Bisnis

Mantap! PNM Siap Buka 3 Ribu Lapangan Kerja Baru Usai Disuntik Rp1.5 Triliun PMN

Oleh : Rikard Djegadut - Kamis, 25/06/2020 15:01 WIB

Direktur Permodalan Nasional Madani (PNM) Persero Arief Mulyadi (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM Arief Mulyadi mengatakan faktor utama yang mendorong perusahannya meminta suntikan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp1.5 triliun dikarenakan Debt to Equity Ratio (DER) atau rasio utang terhadap modal yang terus meningkat.

"Dengan adanya pandemi yang masih berlangsung sampai hari ini, kemampuan kami semakin menurun dan ini tergambar dengan DER kami yang terus meningkat," ujar Arief saat rapat pendalaman BUMN penerima PMN tahun anggaran 2020 dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (24/6).

Untuk itu, Arief berharap kepada pemerintah agar suntikan negara melalui penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 1,5 triliun itu dapat cair pada September mendatang. Hal tersebut diperlukan untuk menjaga kondisi keuangan perseroan. Menurutnya, arus kas perseroan di September akan mengalami kontraksi.

Arief menjelaskan, dengan adanya penambahan penyertaan modal negara (PMN) tersebut, pemulihan ekonomi nasional (PEN) dapat berjalan. Terutama, kata Arief, PNM mendapat tugas dari Komisi VI DPR dan pemerintah untuk mendapatkan sedikitnya 10 juta nasabah program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) bagi perempuan pra-sejahtera pada 2023.

Arief memperkirakan DER perusahaan akan meningkat hingga 12,3 kali pada 2024 tanpa adanya suntikan PMN. Hal ini berbeda apabila mendapatkan PMN, DER perusahaan diperkirakan hanya meningkat sekira 6,27 kali pada 2024.

"Jadi kalau tanpa PMN diperkirakan DER kami sudah melampaui 12,3 kali dan itu sudah tidak mungkin kami mendapatkan pendanaan baik dari kreditur maupun dari investor," lanjut Arief.

Arief menyebut dengan posisi DER yang saat ini sekira 7,8 kali saja perusahaan mengalami tantangan berat. Namun, dia bersyukur, perusahaan masih bisa meyakinkan investor dan lender sehingga masih bisa dapat obligasi Rp 250 miliar dengan kupon 8,5 dengan jangka waktu lima tahun, dan MTN dalam bentuk sukuk sebesar Rp 123 miliar pada April di saat tinggi-tingginya penyebaran covid-19.

"Manfaat PMN yang jelas kami masih dapat menyalurkan pembiayaan, diharapkan meningkatkan aktivitas ekonomi dan daya beli masyarakat," kata Arief.

Arief menambahkan suntikan PMN juga akan memberikan dorongan bagi kemampuan perusahaan dalam menyalurkan pembiayaan. Dengan begitu, kata Arief, perusahaan bisa menyetorkan dividen kepada negara.

"Kita dalam beberapa tahun ini selalu membayar dividen, walaupun minta PMN tapi tetap bayar dividen," ucap Arief.

Arief menambahkan perusahaan juga akan memanfaatkan suntikan PMN untuk menambah jumlah lapangan kerja. Perusahaan menargetkan mampu merekrut sekitar 3 ribu tenaga kerja baru sebagai pendamping nasabah Mekaar hingga Desember 2020.

"(Manfaat PMN) untuk kami sendiri tentunya akan meningkatkan laba bersih dan menjamin keberlangsungan dan keberlangsungan PNM sendiri," kata Arief menambahkan.*

Artikel Terkait