Internasional

KBRI Amman Hadirkan Dosen Tamu di Yordania

Oleh : hendro - Minggu, 13/10/2019 16:20 WIB

Dosen pengajar Pascasarjana Universitas Parahyangan Bandung, Dr. Sukawarsini Djelantik, telah mengisi sesi seminar di Fakultas Studi Internasional Universitas Yordania.

Amman, INDONEWS.ID - Dosen pengajar Pascasarjana Universitas Parahyangan Bandung, Dr. Sukawarsini Djelantik, telah mengisi sesi seminar di Fakultas Studi Internasional Universitas Yordania. Seminar yang bertajuk ISIS and Security Threats: The Role of Foreign Fighters turut mengundang Menteri urusan Pemuda Yordania, Muhammad Abu Ruman, serta Farez Bariat peneliti dari Nama Strategic Studies Center Yordania.  Sebanyak lebih dari 100 pelajar hadir pada seminar tersebut, termasuk perwakilan dari negara-negara ASEAN di Amman. 

Dr. Sukawarsini memaparkan fenomena masuknya ideologi ISIS ke sejumlah negara-negara di ASEAN, dan menjelaskan mengapa ideologi ISIS dapat kalangan Islam garis keras di Indonesia. “Ideologi ISIS yang menginginkan berdirinya daulah Islamiyah, memiliki kemiripan dengan ideologi DI/TII yang sudah muncul sebelum lahirnya Republik Indonesia,"Ujarnya.

Meskipun kekuatan ISIS sudah jauh berkurang dibandingkan tahun-tahun lalu, namun simpatisan ISIS di wilayah Asia Tenggara masih cukup besar. “Dengan kondisi geografi kawasan yang ‘terbuka’, ASEAN harus memiliki kerja sama berbatasan yang kuat untuk mencegah masuknya kelompok radikal simpatisan ISIS maupun penyebaran ideologinya” tutup Dr. Suke. 

Menteri Muhammad Abu Ruman menyampaikan perkembangan situasi keamanan di Yordania bahwa hingga saat ini generasi muda Yordania masih rentan terpapar pemikiran radikal akibat pesatnya penggunaan sosial media. “Berbeda dengan Al-Qaeda yang merekrut anggota secara sembunyi-sembunyi dan terbatas, ISIS merekrut  melalui sosial media, secara massive memasuki rumah-rumah tanpa halangan," ujarnya 

Menteri Abu Ruman menggarisbawahi pentingnya peran keluarga dan masyarakat dalam mencegahnya masuknya ideologi radikal di tengah masyarakat. 

Farez Bariat dari Nama Strategic Studies Centers mengangkat pentingnya menanamkan pemahaman anti radikalisme, tidak hanya di kalangan aparat keamanan, namun juga politisi dan masyarakat secara luas. “Efektifitas penanggulangan terorisme dan deradikalisasi Yordania karena semua unsur bergerak dalam satu unit: masyarakat dan politisi mendukung penuh upaya aparat keamanan memberantas terorisme dan radikalisme, melalui dukungan pendanaan maupun politis," ungkapnya.

Kegiatan Kuliah Tamu Dr. Sukewarsini Djelantik di Universitas Yordania merupakan inisiatif KBRI Amman bekerja sama dengan Universitas Katolik Parahyangan, dan University of Jordan. 

Setiap tahun KBRI Amman secara rutin mengundang akademisi Indonesia untuk memberi kuliah tamu di sejumlah universitas ternama Yordania. “Kuliah tamu merupakan salah satu upaya KBRI Amman menjembatani hubungan people-to-people antara Indonesia dan Yordania di bidang akademik. Selain menjadi sarana pertukaran informasi, kegiatan semacam ini diharapkan dapat mendorong kerja sama pendidikan institusi pendidikan kedua negara yang lebih luas dan saling menguntungkan," seperti disampaikan Dubes Andy Rachmianto. 

Lebih dari itu, “Kedatangan Menteri Pemuda Yordania pada kuliah tamu kali ini menunjukkan apresiasi dan pengakuan dari Pemerintah Yordania terhadap kualitas hubungan bilateral kedua negara yang akan memasuki usia ke 70 tahun pada 2020 mendatang,” tambah Dubes Andy. 

 

TAGS : KBRI Amman

Artikel Terkait