Daerah

Kronologis & Duduk Soal Walkot Surabaya Bersujud dan Menangis di Hadapan Seorang Dokter

Oleh : Rikard Djegadut - Selasa, 30/06/2020 12:01 WIB

Momen Wali Kota Surabaya Bersujud dan menangis di hadapan para dokter (foto: ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Aksi Walikota Surabaya Tri Rismaharini baru-baru ini menyita perhatian publik dan membuat warganet terkejut sekaligus terharu dibuatknya.

Pasalnya, orang nomor satu di kota Surabaya itu tiba-tiba bertekuk lutut dan bersujud sembari menangis di hadapan seorang dokter ahli paru yang ditemuinuya.

Duduk Soal

Namun seperti apa kejadian sebenarnya dan apa duduk persoalannya atas aksi haru sang wali kota tersebut?

Dalam video yang beredar, kejadian itu terjadi saat pertemuan berlangsung. Risma tampak meraih kaki seorang dokter dan langsung bersujud di hadapannya. Dengan suara parau, Risma berkali-kali mengucapkan permohonan maaf sambil tetap memegang kaki sang dokter.

Usut punya usut, hal ini ternyata bermula saat Risma mengadakan pertemuan dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan para dokter di rumah sakit, Senin (29/6/2020) kemarin.

Seperti yang dikutip dari berbagai sumber, Risma yang mulanya memimpin pertemuan tersebut beranjak ketika seorang dokter ahli paru dari RSUD Dr Soetomo menyampaikan kondisi rumah sakit saat ini. dr Sudarsono menceritakan terkait kondisi rumah sakit yang sudah penuh akan pasien COVID-19.

Ia mengatakan kalau edukasi terhadap masyarakat terkait bahayanya COVID-19 perlu ditingkatkan. Ia juga mengaku kalau masih banyak masyarakat, terutama kalangan remaja, yang mengabaikan protokol dan masih berkumpul atau dengan kata lain nongkrong. Hal inilah yang memicu penyebaran meningkat dan berakibat pada overloadnya pasien COVID-19 di rumah sakit.

Mendengar hal tersebut, Risma memberi tanggapan kalau semua camat dan lurah sudah dikerahkan. Enggak cuma itu, ia pun memberi respon dengan bersujud dan meminta maaf sambil menangis. Pertemuan yang dilakukan di Balai Kota Surabaya itu pun seketika terhenti saat melihat aksi Risma.

Beberapa dokter IDI dan stafnya pun membantu Risma untuk berdiri. Risma pun akhirnya duduk kembali dengan menahan air mata. Ia pun mengatakan dengan nada tinggi kalau pihaknya enggak bisa berkonsultasi dengan pihak RSUD Dr Soetomo. Merasa mendapat banyak tekanan, Risma bahkan menyebut dirinya enggak pantas dan layak menjadi seorang walikota.

"Tolonglah kami jangan disalahkan terus. Apa saya rela warga saya mati. Kami masih ngurus orang meninggal sampai jam tiga pagi yang warga bukan Surabaya, kami masih urus. Saya memang goblok, saya enggak pantas jadi walikota," ucap Risma sambil menangis.

Setelah mengatakan hal itu, Risma pun kembali bersujud kedua kalinya. Dokter yang hadir pun merespon Risma dan mengatakan kalau enggak harus mengatakan hal itu dan mereka akan tetap membantu.

"Jangan seperti ini Bu. Pasti kami bantu, pasti kami bantu," kata dokter yang hadir. Mendengar hal itu, Risma pun kembali berdiri dengan bantuan para staf dan melanjutkan audiensi.*

Artikel Terkait