Nasional

Tangkal Radikalisme, Wakil Rakyat Harus Miliki Wawasan Kebangsaan Tinggi

Oleh : very - Jum'at, 19/07/2019 09:55 WIB

Kepala BNPT Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius MH di hadapan para anggota DPR terpilih, Ketua, dan anggota DPW Partai Partai NasDem periode 2019-2024 di Kampus Akademi Bela Negara Partai NasDem, Kamis malam (18/07/2019). (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan bahaya radikalisme negatif dan terorisme menjadi salah satu tugas Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang harus dilakukan secara berkesinambungan dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Agar penanganannya efektif, BNPT terus melakukan koordinasi dengan berbagai elemen untuk mengurai permasalahan terorisme, termasuk partai politik dengan para wakil rakyat. Pasalnya, Wakil rakyat terpilih harus memiliki wawasan kebangsaan yang kuat serta kesadaran dan kewaspadaan untuk mencegah masuknya paham radikal terorisme sekaligus untuk mencegah timbulnya aksi terorisme ditengah masyarakat.

“Kalau kita punya nilai kebangsaan yang kuat, itu bisa kita jadikan filter, kalau tidak, hal itu yang bisa membuat masyarakat atau bahkan anggota dewan terpapar radikalisme dan terorisme. Oleh sebab itu kita harus mengantisipasi. Kita bangun kesadaran itu, termasuk pada wakil-wakil rakyat yang ada di NasDem,” ujar Kepala BNPT Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius MH dihadapan para anggota DPR terpilih, Ketua, dan anggota DPW Partai Partai NasDem periode 2019-2024 di Kampus Akademi Bela Negara Partai NasDem, Kamis malam (18/07/2019).

Kepala BNPT itu mengungkapkan beberapa poin yang harus dimiliki sebagai anggota dewan terpilih yang mewakili suara rakyat.

“Calon legislatif yang akan duduk dikursi pemerintahan harus mempunyai sense of crisis, punya naluri kebangsaan yang tinggi, peka terhadap perubahan dan kemampuan analisa dampaknya, sehingga mampu mengidentifikasi akar masalah terorisme dan bisa memberikan treatmen-nya,” ungkapnya.

Suhardi mengingatkan bahwa Indonesia memiliki beragam suku, budaya, dan etnis yang menjadi sebuah keuntungan sehingga harus dijaga dan dilestarikan. Namun, jika masyarakat Indonesia tidak mampu menjaganya, Indonesia bisa tercerai-berai.

“Semua elemen bangsa harus memiliki rasa nasionalisme yang tinggi agar tidak mudah terpapar oleh paham radikalisme negatif dan terorisme,” imbuh mantan Kabareskrim Polri ini.

Ia mengimbau seluruh peserta terseleksi anggota DPR RI dari Partai NasDem untuk peduli terhadap lingkungan, mengingat bahwa mereka nanti yang akan berkiprah membuat undang-undang.

“Jangan cuek, kita harus care terhadap lingkungan kita. Karena apa? Kita sangat rentan, karena kita ini negara multi etnis, keberagaman adalah suatu keuntungan buat kita yang harus kita jaga,” ujarnya.

Mantan Sestama Lemhanas ini juga berharap pada peserta yang hadir untuk peduli pada permasalahan di sekitar masyarakat, termasuk masalah merebaknya paham radikalisme dan terorisme yang beredar.

“Harapannya mereka betul-betul menjadi representasi rakyat. Peduli terhadap rakyat dan situasinya. Kalau sekarang banyak yang terpapar radikalisme terorisme, jangan dibiarkan berkembang. Tolong produk undang-undang betul-betul melindungi supaya kita bisa mereduksi bahaya radikalisme terorisme, bahkan kalau bisa dihilangkan,” tambahnya.

Diakhir paparannya, Suhardi menitipkan pesan bagi para anggota legislatif terpilih Partai NasDem periode 2019-2024 untuk membangkitkan kembali budaya asli Indonesia yang sudah mulai dilupakan oleh masyarakatnya sendiri.

“Yang paling penting saya minta tolong pada Anggota Legislatif yang terpilih, kearifan lokal dibangkitkan  kembali, karena keberagaman yang ada di Indonesia sudah mulai luntur dan tertinggal. Malah dari negara lain yang belajar tentang budaya kita,” ujarnya.

Kehadiran Kepala BNPT untuk memberikan pencerahan tentang bahaya radikalisme serta pencegahan radikalisme dan terorisme disambut baik oleh Sekjen DPP Partai NasDem Johnny. G. Plate.

“Materi yang diberikan oleh Kepala BNPT betul-betul memberikan gambaran yang lengkap pada calon-calon Anggota DPR terpilih dari Partai NasDem,” kata Johny.

Ia sepakat bahwa untuk mengatasi masalah tentang tantangan terorisme harus mempunyai cara yang sesuai dengan pendekatan yang sesuai dan bisa diterima di negaranya masing-masing, termasuk metode yang sudah dilakukan BNPT, yaitu dengan pendekatan soft approach. (Very)

 

Artikel Terkait