Nasional

Dinilai Kerap Menabrak Hukum, Aktivist Sebut Anies Baswedan Gubernur Perusak

Oleh : Rikard Djegadut - Sabtu, 15/02/2020 20:30 WIB

Ketua Umum DANTARA (Damai Nusantaraku) Putri Simorangkir (Foto: ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Aktivist Putri Simorangkir mengkritisi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan beberapa kibjakan kontroversialnya. Putri menilai Anies tak lebih adalah pemimpin yang suka merusak.

"Betapa malangnya Jakarta dipimpin oleh gubernur seperti Anies ini, tidak pernah sebelumnya Jakarta memiliki jiwa perusak seperti sekarang," kata Ketua Umum DANTARA (Damai Nusantaraku) Putri Simorangkir dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu (15/2/20).

Putri menyebut Gubernur Anies sepertinya tengah mengalami krisis perasaan sensitif terhadap kepentingan warganya. Anies, kata Putri membuat narasi memperjuangkan kepentingan masyarakat Jakarta namun faktanya berbeda. Anies hanya memperjuangkan kepentingan pribadi dan golongan dengan menghalkan segala cara bahkan karena kebijakannya banyak nyawa nenjadi korban.

Putri kemudian menyoroti dua kebijakan Anies yang dinilainya sangat kontroversial, tidak masuk akal dan sangat merugikan masyarakat Jakarta. Yang pertama, kata Putri, adalah anggaran untuk mengatasi masalah banjir senilai Rp 800 M.

"Jauh sebelum musim hujan tiba, Presiden Jokowi mengingatkan tentang penanggulangan banjir, namun Anies sama sekali tak menghiraukannya. Bahkan, dana yang sudah dianggarkan Anies justru mencabut sebesar 500 M dari 800 M yang dianggarkan," urai Putri.

Akibatnya, kata Putri, Jakarta betul mengalami musibah banjir terbesar sepanjang masa, kerugian materi tak terhitung dan puluhan jiwa melayang. Parahnya lagi, kata Putri, respon Anies terlihat biasa-biasa saja dan menganggapnya sebagai masalah kecil tidak berarti.

"Sesudah banjir pun Presiden kembali mengingatkan terkait penanggulangannya, itu pun tidak dikerjakan. Sampai akhirnya mentri Basuki yang diperintahkan menangani Jakarta," ungkap Putri.

Kebijakan kontroversial kedua, kata Putri adalah soal rencana proyek Formula E di mana Anies akan menggantikan batu alam Monas dengan aspal. Tidak main-main, tambah Putri, Anies bahkan 'menipu' Kementerian Sekretaris Negara (Mensesneg) dengan surat yang katanya `salah ketik`.

"Anak kecil saja bisa mengetahui artinya salah ketik. Bagaimana mungkin kalimat sepanjang script telenovela disebut salah ketik. Kita patut curiga mengapa Guberner Anies begitu ngotot sekali agar proyek ini sukses, bahkan dengan menerjang hukum segala," tanya Putri penuh curiga.

Padahal, kata Putri, kita tahu, Formula E tidak ada urusannya dengan kepentingan masyarakat dan tidak ada atlet Indonesia yang terlibat, lalu Monas yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia diacak kadut.

"Kabarnya Gubernur sombong yang kerap sikapnya seperti melecehkan Presiden ini akan menghadap Jokowi guna konsultasi tentang FE. Untuk itu, saya mewakili rakyat Jakarta memohon dengan sangat dan dengan segala kerendahan hati kepada Pak Jokowi agar permintaan dari Gubernur Anies ditolak," harap Putri.

Putri meminta semua pihak termasuk Jokowi untuk mempertimbangan secara lebih teliti agar rencana Formula E yang merusak Monas ini tidak dilaksanakan. Karena menurut Putri, Monas itu tempat bersejarah milik rakyat bukan milik Anies Baswedan.

"Kami merasa marah, sakit hati karena Presiden kami dilecehkan dan kami merasa tidak rela apabila bapak Presiden yang kami hormati dan cintai ikut merestui pejabat negara yang suka menabrak hukum ini," tutup Putri.*(Rikardo).

Artikel Terkait