Magelang, INDONEWS.ID- Sebagai bentuk rasa syukur dan introspeksi dalam peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke -34, masyarakat olahraga Indonesia menggelar Malam Tirakatan yang bertajuk “Tanah Air Persatuan” yang berlangsung di Alun-Alun, Magelang, Jumat (8/9/2017) Malam.
Tirakatan yang dipimpin langsung Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi secara simbolis melakukan penyatukan atau mencampurkan tanah dan air dari 90 kota dan kabupaten dari 34 provinsi yang ada di Indonesia. “Tanah dan Air ini diambil dari tempat yang dianggap agung oleh masyarakat setempat. (Penyatuan) Ini adalah simbol bahwa Tanah Air (Indonesia) harus kita rawat selama-lamanya,’’ ujar Menteri Imam.
Dalam kesempatan itu, Menpora mengatakan bahwa tirakatan ini juga dimanfaatkan untuk introspeksi terkait hasil SEA Games ke-29 beberapa waktu lalu di Malaysia. “Ini pelajaran buat kita semua, khususnya saya. Apalagi Tahun 2018 mendatang, Jakarta dan Palembang akan menjadi tuanrumah Asian Games Ke-18. Saya berharap prestasi olahraga kita akan berjaya,’’ harap Menpora.
Di tempat yang sama, Walikota Magelang Sigit Widyonindito menilai apa yang dilakukan Menpora Imam Nahrawi merupakan simbol persatuan dan harmonisasi NKRI. “Kami bangga Magelang menjadi tuanrumah dalam kegiatan ini,’’ ujarnya.
Sementara itu, hal senada uga diungkapkan Pimpred INDONEWS Asri Hadi, Menurutnya, apa yang dilakukan Menpora memiliki konteks kekinian yang sangat relevan. “Belakangan ini, NKRI memang sedang dirongrong oleh kelompok intelorensi. Kita diingatkan untuk terus merawat serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” ujar Asri kepada INDONEWS di Magelang, Sabtu (9/9/2017).
Lebih jauh, Dosen Senior Institut Ilmu Pemerintahan Dalam Negeri yang menerima penghargaan Satya Lancana Karya Satya dari Presdien tahun 2000 ini menambahkan, melihat bahwa tirakatan yang dilakukan oleh Menpora juga bentuk lain untuk melakukan introspeksi yang mengajak seluruh komponen bangsa (khususnya pemuda) dan juga melalui olahraga untuk menjaga dan merawat NKRI.
Asri yang juga dosen tamu di Sekolah Staf Komando TNI-AL menjelaskan, bangsa Indonesia, khususnya yang berasal dari Suku Jawa memaknai tirakat sebagai upaya untuk mengasingkan diri ke tempat yang sunyi. Dalam konteks Islam, tirakat sering dimaknai misalnya dengan melakukan zikir atau berpuasa. Intinya, kegiatan yang mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa untuk kemudian berintrospeksi memohon ampun atas segala kesalahan dan memohon petunjukNya. (hdr)