Gaya Hidup

Album Santamonica Curiouser and Curiouser Dirilis Ulang Dalam Format Piringan Hitam

Oleh : luska - Kamis, 20/08/2020 14:21 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Dekade 2000an, gelombang musik pop dari scene independen semakin besar, meluas, dan menjadi pilihan baru anak muda di Indonesia. Ledakan kreativitas sangat menghidupi masa ini. Album-album masterpiece tercipta, mulai dari “Centralismo” dari SORE, album self-titled White Shoe And The Couples Company, hingga “Curiouser and Curiouser” dari duo Santamonica.

Santamonica terbentuk pada 2003 oleh musisi multi-instrumentalis sekaligus produser Joseph Saryuf (Iyub) ketika baru saja kembali dari Jerman dan Anindita, seorang fashion director yang menjadi vokalis sekaligus penulis lirik. Pada masa ini pula Iyub dikenal di sirkuit independen sebagai vokalis/gitaris band shoegaze seminal Sugarstar. Kesukaan yang sama terhadap band-band seperti My Bloody Valentine, Cocteau Twins, Air, hingga Slowdive membuka komunikasi bagi Iyub dan Anindita untuk menciptakan karya bersama, dengan hasil rekaman yang juga terdengar mendapat pengaruh kuat dari Stereolab. 

Rekaman “Curiouser and Curiouser” dikerjakan selama dua tahun, dengan kepekaaan, kecermatan, dan gairah eksplorasi yang luas—memadu-padankan antara lain pengaruh garda depan krautrock, alam warna-warni psikedelia, cita rasa urban Shibuya-kei, lounge revival yang menenangkan, sepuhan manis bossa nova, rangkap suara dari shoegaze yang menenggelamkan, dan electro-pop yang elegan—yang menjadikannya sebagai salah satu pencapaian artistik termutakhir untuk album studio indie-pop Indonesia. Penataan lapisan suara, variasi ketukan, dan detail bunyi untuk penulisan lagu pop yang indah. Petualangan imajinasi yang menawan semakin diperkuat dengan vokal Anindita bersama lirik-liriknya. 

Kemunculan Santamonica melalui album “Curiouser and Curiouser” juga diperkuat dengan visual album, video musik, hingga arahan seni pada pertunjukannya yang menjadikan sebuah kesatuan tersendiri. 

Album “Curiouser and Curiouser” dirilis pertama kali dalam format Compact Disc oleh Sinjitos Records pada 2007, dan langsung menjadi klasik untuk sepanjang masa. Kini, La Munai Records—indie label yang sebelumnya merilis rekaman-rekaman antara lain dari The Paps, Rub of Rub, The Panturas, hingga re-issue album-album legendaris Indonesia dari Harry Roesli dan Yanti Bersaudara—merilis kembali permata terpendam era 2000an dari Santamonica.

La Munai Records menghadirkan album “Curiouser and Curiouser” dalam kemasan istimewa yang sepadan dengan musiknya: piringan hitam double-marbled dalam kemasan gatefold, berisi 10 lagu dari versi asli album tersebut ditambah delapan lagu yang sebelumnya hanya dirlis ekslusif di Jepang, plus remix terbaru untuk lagu “Wanderlust”. 

Setelah cukup lama Santamonica tidak menyapa baik dalam wujud rekaman maupun pertunjukan, sambil terus menjadi cetak biru bagi band-band electo-pop milenial berikutnya, hari ini album “Curiouser and Curiouser” seperti lahir kembali dan senantiasa bercahaya. (Harlan Boer)

Artikel Terkait