Jakarta, INDONEWS.ID - Perhelatan empat tahunan di organisasi Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional di patenkan dengan nama GP Jamu oleh para pendiri sekaligus Ketua Umum ibu BRA. Mooryati pada munas pertama pada tahun 1988. Kemudian estafet kepada Dr. Charles Saerang 2 periode dan terakhir dipimpin Dwi Ranny Pertiwi Zarman, SE., MH. Periode 2015 -2019.
Munas VIII GP Jamu diselenggarakan pada tanggal 20 - 21 Februari 2020 diawali sambutan Ketua Umum Dwi Ranny Pertiwi yang berisi tentang upaya- upaya mengembangkan peran GP Jamu sebagai industri strategis bidang kesehatan dengan tujuan ekspor produk jadi ke mancanegara. Saat itu DPD seluruh Indonesia ada 17 daerah dan semua daerah sudah dikunjungi sebagai bentuk perhatian pusat kepada daerah dalam memajukan jamu. Saat ini jumlah DPD bertambah menjadi 18, dan hari hadir di Munas ada 12 DPD. Pada sambutan yang singkat dan padat Ranny panggilan akrabnya mengatakan sambil menahan airmata, mohon maaf apabila belum bisa berbuat banyak untuk GP Jamu dan berharap kepada siapapun calon yang diusung para DPD bisa meneruskan langkah GP Jamu kedepan lebih maju lagi. Ia menucapkan terimakasih kepada para pengusaha yang selalu ketempatan untuk meeting dan diskusi, juga kepada Badan Pom yang sekarang menjadi mitra industri jamu melayani perijinan dengan cepat, ujarnya.
Menurut Taufik Bawazier selaku Direktur Industri Kimia Hilir Kementerian Perindustrian mengapresiasi pertumbuhan industri farmasi dan obat-obatan pada tahun 2019 tumbuh 9 persen lebih jauh diatas pertumbuhan ekonomi nasional maupun dunia secara keseluruhan. Oleh sebab itu Taufik mendorong industri jamu ini terus berinovasi sehingga ekspor bisa ditingkatkan.
Keynote speaker pada acara ini adalah Ketua BPOM Penny Kusumastuti Lukito, berharap GP Jamu bisa meningkatkan kinerjanya di era digital secara lintas sektoral, mengingat jamu adalah warisan budaya Indonesia yang sudah turun temurun ditekuni oleh para pelaku usaha, khususnya UMKM. Maka passion yang diletakan akan masuk ke sendi budaya bangsa dan unsur ekonomis bisa menciptakan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian Jamu harus mampu bersaing global menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan luar negeri. BPOM dan Kementerian terkait seperti Kesehatan, Perindustrian,Perdagangan dan UKM dan Koperasi akan bersama sama mengawal kemajuan jamu kita.
Setelah membuka acara dengan memukul gong, Ketua BPOM dan Pengurus inti serta semua peserta minum jamu bersama. Kemudian bersama rombongan lanjut meninjau pameran satu persatu mulai dari produk Sari Ayu, Mustika Ratu, Deltomet, Sinde dll. Ikut mendampingi Ketua Umum Dwi Ranny Pertiwi, Devita Agus R&D Director Mustika Ratu.
Anggota humas GP Jamu Dr. Francisca Sestri. mengatakan kepada Indonews.id, bahwa Munas VIII diselenggarakan di Jakarta dihadiri oleh hampir 1000 peserta, dan ada beberapa tokoh penting antara lain ibu Martha Tilaar pendiri Sari Ayu yang juga memberikan sambutan, Prof. Agus Purwodiono, Budi Pendiri PT. Sinde Budi Sentosa, yang selalu memberikan support kepada GP. Jamu hingga kini. Dan acara pemilihan Ketua Umum masih berunding antar DPD. Semoga kedepan Jamu makin diminati oleh kaum milenial, imbuh Francisca.(Lka)