subianto itu.

Menteri Purbaya memulai pemaparannya dengan menggambarkan aksi demonstrasi yang terjadi pada Agustus lalu.

Dia mengatakan bahwa demonstrasi itu disebabkan karena ekonomi melambat secara signifikan. Akibat perlambatan ekonomi, masyarakat susah lalu turun ke jalan melaksanakan aksi besar-besaran.

"Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, salah satu hilang saja, semuanya bisa goyang. Ada pemerantaan, ada sesuatu yang dinamis. Tapi waktu ekonomi melambat, rakyat susah. Jadi turunlah, demo besar-besaran," ujarnya.

Purbaya mengatakan, rakyat turun ke jalan karena mereka sudah tidak memiliki rasa optimsitis terhadap kondisi ekonomi.

Ia mengatakan, rangakaian demonstrasi sejak akhir Agustus hingga September 2025 itu merupakan ancaman yang serius. Karena itu, jika pemerintah tidak melakukan perubahan arah ekonomi secara cepat, aksi demonstrasi akan terus terjadi dari minggu ke minggu atau lebih lama lagi.

"Semakin lama semakin parah dan pandangan saya sebagai ekonom separuh dukun, Februari tahun depan akan terjadi pergantian kekuasaan yang cost-nya buat masyarakat kita mahal," tuturnya.

Purbaya mengungkapkan, risiko itu rupanya disadari oleh Presiden Prabowo Subianto. Sehingga Kepala Negara memutuskan untuk memintanya masuk ke kabinet untuk membantu memperbaiki kondisi ekonomi.

(Komisaris PT Sunra Asia Pasific Hi-Tech, Ismeth Wibowo bersama Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. Foto: Ist)


Tepis Prediksi Suram Bank Dunia

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menepis proyeksi suram dari Bank Dunia (World Bank) tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Airlangga meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2025–2026 akan tetap berada di atas 5,2%.

“Tentu namanya prediksi, namun kita tetap optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa berada di atas 5,2%,” kata Airlangga.

Airlangga menilai optimisme tersebut didasarkan pada tren positif berbagai indikator utama ekonomi nasional selama satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Ia memaparkan, beberapa capaian makro yang menjadi landasan optimisme pemerintah seperti ekonomi tumbuh di atas 5%, inflasi yang terkendali di level 2,6%, dan realisasi investasi pada semester pertama 2025 mencapai Rp 942 triliun.

Selain indikator makro, perbaikan pada sektor ketenagakerjaan dan sosial juga terlihat. Selain itu, tingkat pengangguran terbuka menurun menjadi 4,76%, sementara angka kemiskinan turun menjadi 8,47%.

Menko Perekonomian itu juga menyoroti beberapa capaian penting atau game changer yang menjadi penanda kinerja ekonomi pemerintahan saat ini.

“Ini menunjukkan arah transformasi ekonomi yang semakin kuat,” kata Airlangga.

Selanjutnya, Chief Operating Officer (COO) Danantara, Donny Oskaria, meluruskan persepsi yang kerap salah kaprah mengenai Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia.

Dia menegaskan bahwa SWF Indonesia, yang dinamakan State-Owned Beasts Sovereign Wealth Fund, berbeda dari kebanyakan negara lain karena tidak berasal dari dana fiskal negara.

Ia menjelaskan, dana SWF Indonesia bersumber dari hasil pengelolaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni laba dan dividen perusahaan pelat merah.

“Sovereign Wealth Fund kita itu namanya State-Owned Beasts Sovereign Wealth Fund. Umumnya di negara lain berasal dari dana fiskal, tapi kita dari hasil pengelolaan BUMN,” ujar Donny.

( Komisaris PT Sunra Asia Pasific Hi-Tech, Ismeth Wibowo bersama Chief Operating Officer (COO) Danantara, Donny Oskaria. Foto: Ist)

Menurut Donny, hal ini penting dipahami publik untuk menghindari kesalahpahaman bahwa dana negara digunakan secara langsung dalam investasi Danantara.

Ia juga memaparkan struktur Danantara yang terdiri dari dua entitas utama dengan fungsi yang dipisahkan secara tegas, keduanya berstatus perseroan terbatas (PT), yaitu Danantara Asset Management yang bertanggung jawab mengelola aset BUMN dan Danantara Investment Management yang bertanggung jawab mengelola investasinya.

“Yang satu mengelola aset BUMN, satu lagi mengelola investasinya. Mereka punya tembok besar di antaranya. Jadi tidak saling terhubung karena berdiri sebagai perusahaan independen,” jelasnya.


Forum Strategis

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi penyelenggaraan Investor Daily Summit (IDS) 2025 yang dinilainya sebagai forum strategis karena berhasil mempertemukan berbagai pemangku kepentingan di bidang ekonomi dan investasi nasional.

“Pertama, saya mengapresiasi acara ini. Menurut saya, forum seperti ini sangat ideal karena mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pejabat, pelaku usaha, hingga akademisi untuk saling bertukar informasi,” ujar Bahlil.

Menurutnya, Investor Daily Summit yang digelar rutin setiap tahun telah berperan penting dalam menciptakan ruang dialog produktif dan menemukan solusi atas tantangan ekonomi global yang semakin kompleks.

“Saya pikir acara seperti ini harus terus dikembangkan. Forum semacam ini menjadi salah satu instrumen penting untuk pertemuan dan pencerahan bagi dunia ekonomi dan investasi,” ujarnya.

(Komisaris PT Sunra Asia Pasific Hi-Tech, Ismeth Wibowo bersama Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno. Foto: Ist)

Komisaris PT Sunra Asia Pasific Hi-Tech, Ismeth Wibowo juga mengapresiasi acara IDS 2025 tersebut.

Acara tersebut, katanya, menjadi ajang memperluas wawasan dan kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, investor strategis dan pemangku kepentingan lainnya.

Melalui kolaborasi lintas sektor, IDS 2025 diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan yang memperkuat posisi Indonesia dalam tatanan ekonomi baru.

Penyelenggaraan IDS 2025 berlangsung selama dua hari, Rabu (8/10) hingga Kamis (9/10/2025). IDS 2025 ini berhasil menghadirkan beragam sesi diskusi seputar tema ekonomi nasional. Topik yang dibahas meliputi penguatan ekonomi lokal, ketahanan pangan, hingga hilirisasi energi dan sumber daya alam. *

© 2025 indonews.id.
All Right Reserved
Atas