Politik

Skenario di Balik Tersingkirnya Moeldoko Jadi Menkopolhukam

Oleh : Rikard Djegadut - Selasa, 29/10/2019 10:59 WIB

Foto Menkopolhukam Mahfud Md dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko

Jakarta, INDONEWS.ID - Moeldoko terpental dari bursa Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan dan Menteri Pertahanan di Kabinet Jokowi Jilid II yang berganti nama dari Kabinet Indonesia Kerja menjadi Kabinet Indonesia Maju. Mengapa kursi Menkopolhukam jatuh ke tangan Mahfud Md?

Menurut seorang petinggi partai pemerintah yang mengetahui penyusunan kabinet, Moeldoko tergeser lantaran Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ngotot meminta jabatan Menteri Pertahanan.

Prabowo bahkan menyisihkan Ryamizard Ryacudu yang digadang-gadang oleh PDIP tetap di posisi Menteri Pertahanan jika Prabowo tak minat duduk di sana. Mahfud Md akhirnya juga digeser oleh Presiden Jokowi, dari proyeksi menjabat Jaksa Agung menjadi Menkopolhukam.

Seperti dikutip dari Majalah Tempo edisi minggu ini(27/10/19), Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto keberatan bila jabatan Menkopolhukam diisi Moeldoko. Itu karena Moeldoko junior Prabowo di Akademi Militer (Akmil) Magelang.

Moeldoko Angkatan 1981, sedangkan Prabowo tujuh tahun di atasnya, yakni Angkatan 1974. Walhasil Moeldoko bertahan di Kantor Staf Presiden (KSP).

Prabowo Lebih Dekat dengan Mahfud

Figur Mahfud Md, yang pernah menjadi Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta di Pilpres 2014, memang lebih diterima oleh Prabowo. Bahkan, Mahfud dinilai bisa menjadi "jembatan baru" bagi Presiden Jokowi dan Prabowo.

Mahfud sebagai Menkopolhukam sekaligus untuk mengatasi potensi friksi di kabinet, terutama bidang hukum, pertahanan, dan keamanan. Menkopolhukam memang bertugas mengkoordinasi kementerian dan lembaga di ketiga bidang tersebut.

"Tidak boleh Bapak ke kantor saya. Saya yang menghadap Bapak," ujar Mahfud Md pekan lalu, menirukan ucapan Prabowo. "Artinya, dia terbuka untuk bicara. Itu sikap sportif tentara."

Menurut Mahfud, hubungannya dengan Prabowo berjalan baik. Prabowo pun menyatakan siap bekerja sama dengannya selaku atasan. Bahkan, dia menolak jika Mahfud, yang kantornya di sebelah Kementerian Pertahanan, datang ke kantornya.

Moeldoko enggan berkomentar banyak ketika ditanya soal tergeser akibat Prabowo. Dia hanya menyatakan bahwa Presiden Jokowi masih menginginkannya dia bertahan di Istana.

"Sewaktu kami menghadap Pak Jokowi, beliau sampaikan, `Sampean bertiga (Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Sekretaris Negar Pratikno, dan Moeldoko) harus tinggal di seputaran Istana`," ujarnya menirukan perintah Presiden Jokowi.

Kendati demikain, pada Rabu pekan lalu, 23 Oktober 2019, baik Mahfud Md, Prabowo, maupun Moeldoko dipertemukan dalam sebuah perhelatan: Pelantikan Menteri Kabinet Indonesia Maju oleh Presiden Jokowi.*

Artikel Terkait