Nasional

Hadiri Festival Sumarak Minangkabau 2019, Donny Moenek Sita Perhatian Pengunjung Blok M

Oleh : hendro - Sabtu, 14/12/2019 08:01 WIB

Sekjen DPD RI Dr. Drs. Reydonnyzar Moenek, M Devt, M. Saat menghadiri Festival Sumarak Minangkabau 2019

Jakarta, INDONEWS.ID – Blok M Square malam ini tampak semarak. Barisan stan dan gerobak menyajikan aneka kuliner dan penganan khas Sumatera Barat. Aroma masakan Padang memenuhi udara. Tak jauh darisana, di pentas utama, sejumlah penari berlenggang beriring musik Minang nan syahdu. Pengunjung pun merapat, mengeluarkan HP, merekam para penari Minang. Salah seorang pengunjung asal Pariaman berkomentar, "kalau sudah serupa ini, saya merasa tidak sedang di Jakarta, tapi serasa di kampung saja." Ya inilah Festival Sumarak Minangkabau, yang digelar para perantau Minang guna mengobati kerinduan akan kampung halaman, Jumat(13/12)malam.

Festival Sumarak Minangkabau 2019 yang digelar di penghujung tahun itu, dibuka langsung oleh salah seorang perantau Minangkabau yang terbilang sukses dalam karir birokratnya yaitu Sekjen DPD RI Dr. Drs. Reydonnyzar Moenek, M Devt, M.

“Festival Sumarak Minangkabau tak hanya untuk menunjukkan ke pentas nasional budaya Ranahminang, juga kita perlihatkan kepada masyarakat ibu kota, perwakilan negara sahabat, betapa besarnya Ranahminang,” ucap Reydonnyzar yang akrab disapa Donny Moenek dalam sambutannya.

Seterusnya, dengan gaya khasnya yang penuh kehangatan, Donny Moenek lantas menyapa para pengunjung dengan menyebutkan seluruh daerah di Sumatera Barat. Pengunjung yang daerahnya disebutkan Donny, langsung menyahut dengan semangat dan gembira. Tak terkecuali, para pengunjung yang berada di stan kuliner, sontak berdiri mengacung tangan kala Donny menyebutkan daerahnya. 

“Festival Sumarak Minangkabau, selain merupakan panggung budaya dan hiburan, juga sekaligus sebagai panggung yang tepat untuk menunjukkan soliditas, kekompakan, persatuan dan kesatuan para perantau Minang dimanapun berada, untuk bersama-sama membangun kampung halaman serta bersama-sama pula membangun daerah perantauan,” jelasnya.

Sebagai salah seorang perantau Minang yang bekerja sebagai birokrat professional, Donny yang digadang-gadang sebagai salah satu calon kuat Gubernur Sumatera Barat ini tak mampu menyembunyikan kebanggaannya dengan kiprah dan pengaruh urang awak di perantauan.

“Di manapun orang Minang itu merantau, maka dapat dipastikan ia akan mampu segera beradaptasi dan turut serta berkontribusi membangun daerah di perantauan tersebut.

Oleh karena itu, tidak ada dalam sejarahnya orang Minang yang dibenci dan dimusuhi. Bahkan keberadaan orang Minang di sebuah tempat sangat dirindukan karena membantu terbukanya kesempatan kerja dan mempercepat perputaran roda ekonomi daerah di mana ia berada. Jadi, kalau boleh saya mengeluarkan teori pada malam ini, saya akan katakan, di mana ada orang Minangkabau, maka di sana akan ada akselerasi perekonomian,” papar pria yang menguasai empat bahasa asing ini.

Hal itu diungkapkan mantan Jubir Mendagri Gamawan Fauzi ini, disebabkan dengan data dan fakta yang ditemuinya di lapangan. Di mana ada orang Minangkabau maka di sana terjadi akselerasi perekonomian alias percepatan ekonomi.

Donny yang pernah menjabat Dirjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri ini mengetahui secara persis bagaimana potensi daerah serta bagaimana struktur dan implementasi pengelolaan keuangan di tiap daerah se-Indonesia.

