Nasional

Hari Ini, Muhyiddin Resmi Dilantik Jadi Perdana Menteri ke-8 Malaysia

Oleh : Rikard Djegadut - Minggu, 01/03/2020 10:30 WIB

Presiden Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), Muhyiddin Yassin, resmi dilantik sebagai perdana menteri kedelapan negeri jiran menggantikan Mahathir

Jakarta, INDONEWS.ID - Presiden Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), Muhyiddin Yassin, resmi dilantik sebagai perdana menteri kedelapan negeri jiran itu.

Muhyiddin dilantik langsung oleh Raja Malaysia, Yang-di-Pertuan Agung Al-Sultan Abdullah Ri`ayatuddin al-Bustafa Billah Shah di Istana Negara, Minggu (1/3).

Dengan memakai baju Melayu lengkap dengan peci hitam, anggota parlemen dari wilayah Pagoh itu terlihat tiba di Istana Negara sekitar pukul 10.00 waktu Kuala Lumpur.

Proses pelantikan berlangsung pada pukul 10.30 waktu setempat. Di depan mimbar, Sultan Abdullah memberi dokumen ikrar sumpah PM kepada Muhyiddin.

Muhyiddin lalu membacakan sumpah jabatannya itu secara lantang di depan Sultan Abdullah dan sejumlah petinggi negara yang hadir.

"Bismillahirohamnirohim. Saya Muhyiddin Yassin dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia kedelapan, bersumpah dengan segala daya dan upaya untuk mengemban jabatan dengan sebaik-baiknya," ucap Muhyiddin seperti dikutip kantor berita Bernama.

Sebelumnya, PM ketujuh Malaysia Mahathir Mohamad mengundurkan diri pada Senin (24/2). Pengunduran diri ini diduga terkait dengan pembentukan koalisi baru.

Raja Malaysia memutuskan untuk memilih Muhyiddin setelah memanggil seluruh anggota Dewan Rakyat untuk mencari calon yang meraih dukungan mayoritas.

Sekretaris Jenderal Partai Islam SeMalaysia (PAS), Datuk Takiyuddin Hassan, menyebut pihaknya dan partai sekutu, yakni Partai Organisasi Persatuan Bangsa Melayu (UMNO) dan anggota Gabungan Partai Sarawak (GPS), memberikan 114 suara dukungan dari total 222 suara di parlemen kepada Raja Abdullah untuk menunjuk Muhyiddin.

Sementara itu, koalisi Pakatan Harapan menyatakan masih tetap mendukung Mahathir sebagai kandidat perdana menteri. Mahathir pun mengklaim masih memperoleh dukungan mayoritas di parlemen serta menyebut Muhyiddin sebagai pengkhianat.*

Artikel Terkait