Nasional

HUT 78 Tahun, Mantan Dosen IPDN Ini Mendapat Kejutan dari Purnapraja

Oleh : luska - Kamis, 26/11/2020 18:20 WIB

Malang, INDONEWS.ID - Drs. Indrarto, SH atau yang akrab disapa Pak In telah menjalani purnatugas sejak 2007. Jabatan terakhir beliau selain sebagai dosen adalah Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan IPDN. Selama 36 tahun menjalani tugas, pria kelahiran Bukittinggi, 25 November 1942 tersebut selalu berada di lingkungan sekolah pamong. 

Memulai karier sebagai pengasuh mahasiswa APDN Malang (1971), Indrarto lantas melanjutkan pengabdiannya ke APDN Nasional di Jatinangor (1989) yang kemudian menjadi Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) pada 1992 yang diresmikan langsung oleh Presiden Soeharto. Hingga 2004, tatkala STPDN diubah menjadi IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri), Pak In menjadi tokoh sentral yang dikenal tegas, disiplin, dan konsekuen membina praja. Karakter yang senantiasa dipelihara beliau sebagai teladan bagi siswa sekolah pamong. 

Kendati telah purnabhakti sebagai PNS, putra kedua Rektor IIP pertama, Soejekti Djayadiatma ini selalu mendapat undangan reuni dari setiap angkatan purnapraja se-Indonesia. Ketulusan Indrarto dalam menanamkan integritas bagi praja APDN/STPDN/IPDN membuat kehadiran beliau selalu dinanti-nantikan. 

Namun, pandemi covid-19 membuat purnapraja tak bisa lagi menghadirkan Indrarto. Mereka mengubah strategi melepas kangen tersebut yakni dengan memberi kejutan di lokasi tempat domisili Pak In di Kota Malang. Ayo Cafée yang bernuansa terbuka menjadi lokasi pilihan untuk memberikan surprise di hari ulang tahun ke-78 Sang Guru Pamong.  

Sejumlah rangkaian acara pun dipersiapkan. Antara lain, penyerahan rancangan buku Sang Guru Pamong dan bingkisan kado dari tim penyusunan buku Sang Guru Pamong yang dipimpin Maryunani  (Purnapraja Angkatan 01), dan anggota Andi Azikin (Purnapraja Angkatan 03), Amran Jamaluddin (Purnapraja Angkatan 05), dan Jose Rizal (penulis buku, Purnapraja Angkatan 07). Sedangkan panitia acara adalah dari IKAPTK Se-Malang Raya di bawah koordinator Drs. Zadim Effisensi, M.Si (Ketua IKAPTK Kota Batu/ Sekda Kota Batu).

Ustad Abdul Somad Mendoakan Sang Guru Pamong

Selain penyerahan draft buku, kado, dan pemotongan kue ultah, ada hal tak direncanakan panitia yang membuat Indrarto menangis. Jose Rizal yang saat itu sedang berdiskusi terkait bukunya dengan Indrarto, menyampaikan pesan dari Syahrial Abdi (Purnapraja Angkatan 06/Pjs Bupati Bengkalis), “Bang Syahrial titip pesan Pak, kalau beliau minta maaf belum sempat bertemu Bapak. Beliau mengaku masih memiliki hutang penjelasan pada Bapak atas pertanyaan Bapak saat reuni 06 di Jatinangor.”

Saat Indrarto mengingat-ingat siapa yang dimaksud, secara spontan Jose Rizal menghubungi Syahrial Abdi melalui video call. Rupanya Pjs Bupati Bengkalis tersebut sedang dalam perjalanan menjemput Ustaz Prof. H. Abdul Somad. Melihat wajah Syahrial, Pak In langsung teringat bahwa memang Syahrial pernah mencoba menjawab pertanyaannya dan berhasil membuat Pak In waktu itu terharu. 

“Ya saya ingat Saudara,” Kata Pak In, “Saudara masih hutang penjelasan pada saya.”

“Siap Pak In. Nanti saya langsung datang Pak,” ujarnya dari balik layar HP. 

“Baik saya tunggu”, balas Pak In.

Kata Pak In mengenang, “Saya bertanya pada seluruh purnapraja. Pertanyaan simpel saja. Tapi jawabannya tak ada yang memuaskan. Saya tanya begini. Mengapa purnapraja mengistimewakan saya? Bahkan cenderung memanjakan saya? Yang saya buat dulu biasa-biasa saja kok. Nah, kebanyakan jawaban mereka adalah karena saya telah tulus membina mereka. Jawabannya semua kurang lebih seperti itu. Saya jawab, itu memang tugas saya kok. Sudah seharusnya begitu.”

