Nasional

Usut Tuntas Oknum Pelaku Dugaan Manipulasi Hasil Rapid Test di Bandara Soetta

Oleh : very - Minggu, 20/09/2020 19:43 WIB

Pelecehan Seksual. (Foto: Ilustrasi)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Di tengah negeri kita berjuang sungguh-sungguh melawan Covid-19, tiba-tiba muncul adanya dugaan tindakan kemungkinan bisa mengubah (manipulasi) hasil rapid test dengan imbalan sejumlah uang dan disertai dugaan pelecehan terhadap seorang perempuan calon penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta. Kejadian ini sempat viral di media sosial. Kejadian ini sangat disayangkan dan memilukan.

“Dugaan kejadian ini harus diusut tuntas melalui proses hukum di kepolisian kita dengan prinsip promoter. Kemudian sesegera mungkin dilimpahkan ke pengadilan,” ujar dosen Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing melalui siaran pers di Jakarta, Minggu (20/9).

Menurut Emrus, pengusutan dan penyelidikan tidak begitu sulit dilakukan dengan membuka rekaman CCTV, dan isi dialog komunikasi via telepon genggam antara dugaan pelaku serta dugaan korban. Kemudian melakukan interview mendalam kepada para pihak. Berdasarkan fakta dan bukti hukum serta proses induktif, bisa dirumuskan konstruksi hukumnya.

“Menurut saya, siapapun yang mencoba bermain-main atau melakukan penyimpangan terkait dalam upaya kita mengatasi Covid-19 di tanah air, termasuk di dalamnya dugaan kemungkinan memanipulasi hasil pemeriksaan rapid test di tengah bangsa kita sedang menghadapi bencana nasional menangani penyebaran dan mengatasi dampak Covid-19 sebagai tindakan kemanusiaan, harus diberi hukuman seberat-beratnya oleh hakim,” ujarnya.

Bila terbukti secara hukum dan sah, saya mendorong agar hakim memberikan hukuman sangat berat bagi siapapun melakukan pelanggaran hukum serupa yang menjadi yurisprudensi kelak ke depan.

“Saya bangga kepada dua BUMN (pihak Bandara dan PT. KFD) kita yang cepat, proaktif dan memberi dukungan penuh agar dilakukan proses hukum terkait dugaan terjadinya peristiwa tersebut,” pungkasnya.

Seperti diberitakan detik.com, seorang wanita berinisial LHI viral di media sosial (medsos) lantaran mengaku mengalami pemerasan dan pelecehan seksual saat menjalani pemeriksaan rapid test di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten. Peristiwa itu kini menjadi perhatian khusus otoritas Bandara Soetta untuk melakukan investigasi.

Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta, Agus Haryadi, sangat menyesalkan informasi dugaan pemerasan dan pelecehan di Bandara Soetta itu. Menurut Agus, otoritas bandara akan terbuka dalam penyelidikan pihak kepolisian untuk pengecekan CCTV dan lainnya.

"Kami sangat memberikan perhatian penuh terhadap adanya informasi ini. Kami siap bekerja sama dengan seluruh pihak termasuk sudah berkoordinasi dengan Polres Bandara Soekarno-Hatta yang saat ini tengah melakukan penyelidikan mengenai hal ini," kata Agus dalam keterangan tertulis yang dibagikan kepada wartawan, Sabtu (19/9/2020).

Agus berharap kejadian serupa tidak terulang di lain waktu. Dia meminta semua pihak terkait untuk sama-sama menjaga nama baik Bandara Soetta.

"PT Angkasa Pura II sangat berharap hal ini tidak berulang kembali. Bersama-sama, PT Angkasa Pura II dan stakeholder harus menjaga reputasi Bandara Soekarno-Hatta," katanya.

PT Kimia Farma Diagnostika selaku penyedia layanan rapid test di Teminal 3 Bandara Soetta dan PT Angkasa Pura II (Persero) selaku pengelola bandara memberikan perhatian penuh atas peristiwa yang terjadi. Adanya kejadian itu, otoritas bandara dan penyedia layanan rapid tes tengah melakukan investigasi internal dan penumpang bersangkutan telah dihubungi oleh perseroan.

"PT Kimia Farma Diagnostika telah menghubungi korban atas kejadian yang dilakukan oleh oknum tersebut," ujar Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostika, Adil Fadilah Bulqini.

"PT Kimia Farma Diagnostika akan membawa peristiwa ini ke ranah hukum atas tindakan oknum tersebut yang diduga melakukan pemalsuan dokumen hasil uji rapid test, pemerasan, tindakan asusila dan intimidasi," sambungnya.

Kejadian tersebut disampaikan LHI melalui akun Twitter @listongs. Melalui sebuah thread, dia membagikan cerita terkait dugaan pemerasan dan pelecehan seksual saat menjalani pemeriksaan rapid test di Bandara Soetta pada Minggu, 13 September 2020.

"Pada hari Minggu, 13 September 2020, aku mau pergi ke Nias Sumut dari Jakarta. Karena belum sempat melakukan rapid test di hari sebelumnya, jadi aku berencana untuk melakukan rapid test di bandara," tulis akun @listongs seperti dilihat detikcom.

Kemudian LHI menceritakan dirinya tiba di Bandara Soetta sekitar pukul 4 pagi untuk melakukan rapid test di tempat resmi di Terminal 3. Korban pun awalnya yakin hasil rapid akan nonreaktif lantaran dia yakin tidak pernah berada pada komunitas yang terpapar Corona. Namun, saat hasil rapid test keluar, dirinya dinyatakan reaktif Corona. Di sinilah korban mengaku mengalami pemerasan dengan dalih data rapid test bisa diganti untuk kepentingan penerbangan.

LHI mengaku tetap dipaksa lakukan rapid test ulang dengan membayar Rp 150 ribu. Dia pun akhirnya dibawa ke tempat sepi dan diminta memberikan uang tambahan senilai Rp 1,4 juta.

"Di situ dokternya bilang `mba, saya kan sudah bantu mba nih, bisa lah mba kasih berapa, saya juga sudah telpon atas sana sini, bisa lah mba kasih`, di situ aku kaget dong, yaudahlah karna gamau ribet juga aku tanyain langsung `berapa?`, si dokter jawab `mba mampunya berapa? Misal saya sebut nominalnya takut nggak cocok` hhh si anj*ng, yaudahlah aku asal jawab `sejuta?`, eh si dokter miskin ini jawab `tambahhin dikit lah mba` si t*i yaudah karna aku males ribet orangnya, aku tambahin jadi 1,4 juta," tulisnya.

Tak cukup sampai di situ, oknum yang diduga dokter itu ternyata disebut sempat mendekati hingga mencoba mencium korban. Oknum dokter tersebut juga sempat meraba payudara korban.

"Aku kira cuma selesai sampai di situ, ternyata enggak :( abis itu, si dokter ndeketin aku, buka masker aku, nyoba untuk cium mulut aku. Di situ aku bener2 shock, ga bisa ngapa2in, cuma bisa diem, mau ngelawan aja gabisa saking hancurnya diri aku di dalam, aku bener2 kaget dan gak bisa ngapa2in, si dokter bajing*n ini malah melanjutkan aksinya dengan meraba-raba payudara aku. Perasaanku hancur, bener2 hancur. nangis sekeras-kerasnya dari dalam, bahkan untuk teriak tolong aja gak bisa," ujarnya. (Very)

 

Artikel Terkait