Politik

Budayawan NU : Jangan Kita Terkotak Kotak Hanya Karena Pemilu

Oleh : budisanten - Minggu, 26/05/2019 19:22 WIB

KH Dr Ngatawi Al Zastrouw, jangan kita menjadi terkotak-kotak hanya karena Pilpres. (foto : bs)

Jakarta, Indonews.id - Pilpres ibarat sebuah permainan sepak bola. Pasti ada tackling, manuver tanpa bola, jebakan offside hingga diving di kotak penalti. 

"Seperti halnya di Pilpres, dari dulu hingga yang Pilpres pada 17 April lalu ya tentu ada bolong-bolongnya, ada kecurangan baik dari paslon 01 maupun 02. Bukan berarti mentolerir kesalahan. Masih dalam taraf yang wajar, sporadis, tapi tidak ada itu tersetruktur dan masif," ujar KH Dr Ngatawi Al Zastrouw, budayawan NU.

Karena itu, lanjut Gusdurian penyandang gelar doktor sosiologi dari Universitas Indonesia ini tidak ada dalam sejarah Pemilu yang sempurna, perfect tidak ada kesalahan. 

"Karena kesempurnaan itu hanya punya Allah SWT. Tapi, menyikapi adanya kebolongan, kesalahan dan kecurangan kan udah ada mekanismenya. Ada Bawaslu, Mahkamah Konstitusi hingga Mahkamah Agung. Ya, gunakan saluran yang resmi, yang merupakan produk dari rakyat melalui mekanisme DPR, " lanjut budayawan dengan ciri khas selalu memakai blangkon itu. 

Dia juga berharap, adanya Pilpres tidak lantas membuat masyarakat terkotak-kotak. Karena pada hakekatnya, Pilpres hanya untuk memilih pemimpin 5 tahun ke depan. 

"Setelah selesai, diumumkan lembaga yang berwenang, kalau sengketa ya dibawa ke lembaga yang kompeten, siapa pun pemenangnya harus dihormati. Jangan pokoke, " lanjut Al Zastrouw. 

Dia menyampaikan itu pada diskusi pers bertajuk Aliansi Masyarakat Sipil untuk Pemilu Konstitusional di Balai Sarwono, Kemang, Jaksel, Minggu (26/5/2019). (bs) 

Artikel Terkait