Ada hal yang menarik dalam pengamatan tersebut, yakni pada lokasi-lokasi di setiap daerah, yang diasumsikan sebagai titik-titik di mana terjadinya percepatan roda ekonomi, ditemukan adanya konsentrasi pedagang Minangkabau.

“Di Jakarta, kita mengenal lokasi penyumbang devisa terbesar adalah Tanah Abang, tahu sama tahu, di sana didominasi oleh pedagang Minang. Di Blok M, juga demikian, nyaris dikatakan pedagang Minang menguasai segala lini. Di Bandung, kita kenal pusat perbelanjaan Pasar Baru ada Pasar Baru Trade Center, di Surabaya kita kenal ada Pasar Blauran Baru, Pasar Baru Keputih, bahkan kawasan perbelanjaan di jalan Malioboro Yogyakarta  yang didominasi para pedagang Minang,” urainya.

Kata dosen IPDN ini lebih jauh, itu belum termasuk rumah makan Padang yang tersebar di seantero tanah air bahkan mancanegara. Sehingga sampai ada anekdot, ketika Neil Amstrong, astronot Amerika yang dikenal sebagai manusia pertama kali memijakkan kaki di bulan, kaget lantaran di bulan melihat sudah tegak berdiri rumah makan Padang.

Suksesnya orang Minang di perantauan kata Donny karena berkait dengan filosofis yang telah diajarkan turun menurun dari nenek moyang kita. Yang pertama adalah, “dima bumi dipijak di sinan langik dijunjuang.” Ini norma inti perantau Minang yang telah diadopsi menjadi kultur dan bahasa Indonesia, “Dimana bumi dipijak, di sanalah langit dijunjung” maksudnya agar setiap orang yang merantau dan bepergian ke sebuah tempat yang baru, agar segera menyesuaikan diri dengan adat istiadat di tempat barunya itu.

Filosofi kedua yakni “baraja ka nan manang, mancontoh ka nan sudah” mengharuskan agar kita mengambil pelajaran dan menuntut ilmu pada mereka yang telah sukses, dan pandai-pandai mengambil hikmah dari kegagalan orang lain. Artinya, jangan malu dan ragu untuk bertanya dan mempelajari pengalaman orang lain, mengapa ia sukses atau mengapa pula ia gagal, untuk diambil pelajaran kehidupannya.

Norma ketiga adalah, “indak ado rotan akapun jadi”. Ini prinsip panjang akal. Orang Minang selalu punya cara untuk mencari solusi dengan mempergunakan potensi yang ada dengan tetap mendapatkan hasil yang maksimal.

Prinsip keempat adalah “Takuruang nak di lua, taimpik nak di ateh.” Inilah kehebatannya orang Minang, kalau terkurung ia maunya di luar, kalau terhimpit ia maunya di atas.

“Ini bukan berarti sebuah kelicikan, ini lebih diartikan sebagai optimisme yang besar dalam diri orang Minangkabau. Meskipun gagal, dia akan menjadikan kegagalannya itu sebagai pemicu agar dirinya makin giat berusaha, gigih mencari jalan ke luar, dan sebagainya. Meskipun terjepit, orang Minang itu akan optimis akan menemukan opsi-opsi lain, thinking outside the box, sehingga akhirnya menempati posisi di atas,” terangnya.

Donny berharap, Festival Sumarak Minangkabau bisa memberikan banyak manfaat dan keuntungan, tak hanya bagi perantauan Minangkabau di tanah rantau, pun juga masyarakat ibu kota yang menyaksikannya.

Pembukaan Festival Sumarak Minangkabau 2019 malam ini juga dihadiri artis legendaris asal Minangkabau Elly Kasim dan Ida Leman. Tak ketinggalan turut hadir ketua Indo Jalito Peduli Astri Asgani dan Designer Kondang asal Minang Uda Raizal Raiz. Festival akan berlangsung hingga Minggu. Di arena acara, pengunjung akan dimanjakan dengan beragam atraksi budaya, hiburan serta kuliner. 

Artikel Terkait