Bisnis

Tak Peduli Disebut Pengkhianat! LBP Pastikan TKA Cina Tiba di Konawe Juni-Juli Mendatang

Oleh : Rikard Djegadut - Senin, 11/05/2020 19:30 WIB

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan/Foto: Rachman Haryanto

Jakarta, INDONEWS.ID - Sebanyak 500 tenaga kerja asing asal Cina akan tiba di Konawe, Sulawesi Tenggara, sekitar Juni atau Juli mendatang. Saat ini perusahaan yang menaungi pekerja itu, PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) sedang menyelesaikan proses perizinannya.

Hal itu dikatakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan memastikan saat bincang khusus bersama Radio Republik Indonesia atau RRI, Minggu (9/5/2020).

"Orang itu berencana minta, tapi itu nanti baru Juni atau Juli baru kejadian (masuk ke Indonesia), tapi sekarang mereka sudah minta izin. Kan perizinan itu enggak cukup sehari," kata Luhut memastikan.

Dia mengungkapkan, kedua perusahaan tersebut tengah membangun pabrik HPAL (high perssure acid leaching) guna membangun industri baterai lithium, di mana nikel merupakan bahan baku produk tersebut.

"Dia itu menyelesaikan HPAL untuk persiapan industri lithium baterai," ucapnya.

Menurut Luhut, para TKA tersebut merupakan pekerja yang memiliki kemampuan dalam bidang tersebut, yang tak bisa digantikan orang lain. Dia mengatakan saat ini Indonesia belum memiliki teknologi guna membangun industri tersebut.

"Kami kerjakanlah ini, nanti tenaga asing yang mengerjakan dan setelah itu bersamaan tenaga kerja Indonesia masuk, teknologi kan dari dia, kami enggak bisa dong ngerjain semua, tetap ada asing," ujarnya.

Setelah proyek ini selesai, kata Luhut, para TKA Cina tersebut akan dikurangi dan digantikan dengan pekerja dari dalam negeri hingga sekitar 92 persen dari total pekerja yang dibutuhkan.

Dia mengatakan, dengan adanya politeknik yang sudah dibangun, hal itu bisa meningkatkan kemampuan dari anak-anak bangsa, dan bisa memenuhi kebutuhan dari pekerja industri tersebut. " Untuk bikin lapangan kerja perlu orang dulu bikin induknya, setelah itu kita yang kerjakan (operasikan) semua," ucap dia

Luhut memperkirakan pada 2023, Indonesia akan memasuki rantai pasok global dalam baterai lithium. Namun demi mencapai tujuan tersebut, menurutnya, harus ada perantara, seperti pertukaran teknologi saat ini yang terjadi antara Indonesia dan Cina.

"Enggak bisa Indonesia bikin sendiri. Teknologi Indonesia belum sampai. Jangan kita tambah lagi bahwa TKA ini mengontrol kita, enggak bener itu," tutupnya.

Adapun Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah memutuskan untuk menunda kedatangan 500 TKA Cina ke Indonesia dengan alasan keamanan. Mereka baru boleh masuk ke Indonesia usai wabah pandemi virus corona atau COVID-19 reda.

Pengkhianat Bangsa?

Isu mengenai tenaga kerja asing asal China yang masuk ke Kendari masih menghiasi perdebatan di ranah media sosial Twitter. Mantan Wakil Ketua DPR Fadli Zon bahkan mengeluarkan pernyataan keras soal pengkhianat bangsa.

"Tak ada kata yg lebih cocok kecuali “pengkhianat bangsa” !" tulis Fadli lewat akun Twitternya, @fadlizon, dikutip VIVAnews, Rabu, 18 Maret 2020.

Twit Fadli tersebut merespons cuitan dari ekonom sekaligus politikus Rizal Ramli. Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman menyatakan bahwa masih saja izinkan pekerja-pekerja Tiongkok untuk masuk Indonesia hanya karena kepentingan bisnis pejabat yang merangkap sebagai penguasa.

Sejauh ini nama Luhut Panjaitan alias LBP memang selalu membuat heboh jagad sosial media. Bahkan dalam Akun FB bernama Komunitas Pejuang NU Garis Lurus memposting tulisan bahwa mantan Menko Polhukam ini merupakan “The Real President” Indonesia.

Sebutan Luhut sebagai pengkhianat sebenarnya sudah berulang kali disuarakan oleh tokoh tokoh ternama Indonesia. Sebagai contoh saat berorasi usai upacara pengibaran bendera pada perayaan kemerdekaan RI di Kampung Aquarium, Penjaringan, Jakarta Utara tahun 2016 yang lalu, musisi Ahmad Dhani menyebut bahwa nama Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan sebagai `Pengkhianat,
"Saya akan bilang bahwa Luhut Binsar Pandjaitan adalah `Pengkhianat`," katanya.*

Artikel Terkait