Sosial Budaya

Safari di Masjid Salman, Arcandra: Kriteria Menjadi Umat yang Terbaik

Oleh : very - Minggu, 12/05/2019 22:30 WIB

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar kembali melanjutkan safari dakwah di hari ke-6 Ramadan 1440 H dengan memberikan ceramah tarawih di Masjid Salman Insitut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (11/5). (Foto: esdm.go.id)

Bandung, INDONEWS.ID -- Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar kembali melanjutkan safari dakwah di hari ke-6 Ramadan 1440 H dengan memberikan ceramah tarawih di Masjid Salman Insitut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (11/5). Mengenakan setelan koko putih dan kopiah hitam, Arcandra mengawali ceramahnya dengan bercerita bahwa dirinya selalu rindu untuk kembali ke Masjid Salman.

Pada bulan Ramadan tahun sebelumnya Arcandra juga datang ke Masjid Salman untuk memberikan ceramah tarawih. Masjid Salman dan lingkungan kampus ITB selalu menjadi tempat spesial baginya. Arcandra adalah alumni jurusan Teknik Mesin ITB angkatan tahun 1989.

"Malam ini saya berkesempatan kembali hadir di masjid yang sangat saya cintai. Di mana dulu saya juga pernah mengalami masa-masa yang sekarang terjadi, mengikuti kegiatan Ramadan," kata Arcandra seperti dikutip esdm.go.id.

Dalam ceramahnya kali ini Arcandra mengajak para mahasiswa untuk berlomba menjadi umat terbaik. Umat Rasulullah Muhammad SAW bahwasanya adalah umat terbaik yang Allah turunkan ke bumi. Namun untuk mencapai predikat tersebut, terdapat syarat dan kriteria yang harus dipenuhi.

Mengutip ayat dalam Surah Al-Imran(3):110, Arcandra menjelasakan bahwa terdapat tiga kriteria menjadi umat terbaik. Pertama, ciri umat terbaik adalah menyuruh kepada yang ma`ruf. Kedua, mencegah dari yang munkar. Ketiga dan yang paling utama yakni beriman kepada Allah. "Itu ciri yang harus dilakukan kalau kita ingin menjadi umat yang terbaik," tutur Arcandra.

Meski begitu, lanjut Arcandra untuk menjadi umat terbaik dengan menyeru kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar bukanlah perkara yang ringan. Karena dibalik itu, akan muncul cobaan dan fitnah yang menerpa dan itu merupakan konsekuensi yang harus dihadapi.

"Inilah beratnya amar ma`ruf nahi munkar. Konsekuensi dari kita ber-amar ma`ruf nahi munkar adalah kemungkinan ada dzon (prasangka), kemungkinan dicari-cari kesalahannya, kemungkinan kita akan digunjingkan," kata Arcandra.

Untuk itu ia mengajak masyarakat untuk tidak mencari-cari kesalahan orang lain serta untuk tidak selalu berprasangka buruk terhadap orang lain. "Jangan cari-cari kesalahan orang, setiap orang pasti punya salah, kalau dicari pasti ketemu, hanya Allah yang menutup tabir kita sehingga orang lain tidak tahu kita punya salah," tandasnya.

Pada akhir ceramahnya Arcandra juga berpesan untuk selalu bersabar terhadap apapun yang menimpa saat menyeru kepada amar ma`ruf nahi munkar. "Allah sudah mewanti-wanti, kalau ingin menjadi umat terbaik, berani menyeru amar ma`ruf nahi munkar, ingat kata Allah harus besabar terhadap apa yang akan menimpa," tutup Arcandra. (Very)

 

Artikel Terkait