Bisnis

Industri Nabati Lestari Pasarkan Produk Turunan CPO 95 Persen ke Mancanegara

Oleh : Mancik - Jum'at, 13/11/2020 10:01 WIB

Ilustrasi :PT Industri Nabati Lestari (INL).(Foto:Istimewa)

Jakarta, INDONEWS.ID - Produksi turunan CPO milik PT Industri Nabati Lestari (INL), anak usaha Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei telah memasarkan 95% dari total produksi ke mancanegera.Hingga September 2020, total nilai penjualan telah mencapai sekitar Rp 2,8 triliun dengan total volume penjualan sebanyak 315 ribu ton.

Direktur INL Hasyim Toriq menjelaskan, total nilai penjualan tersebut ditopang dari produksi refinery CPO olah sebesar 330 ribu MT dengan produk Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO), Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) Olein dan Stearin.

Hasyim menjelaskan, sejak beroperasi dan komersil tanggal 28 Februari 2019 sampai dengan bulan September 2020, pencapaian PT INL termasuk ekspor produksi ke mancanegara sangat tinggi seperti Bangladesh, Kroasia, India, Maritinus, Pakistan, Nigeria, China, Sudan, Yordania, Uni Emirat Arab, Korea Selatan, Dijbouti, Amerika Serikat, Malaysia, Llattakia, Srilanka,Tanzania, Mozambique, Iran, Ludhiana, dan Senegal.

Pasar Minyak Goreng Lokal

Hasyim Toriq menambahkan INL telah memiliki produk ritel minyak goreng bermerk Salvaco dengan segmentasi menengah ke atas yang dipasarkan di dalam negeri. Produk dipasarkan dalam bentuk kemasan 1 dan 2 liter.

Total produksi minyak goreng ritel yang telah dihasilkan perusahaan sebanyak 3.868 Ton dengan total nilai penjualan sebesar Rp 42,84 Miliar.Sejak Maret 2020, produksi minyak goreng INL menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan sehingga perusahaan memiliki prospek yang sangat baik untuk masuk ke pasar ritel dalam
negeri.

"Adapun area pemasaran produk Salvaco masih mencakup wilayah Sumatera Utara (Sumut,Aceh, dan Riau) dengan melakukan kerja sama berskema distributor bersama 12 mitra perusahaan distributor dan menargetkan pada tahun 2021 akan memenuhi pasar seluruh
Sumatera, Jawa, dan Bali,” jelas Hasyim.

Ia mengungkapkan, INL akan segera meluncurkan minyak goreng “Malico” yang dipasarkan pada segmentasi menengah ke bawah kemasan pillow pack pada bulan Desember 2020. Meskipun di tengah Pandemi Covid-19 PT INL telah berhasil menyerap 218 tenaga kerja dengan presentase 60% tenaga kerja lokal (Kabupaten Area Kerja dan Daerah Penyangga) dan 40% tenaga kerja non-lokal

Study Kelayakan

Hasyim menjelaskan, pembangunan pabrik minyak goreng INL di KEK Sei Mangkei dilaksanakan secara efektif dan memenuhi study kelayakan (feasibility study) dengan evaluasi dilaksanakan oleh Tim Penilai Independen yaitu Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) dan rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.

Efektif pembangunan (Effective Date Contract) pada 28 Oktober 2016 sesuai Surat Perjanjian No. INL/SPJ/02/2016 tanggal 25 Agustus 2016. Uji kinerja pembangunan (commissioning) dimulai pada 29 November 2018 hingga berakhir pada 27 Februari 2019.

Secara Uji Kelayakan pembangunan yang telah dilakukan maka pabrik minyak goreng telah siap beroperasi dengan menerbitkan Surat Pemberitaan Penerimaan Pabrik Minyak Goreng sesuai dengan Surat No.092/INL/SU-E/III/2019 pada tanggal 16 Maret 2019.

Ia menambahkan, seluruh biaya pembangunan pabrik minyak goreng secara efektif telah digunakan sesuai peruntukan dengan mengikuti beberapa kajian dan rekomendasi pelaksanaanya dari BPPT dan BPK dengan pengawasan ketat yang sebelumnya dilakukan study kelayakan dari Kantor jasa Penilai Publik (KJPP) Amin Nirwan Alfiantori.

Terhitung setelah selesai pembangunan dan pelaksanaan commissioning pabrik, INL telah menghasilkan produk berupa Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO), Palm Fatty Acid Distillate (PFAD), Olein dan Stearin.*

 

 

 

Artikel Terkait