Pak In terus melanjutkan kisahnya, “Hingga satu orang, ya ini, Syahrial Abdi ini maju, jawabannya menyentuh hati saya.  Katanya, yang saya  dapatkan sekarang adalah karena pebuatan saya dulu. Dia mengkaitkan dengan ayat Al Quran yang kemudian dibacakannya. Yang artinya kurang lebih Allah akan membalas kebaikan orang walaui sebesar biji dzarrah sekalipun.” 

Pak In berkata, “Saya tak lagi mendengar perkataan Syahrial itu sampai selesai. Lantaran sudah menunduk dan cepat-cepat melangkah ke luar. Jujur saya menangis. Tapi jawaban itu masih belum memuaskan, sehingga sewaktu acara malamnya saya temui dia lagi, dan bilang sama Syahrial bahwa dia masih berhutang penjelasan.” 

Beberapa saat kemudian, telepon Jose Rizal kembali berbunyi. Sebuah permohonan Video Call tampak di HP, dari Syahrial Abdi 06. Ketika layar digeser, tampak Pjs Bupati Bengkalis ini telah berdampingan duduk dengan Abdul Somad. Tampak mereka sedang di ruang penumpang kapal, rompi pelampung terpasang di badan, bunyi kapal terdengar menderu.

“Adinda Jose,” Kata Syahrial, “Mana Pak In? katakan pada beliau. Yang memberikan penjelasan adalah Ustaz Abdul Somad langsung.”

Menurut Jose Rizal, Pak In awalnya kaget. Mengatakan mimpi apa semalam kok di hari ultahnya bisa teleponan dengan Ustaz Abdul Somad. 

Namun, karena sinyal buruk, percakapan terhenti. Lantas Jose Rizal mengetik WA pada Syahrial Abdi, bahwa baiknya direkamkan saja melalui video, katakan pada Pak Ustaz, karena hari ini Pak In ulang tahun, minta didoakan banyak kebaikan buat Pak In. 

Tak beberapa lama, sebuah video masuk di HP Jose Rizal. Tampak Ustaz Abdul Somad didampingi Syahrial Abdi dengan latar belakang laut biru dan pulau kecil. 

“Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh.” Kata Ustaz Abdul Somad, “Saya mengucapkan selamat ulang tahun kepada Pak Indrarto yang ke 78 tahun. Berkah usia Bapak, panjang umur sehat badan, sisa usia Bapak diisi dengan amal sholeh. Dalam Al Quran ada surat An Nahl ayat 97, Man 'amila ṣāliḥam, barang siapa yang berbuat baik, berbuat baik saja, Min żakarin aw unṡā, laki-laki atau perempuan, dalam Islam egaliter, sama laki-laki atau perempuan. Yang penting dia buat baik. Dia akan diberi dua. 

Pertama fa lanuḥyiyannahụ ḥayātan ṭayyibah, kehidupan berikutnya dia akan dapatkan kebaikan. Inilah yang sedang Bapak rasakan sekarang. Dulu Bapak integritas, waktu masih bertugas sebagai aaa..pengasuh siswa-siswa Bapak. Waktu itu Bapak melaksanakan tugas dengan baik, amal sholeh, janji Allah fa lanuḥyiyannahụ ḥayātan ṭayyibah, kehidupannya baik. Sekarang kehidupan Bapak baik. Bapak tenang. Tidak dikejar-kejar masa lalu. Lalu kemudian apa bedanya antara orang beriman dengan tidak beriman. Wa lanajziyannahum, nanti di akherat ada balasan lagi. Apakah setelah ada balasan yang sekarang di dunia bapak peroleh ini di akhirat lalu Bapak enggak dapat lagi? Dapat. Lalu yang sekarang ini? Ini baru DP-nya aja. Nanti cash-nya lebih lengkap lagi di Akhirat. Bedanya dengan orang yang tidak beriman, andai -mohon maaf- dia tidak percaya kepada Allah, di dunia ini dia tetap dapat, cuma nanti di akhirat, makanya disebut wahua fil akhirati minal khasirin, mereka di akhirat rugi karena dia tidak percaya dengan Allah tidak percaya dengan akhirat. Sedangkan orang yang percaya dengan Allah, di dunia dia dapat, di akhirat dia pun dapat. Semoga kami bisa mengikuti ketulusan, kejujuran, dan integritas Bapak. Semoga anak-anak didik Bapak yang Bapak asuh dulu, hari ini mereka mendapatkan kebaikan. Berkah selalu terima kasih. Wassalamualaikum warohmatulahi wabarakatuh” demikian pungkas Ustaz Abdul Somad yang berhasil membuat Pak In kembali meneteskan air mata. (Lka)

Artikel Terkait