Daerah

Rehabilitasi Lahan Sekitar DAS Citarum Melalui Penanaman Pohon

Oleh : Mancik - Minggu, 23/02/2020 20:30 WIB

Kepala BNPB Doni Monardo dan Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily saat melakukan pemantaun proses rehabilitasi kawasan Daerah Aliran Sungai Citarum, Jawa Barat.(Foto:Istimewa)

Bandung, INDONEWS.ID - Kepala BNPB Doni Monardo dan Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily memantau beberapa titik di kawasan Jawa Barat dengan menggunakan helikopter. Sabtu,(22/02/2020) kemarin.

Kawasan sekitar daerah aliran sungai (DAS) di Jawa Barat, khususnya Sungai Citarum, menjadi salah satu perhatian BNPB mengingat bencana banjir sering melanda beberapa kecamatan.

Kecamatan yang sering dilanda bencana hidrometeorologi ini seperti Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah, Bojongsoang dan Majalaya. Salah satu pemicu terjadinya banjir yaitu konversi lahan di hulu Sungai Citarum.

Rehabilitasi atau upaya penanganan sudah dilakukan sejak dua tahun lalu oleh Satuan Tugas (Satgas) Citarum Harum di bawah pimpinan Doni Monardo, dengan melakukan penanaman pohon.

Doni yang juga didampingi pejabat BNPB, di antaranya Plt. Deputi Bidang Penanganan Darurat Dody Ruswandi, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana Agus Wibowo dan tenaga ahli Komarudin melakukan peninjauan kebun Pos Sektor 1 Satgas Citarum Harum di Desa Tarumajaya.

Mereka ingin melihat perkembangan penanaman maupun pembibitan pohon untuk merehabilitasi lahan.

Saat berkunjung ke lokasi itu, Doni mendapatkan informasi mengenai beberapa tantangan yang dihadapi di lapangan. Warga yang tinggal sekitar hulu sungai hanya menanam tanaman semusim tanpa pohon keras, seperti kopi.

Oleh karena itu, karakteristik tanah menjadi labil, mudah longsor dan tidak menyerap air sehingga sebagian air hujan mengalir ke hilir dan banjir tidak dapat dihindari.

Di samping itu, rombongan juga mengunjungi tempat pembibitan yang dikelola oleh Artha Graha Peduli. Di tempat itu, pohon Manglid yang telah ditanam oleh Presiden Jokowi dua tahun lalu tumbuh dengan tinggi 2 m.

Artha Graha Peduli yang memiliki 100 sukarelawan menjadi salah satu saksi pelaku yang turut merehabilitasi kawasan sekitar Sungai Citarum sejak awal.

Kepala Desa Tarumajaya Ahmad Iksan mengatakan penyiapan pekerjaan harus disiapkan untuk para buruh tani yang jumlahnya sekitar 2.200 KK.

Mereka yang umumnya bekerja di sektor penanaman sayur mendapatkan upah buruh tani setiap hari. Jika diganti dengan tanaman kopi, yang panen dua kali setahun, para buruh tersebut akan kesulitan secara ekonomi.

"Mohon bantuannya tidak hanya memikirkan bantuan bencana alam saja tetapi juga untuk mengatasi bencana sosial,” ujar Ahmad.

Senada dengan kepala desa, warga setempat yang bekerja sebagai petani menyampaikan perlunya solusi untuk menunjang mata pencaharian apabila mereka mengkombinasi tanaman di kawasan desa seluas 2.743 hektar itu.

“Minimal buruh tani tidak kehilangan penghasilan,” harap Henggin Fadillah, petani Desa Tarumajaya.

Henggin berpendapat bahwa salah satu solusi yang dapat ditawarkan kepada warga melalui pemanfaatan potensi alam untuk kawasan wisata alam. Kepala Desa Tarumajaya menggagas ide wisata agro Cisanti, air panas Pejaten dan perkebunan teh sebagai destinasi wisata.

“Sehingga masih dapat juga menanam tanaman semusim,” cetusnya.

Sementara itu, Doni mengatakan bencana alam tidak boleh menjadi bencana sosial. Solusi tanaman kopi adalah tanaman keras yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Pesannya gunakan bibit nomor satu agar masyarakat mendapatkan hasil yang baik.

“Masyarakat yang menanam dan masyarakat yang panen, karena kebutuhan kopi dalam negeri masih sangat tinggi dan masih ada beberapa yang impor,” ucapnya.

Doni juga menekankan harus ada kesepakatan antara Perhutani dan PTPN dengan masyarakat. Kesepakatan yang dimaksud yaitu penanaman, panen dan kompensasi bagi hasil harus disepakati bersama.

"Sehingga alam terjaga, ekonomi masyarakat juga meningkat,” ujarnya.

Kunjungan kerja ini melihat contoh penanggulangan bencana yang berhasil dan akan menjadi contoh dalam penanaman hutan yang gundul dan menyebabkan banjir.

"Selain pelestarian alam yang harus kita jaga, yang harus kita tingkatkan adalah ekonomi masyarakat agar tetap mempunyai penghasilan," kata Ace.*

Artikel Terkait