Gaya Hidup

Perilaku Konsumen Berubah di Era Pandemi, Kesehatan Jadi Terpenting

Oleh : very - Selasa, 03/11/2020 18:01 WIB

Co-founder dan Chief Operating Officer (COO) Qoala, Tommy Martin. (Foto: Ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID -- Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sudah berlangsung lebih dari tujuh bulan. Salah satu dampaknya yakni adanya perubahan kebiasaan dari masyarakat yang mengedepankan protokol kesehatan dan mengurangi interaksi fisik. Bagi dunia bisnis, hal ini lantas mengubah perilaku konsumen. Perusahaan teknologi asuransi Qoala mencatat, ada tiga perubahan perilaku konsumen yang nyata terjadi.

"Pertama, konsumen kini fokus pada hal yang sifatnya esensial dan penting dengan memikirkan value atas barang yang dibeli. Kedua, karena saat ini kegiatan berupa interaksi fisik tidak bisa dilakukan, adopsi digital sangat penting. Mau tak mau banyak kegiatan sehari-hari dilakukan secara online dan pemenuhan kebutuhan dilakukan secara digital. Dan ketiga, kesehatan menjadi top of mind, muncul kekhawatiran terkait potensi penularan Covid-19 terhadap diri sendiri dan keluarga," ujar Co-founder sekaligus Chief Operating Officer (COO) Qoala, Tommy Martin, dalam webinar bertajuk `Pandemic Survival Kit: Asuransi dan Pengembangan Dana` yang digelar akhir pekan lalu. Selain Tommy, yang menjadi narasumber dalam webinar ini yaitu Chief Marketing Officer Akseleran, Andri Madian dan Finance Director Great Eastern Life Indonesia, Fauzi Arfan.

Tommy menjelaskan, perubahan perilaku konsumen juga berimplikasi pada industri asuransi. Jalur distribusi asuransi yang biasanya offline, otomatis terkena dampak karena adanya social distancing. Perusahaan asuransi harus menerapkan strategi digital agar konsumen tetap bisa mendapatkan akses terhadap produk asuransi.

"Di sinilah kemudian Qoala sebagai insurtech berperan. Kami membangun  teknologi dan bekerja dengan platform digital. Qoala membantu perusahaan asuransi untuk memasarkan produk asuransi secara online. Kerja sama ini juga meliputi pengembangan dan pemasaran produk asuransi yang cocok untuk kondisi saat ini, salah satunya asuransi Covid-19 dan perlindungan untuk UMKM," ujar Tommy.

Senada dengan Tommy, Finance Director Great Eastern Life Indonesia, Fauzi Arfan mengatakan, pandemi memberikan dampak pada pola hidup, sehingga risiko kesehatan semakin besar. Hal ini menegaskan pentingnya memiliki asuransi sebagai kebutuhan dasar untuk bertahan di situasi yang menantang ini.

"Sampai dengan hari ini, kondisi Covid-19 masih belum terkategorikan stabil atau terkontrol. Masyarakat masih dihantui perasaan cemas kapan pandemi Covid-19 ini berakhir. Tentunya diperlukan perlindungan dari berbagai risiko yang dapat terjadi baik risiko finansial maupun risiko kesehatan yaitu dengan memiliki proteksi asuransi untuk menghadirkan ketenangan pikiran," tambah Fauzi.

Sedangkan Chief Marketing Officer Akseleran, Andri Madian menyampaikan, melalui platform fintech berbasis Peer to Peer (P2P) Lending diharapkan mampu memberikan alternatif pengembangan dana yang cocok bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia di masa pandemi Covid-19 sekarang ini. Apalagi, kata Andri, di Akseleran tidak hanya membuka akses permodalan seluas-luasnya kepada sebanyak mungkin pelaku usaha di negeri ini, namun juga tetap berusaha memberikan akses pendanaan kepada masyarakat dari mulai yang terbawah sampai yang teratas di mana setiap orang dapat memberikan pendanaan kepada berbagai usaha dengan nilai nominal mulai dari Rp 100 ribu dan imbal hasil yang diperoleh mencapai hingga 21% per tahun.

“Jadi melakukan pendanaan di Akseleran mulai dari kecil-kecilan dulu nggak apa-apa, mulai dari 100 ribu rupiah tapi mulainya sekarang karena ada efek waktu atau compounding interest sehingga semakin cepat memulai akan semakin besar keuntungan yang didapat. Selain itu, masyarakat yang masih banyak melakukan pekerjaannya dari rumah dan mau melakukan pendanaan di Akseleran semakin dimudahkan karena bisa melalui aplikasi dari smartphone-nya. Dan sebagian besar pinjaman yang ada di Akseleran sudah terproteksi oleh asuransi kredit juga beragunan sehingga tingkat risikonya terukur,” ujar Andri.

Qoala adalah perusahaan rintisan di bidang Teknologi Asuransi atau Insurtech dengan misi memasyarakatkan asuransi melalui kombinasi pengembangan produk baru yang didukung oleh teknologi dan proses klaim berbasis digital, dan machine learning.

Qoala berkomitmen memberikan pengalaman asuransi terbaik bagi pelanggannya melalui proses klaim yang cepat dan mudah, dan juga membantu perusahaan asuransi mengurangi biaya dan risiko melalui teknologi. Qoala berkolaborasi dengan perusahaan asuransi terdepan dalam mengembangkan produk-produk asuransi baru untuk mendorong kesadaran asuransi melalui kasus-kasus seperti penundaan penerbangan, kontrol kualitas hotel, logistik, kerusakan layar ponsel dan sebagainya.

Qoala juga memanfaatkan teknologi untuk membantu mendigitalisasi perusahaan asuransi dan pialang asuransi, mendukung kebutuhan mereka untuk lebih efisien dan digital.

Didirikan oleh lulusan Oxford University dan UCL, Harshet Lunani dan Tommy Martin, tim Qoala terdiri dari individu-individu dari berbagai latar belakang industri yang berbeda dengan pengalaman antara lain di Accenture, Allianz, AIA, Boston Consulting Group, BIMA, Chubb, Lazada, PayPal, PayU, Shopee, Tokopedia dan Traveloka. (Very)

 

Artikel Terkait