Bisnis

Pemerintah Mulai Salurkan Bansos Untuk UMKM, Total Anggaran Rp22 Triliun

Oleh : Ronald - Rabu, 12/08/2020 18:30 WIB

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. (Foto : Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID Hingga saat ini, berbagai program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), seperti subsidi bunga, insentif pajak, dan kredit modal kerja baru terserap 26,4 persen. 

Untuk itu, Pemerintah menyiapkan program tambahan, yaitu bantuan sosial (bansos) produktif bagi 12 juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang terdampak pandemi virus corona Covid-19.

Masing-masing usaha kecil bakal diberikan dana sebesar Rp 2,4 juta. Untuk tahap pertama, bantuan modal kerja produktif ini akan disalurkan kepada 9,1 juta UMKM pada pertengahan Agustus 2020.

“Dengan total anggaran Rp 22 triliun,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki usai menghadap Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (12/8/2020).

Teten mengatakan, UMKM yang akan menerima bantuan tersebut tidak boleh berstatus ASN, TNI, Polri dan pegawai BUMN/BUMD dan sebelumnya tak menerima pinjaman perbankan.  Selain itu, mereka harus membuat rekening bank terlebih dahulu agar penyaluran bantuan modal kerja bisa tepat sasaran.

“Sebelum menerima ini, paling tidak sudah ada tanda tangan yang bersangkutan. Jadi ada recheck ulang,” kata Teten. 

Adapun, UMKM yang menerima bantuan ini tak terbatas kepada sektor tertentu. Teten mengatakan, bantuan modal kerja produktif berlaku untuk semua sektor namun dibuat secara proporsional di berbagai daerah.

“Supaya ini tidak menumpuk di kota besar saja,” kata Teten.

Nantinya, bantuan modal kerja produktif ditransfer kepada rekening penerimanya secara langsung. Teten berharap bantuan tersebut dapat membuat UMKM yang terdampak pandemi corona bisa kembali produktif.


Teten juga sedang melakukan validasi data UMKM yang akan menerima bantuan modal kerja produktif.  Dari data berbagai lembaga paling tidak ada 17,5 juta usaha kecil yang memerlukan bantuan.  

Dari jumlah tersebut, data penerima yang sudah berhasil divalidasi baru mencapai 5,5 juta atau selisih 3,6 juta dari target penyaluran tahap pertama. Makanya dia akan mempercepat proses validasi tersebut.

Teten juga meminta bantuan dari bank penyalur bantuan modal kerja produktif, seperti BRI untuk memastikan data tersebut di lapangan. 

"Saya kira disiapkan ya. Tolong, Pak, ini tinggal berapa hari," kata Teten.

Selain itu, dia juga mengajak UMKM yang ingin mendapatkan bantuan modal kerja produktif bisa berperan aktif dengan mendaftarkan dirinya melalui Dinas Koperasi dan UKM terdekat.

Dengan demikian, mereka bisa berkontribusi dalam memulihkan ekonomi nasional. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 minus 5,32% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Ekonomi juga tercatat negatif 4,19% dibandingkan kuartal I 2020 dan minus 1,62% pada sepanjang semester pertama tahun ini dibandingkan semester I 2019.

“Kami terus mencari terobosan-terobosan untuk pemulihan ekonomi nasional ini, termasuk untuk UMKM,” pungkas Teten. (rnl)


Artikel Terkait