Daerah

Perkuat Wawasan Kebangsaan, PMKRI Makassar Gelar Dialog Kepemudaan

Oleh : Mancik - Minggu, 01/12/2019 19:01 WIB

Kegiatan dialog kebangsaan yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia(PMKRI) Cabang Makassar Sanctus Albertus Magnus,Komisariat Universitas Hasanuddin.(Foto:Istimewa)

Makassar,INDONEWS.ID - Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia(PMKRI) Cabang Makassar Sanctus Albertus Magnus Komisariat Universitas Hasanuddin menggelar` Doa Perdamaian dan Dialog Kepemudaan` yang dilaksanakan pada Sabtu,(30/11/2019) kemarin, di Warkop Kampus Kedua Jl. Perintis Kemerdekaan, Makassar. Kegiatan Dialog tersebut mengangkat tema` Merawat Nilai-Nilai Kebangsaan di Era Digital.

Koordinator Komisariat Universitas Hasanudin, Maria Yustina Parera menerangkan, peserta dalam kegiatan ini terdiri dari anggota PMKRI Cabang Makassar Komisariat UNHAS, Komisariat Unifa, serta undangan dari Ikatan Mahasiswa Papua UNHAS, Ikatan Mahasiswa Fakfak-Papua Barat.

Ketua Presdium PMKRI Cabang Makassar, Pius Yolan, dalam sambutannya mengatakan, tantangan kehidupan kebangsaan kita hari ini, khususnya di era digital, sangat kompleks. Mulai dari persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa yang masih diperbincangkan tidak kunjung selesai hingga penyebaran hoaks melalui media sosial.

Ada juga masalah lain seperti upaya dari beberapa oknum kelompok yang berusaha mengganggu Pancasila, adu domba sesama anak bangsa yang mengancam persatuan. Produksi isu miring seperti isu isu suku, agama, ras dan golongan, menjadi ancaman tersendiri kehidupan pluralisme di Indonesia.

"Diera digital sekarang, ancaman itu semakin nampak dengan media sosial sebagai lahan untuk berekspresi diri tanpa ada manfaat positif," kata Yolan.

Karena itu, Yolan mengajak generasi millenial untuk membumikan nilai-nilai Pancasila sebagai falsasaf hidup berbangsa dan bernegara. Karena, Pancasila adalah sebuah karya agung bangsa.

"Jadikan Pancasila sebagai karakter kebangsaan yang harus melekat setiap diri pemuda. Mahasiswa sebagai biang perubahan, pelopor gerakan demi kehidupan yang harmonis dengan tindakan yang nyata ditengah masyarakat," tegasnya.

Adapun yang hadir sebagai narasumber yakni Basthian Littu, Ketua BPC GMKI Cabang Makassar, Perwakilan PMII Cabang Makassar Irfan, dan Perwakilan PMKRI Cabang Makassar, Jur Sintus F. Jemali.

Dalam pemaparannya, Bastian menyampaikan, Pancasila masih lemah dalam implementasinya.Karena itu, pemuda tidak boleh ada sebagai penonton, namun hadir sebagai pemberi solusi yang nyata dengan semangat gotong royong.Jangan pernah berhenti mencintai NKRI.

Sementara itu, Irfan perwakilan PMII Cabang Makassar mengatakan, di era digital ini, kemajuan teknologi sangat cepat, dampaknya cukup besar, khususnya berita-berita hoaks.Kita boleh beda suku, ras dan golongan, namun Bhineka Tunggal Ika tetap diatas segalanya demi kehidupan bersama khususnya toleransi dan tetap menjadi pribadi yang nasionalisme.

Jursintus Jemali, perwakilan PMKRI Cabang Makassar menerangkan, pemahaman nilai-nilai kebangsaan saat ini khususnya generasi millenial kian memudar.Sikap yang membedakan posisi pada warna kulit, ras, golongan akan mengancam kokohnya keberagaman.

"Diera digital sekarang, ancaman itu kian dirasakan. Pemuda sebagi tulang punggung bangsa Indonesia. Oleh karenanya, mari menenun kembali benang kebhinekaan yang terlanjur kusut, dakam bingkai toleransi. Saatnya menjadi pribadi yang unggul untuk merawat kembali tembok persaudaraan yang terlanjur retak," tutupnya.*

 

Artikel Terkait