Nasional

Melihat Pesona Pavilium Indonesia di Nansha Bird Park, Guangzhou

Oleh : Rikard Djegadut - Sabtu, 26/12/2020 19:30 WIB

Duta Besar RI Bapak Djauhari Oratmangun memberikan cindera mata berupa kopi luwak Indonesia dan sampul perangko peringatan 70 tahun hubungan diplomatik kepada pejabat Nansha.

Jakarta, INDONEWS.ID - Guangzhou sebagai kota perdagangan terbesar di wilayah selatan RRT tentu hampir semua orang telah mengetahuinya. Tapi siapa sangka, di kota ini terdapat bangunan bambu yang dibangun dengan desain khas nusantara dan sangat indah, oleh seniman asal Bali?

Namanya paviliun Indonesia. Terletak di taman burung Nansha sekitar 70 km dari pusat kota Guangzhou.

Duta Besar RI Bapak Djauhari Oratmangun didampingi Konsul Jenderal RI di Guangzhou (Bapak Gustanto), pejabat distrik Nansha, dan pemilik taman burung memotong pita serta membuka tirai papan nama, menandai peresmian Paviliun Indonesia, pada Sabtu, 26 Desember 2020.

Dalam sambutannya, Dubes Djauhari menyampaikan bahwa hubungan bilateral RI-RRT mengalami banyak kemajuan penting dimana nilai perdagangan, investasi dan pariwisata terus naik dan kerjasama antar kedua negara juga semakin erat.

Peresmian paviliun inipun menjadi sebuah kado indah perayaan 70 tahun hubungan diplomatik RI-RRT yang jatuh pada 13 April 2020.

Dalam kesempatan itu, Dubes RI memberikan cindera mata berupa kopi luwak Indonesia dan sampul perangko peringatan 70 tahun hubungan diplomatik kepada pejabat Nansha.

Paviliun Indonesia memiliki tiga lantai, sepenuhnya berbahan baku bambu dan dibangun oleh 11 seniman asal Bali. Di samping desain arsitekturnya yang kental dengan nuansa nusantara, aspek menarik dari bangunan seluas 500m persegi ini adalah bahan bakunya yang didatangkan khusus dari Yogyakarta dan Bali.

Proses pembangunan memakan waktu tujuh bulan, dan selesai pada September 2020. Ke depannya, taman burung bekerjasama dengan KJRI Guangzhou akan memanfaatkan keberadaan paviliun ini untuk promosi seni budaya, pariwisata dan ekonomi Indonesia ke wilayah selatan RRT.

Di pagi yang cerah itu, Dubes RI dan para tamu undangan juga berkesempatan berkeliling menikmati suasana tenang, semilir angin serta melihat pelikan, angsa, merak dan puluhan jenis burung lain yang hidup bebas di taman burung Nansha.

Di taman ini, nuansa nusantara tidak hanya ditemukan di paviliun saja loh! Ornamen dan perabot banyak yang didatangkan dari Bali. Selain itu toiletnya pun bergaya hotel-hotel bambu dari Bali.

Adalah Bapak Zhao Yang, pemilik taman yang menjadi sosok di balik itu semua. Beliau memiliki kecintaan besar terhadap bambu, pelestarian alam, serta seni dan budaya Indonesia, khususnya Bali.

Dalam berbagai kesempatan ke Bali dan Yogya, Bapak Zhao mengambil inspirasi dari hotel atau bangunan bambu yang dikunjungi dan menggabungkannya ke dalam desain paviliun Indonesia. Maka tak heran jika masuk ke dalam Paviliun kita akan merasa kerasan, seakan berada di kampung Indonesia.

Setiap tahun taman burung juga gelar kompetisi desain arsitektur bambu tingkat universitas di ASEAN dan RRT. Karya para finalis lalu dibangun dan dipajang di berbagai titik, menambah keindahan taman ini.

Nansha adalah salah satu dari 11 distrik kota Guangzhou, terletak di mulut delta sungai mutiara (Pearl River Delta) tidak jauh dari Shenzhen dan Macao.

Di distrik ini terdapat Port of Guangzhou, pelabuhan peti kemas terbesar ke-5 di dunia (tahun 2018 dengan kapasitas angkut 21,87 juta TEU) yang terus berkembang sejak digunakan lebih dari 2.000 tahun yang lalu (era dinasti Qin, 221 SM).

Di balik kesibukan kota pelabuhan dengan lalu lalang peti kemasnya, Nansha memiliki keindahan taman burung dan paviliun Indonesia yang patut dikunjungi. Ayo kita kesana!*

Artikel Terkait