Nasional

Selamat! Tiga Alumni SMA 3 Jakarta Ditunjuk Jadi Bos SWF Indonesia

Oleh : Rikard Djegadut - Kamis, 21/01/2021 17:59 WIB

Foto: Ketua DPR RI Puan Maharani bertemu Menteri Keuangan Sri Mulyani (Tangkapan Layar Instagram @puanmaharaniri)

Jakarta, INDONEWS.ID - Pemerintah RI menunjuk tiga (3) nama untuk menjadi Dewan Pengawas (Dewas) pada Indonesia Investment Authority (INA) atau SWF (Sovereign Wealth Fund)

Ketiga nama itu adalah Yozua Makes, Darwin Cyril Noerhadi, dan Haryanto Sahari. Menariknya, dari tiga sosok yang akan menjadi pimpinan di lembaga anyar pemerintah di sektor keuangan itu berasal dari satu sekolah.

Ketiganya tercatat sebagai alumni SMA 3 Teladan Jakarta. Yozua Makes dan Darwin Cyril Noerhadi merupakan angkatan 79 semantara Haryanto Sahari angkatan 74.

Mengutip CNBC, ketiga nama ini akan mengawasi para Dewan Direktur SWF.

Yozua Makes adalah seorang pengacara sukses yang sudah eksis selama 30 tahun di bidang Corporate Finance. Ia juga pengusaha yang membangun brand Plataran (Bisnis Perhotelan) pada 2009.

Sementara Darwin Cyril Noerhadi adalah Komisaris Utama (Independen) PT Mandiri Sekuritas, Komisaris (Independen) PT Austindo Nusantara Jaya Tbk, dan Direktur Utama/Senior Managing Director Creador Indonesia. Ia juga Komisaris di RS Hermina.

Sebelumnya, Darwin menjabat sebagai Managing Director/CFO PT Medco Energi Internasional Tbk, Partner PricewaterhouseCoopers Indonesia - Corporate Finance, Direktur Utama PT Bursa Efek Jakarta, Direktur Utama PT KDEI, dan Executive Director PT Danareksa.

Ia meraih gelar Doktor di bidang Strategic Management (cum laude) dari Universitas Indonesia, MBA bidang Keuangan dan Ekonomi dari University of Houston, dan Sarjana Teknik dari Institut Teknologi Bandung.

Sementara, Haryanto Sahari adalah Komisaris Independen Bank Permata. Ia lulusan Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia pada tahun 1982.

Saat ini, Haryanto Sahari menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Bukit Barisan Indah Prima sejak September 2011, Anggota Komite Audit di Universitas Indonesia sejak November 2016 dan PT Unilever, Tbk. sejak Oktober 2016.

Pemimpin Redaksi Indonews.id, Drs. Asri Hadi, MA yang juga merupakan Alumni SMAN 3 Teladan Jakarta mengucapkan selamat kepada ketiganya. Semoga selalu amanah dan terus mengharumkan almamater tercinta.

"Selamat bertugas dan jaga nama baik SMA 3 Teladan Jakarta dan semoga tambah sukses dan tetap menjaga integritas," ucap Asri Hadi.

Masih Menurut CNBC, Dewan pengawas SWF sesuai aturan terdiri dari 2 orang Menteri yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir dan 3 perwakilan professional.

"Tiga nama itu yang dipilih Presiden sebagai calon Dewas Independen LPI. Maka sesuai dengan aturan dan mekanisme bahwa Presiden berkirim surat untuk melakukan rapat konsultasi dengan DPR. Sehingga hari ini kami menerima Pansel beserta tiga orang calon anggota Dewas Independen itu" ujar Ketua DPR Puan Maharani, yang didampingi Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsudin, Rachmat Gobel, serta Muhaimin Iskandar.

Puan mengatakan pembentukan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Fund (SWF) merupakan amanat Undang-Undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker).

Politisi PDI-Perjuangan itu menuturkan secara struktur kelembagaan, SWF atau Lembaga Pengelola Investasi akan terdiri atas Dewan Pengawas dan Dewan Direktur. "Dewan Pengawas terdiri dari menteri dan unsur profesional yang diangkat oleh Presiden," ujar Puan.

Nantinya, menurut perempuan pertama yang menjadi Ketua DPR RI itu, nama-nama yang dikirim Presiden Joko Widodo sebagai Dewan Pengawas LPI akan dikonsultasikan dengan DPR RI. "Dikonsultasikan dengan DPR. Sesuai UU Ciptaker, lembaga ini mulai beroperasi Januari 2021," terangnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah akan menyiapkan modal awal sekitar Rp15 triliun hingga Rp75 triliun untuk membentuk LPI atau SWF. Dengan modal awal sebesar itu, Sri Mulyani menilai LPI akan mampu menarik atau mengelola investasi yang masuk ke Tanah Air sekitar Rp225 triliun atau tiga kali lipat dari modal awal.*(Rikard Djegadut).

 

 

Artikel Terkait