Pojok Istana

Presiden Jokowi Akan Pimpin Lompatan Kemajuan Bersama

Oleh : very - Jum'at, 16/08/2019 22:38 WIB

Presiden didampingi Wapres meninggalkan Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, usai menyampaikan Pidato Kenegaraan, Jumat (16/8) siang. (Foto: Deny S/Humas)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan keyakinannya, jika semua sepakat dengan satu visi Indonesia Maju, Bangsa Indonesia mampu melakukan lompatan kemajuan, lompatan untuk mendahului kemajuan bangsa lain.

Untuk itu, sebagai Kepala Negara yang merangkap Kepala Pemerintahan, sebagai Presiden dalam sistem Presidensial yang dimandatkan oleh konstitusi, Presiden Jokowi mengajak semua komponen bangsa untuk optimistis dan kerja keras.

“Sayalah yang memimpin lompatan kemajuan kita bersama,” tegas Presiden Jokowi saat menyampaikan Pidato Kenegaraan Dalam Rangka HUT ke-74 Kemerdekaan RI Tahun 2019, di hadapan sidang bersama DPR RI dan DPD RI, di Gedung Nusantara MPR/DPD/DPR RI, Jakarta, Jumat (16/8) siang.

Sebelumnya dalam awal pidatonya, Presiden mengajak semuanya untuk meneguhkan kembali semangat para pendiri bangsa bahwa Indonesia itu bukan hanya Jakarta, bukan hanya Pulau Jawa. Tetapi, Indonesia adalah seluruh pelosok tanah air, dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote. Karena itulah, lanjut Presiden, pembangunan yang dilakukan harus terus Indonesia sentris dan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh pelosok Nusantara.

Keberhasilan Indonesia, lanjut Presiden Jokowi, adalah juga karya para pelaku usaha, para buruh, para pedagang, para inovator maupun para petani, para nelayan, dan UMKM, serta karya seluruh anak bangsa Indonesia.

Presiden Jokowi menjelaskan, saat ini Indonesia berada dalam dunia baru yang jauh berbeda dibanding era sebelumnya. Ia menyampaikan bahwa persaingan semakin tajam dan perang dagang semakin memanas.

Lebih lanjut, Presiden mengungkapkan bahwa antar negara berebut investasi, antar negara berebut teknologi, antar negara berebut pasar, berebut orang-orang pintar sehingga antar negara memperebutkan talenta-talenta hebat yang bisa membawa kemajuan bagi negaranya.

Presiden mengatakan, dunia tidak semata sedang berubah tetapi sedang terdisrupsi. Di era disrupsi ini, kemapanan bisa runtuh, ketidakmungkinan bisa terjadi. Jenis pekerjaan, bisa berubah setiap saat.

“Ada pola bisnis lama yang tiba-tiba usang dan muncul pola bisnis baru yang gemilang dan mengagumkan. Ada keterampilan mapan yang tiba-tiba tidak relevan dan ada keterampilan baru yang meledak dan dibutuhkan, dan sangat dibutuhkan,” ungkap Presiden.

Namun Presiden menegaskan, Indonesia tidak takut terhadap keterbukaan. Bangsa Indonesia, lanjut Presiden, akan menghadapi keterbukaan dengan kewaspadaan terhadap ideologi lain yang mengancam ideologi bangsa. Kewaspadaan, tambah Presiden, terhadap adab dan budaya lain yang tidak sesuai dengan kearifan bangsa, dan kewaspadaan dalam apapun yang mengancam kedaulatan kita.

Indonesia, lanjut Presiden Jokowi, tidak takut terhadap persaingan dan akan dihadapi persaingan tersebut dengan kreativitas, inovasi, dan kecepatan yang dimiliki.

“Karena itu, tidak ada pilihan lain, kita harus berubah. Cara-cara lama yang tidak kompetitif tidak bisa diteruskan. Strategi baru harus diciptakan. Cara-cara baru harus  dilakukan.  Kita tidak cukup hanya lebih baik dari sebelumnya. Tetapi kita harus lebih baik dari yang lainnya,” tegas Presiden.

Dalam kompetisi global yang ketat berebut pengaruh, berebut pasar, berebut investasi, menurut Presiden, semua harus lebih cepat dan lebih baik dibandingkan negara-negara lain. Ia menambahkan bahwa bangsa Indonesia harus lebih cepat dan lebih baik dibandingkan negara-negara tetangga. Investasi, menurut Presiden, harus membuka lapangan kerja baru, harus menguntungkan bangsa Indonesia.

“Langkah demi langkah tidak lagi cukup. Lompatan demi lompatan kita butuhkan. Lambat asal selamat tidak lagi relevan, yang kita butuhkan adalah cepat dan selamat,” ujar Presiden Jokowi.

Untuk itu, Presiden menegaskan, bangsa Indonesia butuh ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat bisa melompat dan mendahului bangsa lain, butuh terobosan-terobosan, jalan  pintas yang cerdik, yang mudah, yang cepat.

“Kita butuh SDM-SDM unggul yang berhati Indonesia, berideologi Pancasila. Kita butuh SDM (Sumber Daya Manusia) unggul yang toleran, yang berakhlak mulia. Kita butuh SDM unggul yang terus belajar bekerja keras, berdedikasi,” tegas Presiden. (Very)

Artikel Terkait